Prolog

17 0 0
                                    

Pada zaman dahulu, atau lebih tepatnya pada abad ke-15, dunia selalu dihadirkan rasa takut oleh suatu hal yang tak pasti.

Pada zaman itu ketakutan yang mereka rasakan dapat berasal dari berbagai sumber. Mungkin dari dalam sendiri, atau mungkin dari pengaruh orang sekitar. Dapat pula dari peraturan kerajaan yang sangat mengikat dan hukuman bagi pelanggar yang tidak main-main penderitaanya.

Hukum saat pada zaman tersebut sangatlah mutlak. Jadi jika ada yang melanggar peraturan yang pemerintah buat walaupun sedikit saja, mungkin kau bisa kehilangan salah satu anggota tubuhmu. Hal itu termasuk fitnah tak mendasar yang dibuat-buat oleh suatu oknum tertentu. Membeci seseorang lalu memfitnahnya, hal itu sudah biasa dilakukan oleh orang-orang zaman dahulu, bisa jadi itu sudah menjadi suatu budaya yang praktis untuk menyingkirkan seseorang yang mereka benci.

Salah satu cara yang paling sering mereka gunakan adalah dengan memfitnah seseorang dengan menyebutnya sebagai seorang penyihir. Mungkin terdengar sangat sederhana tapi dengan hanya memfitnah seseorang dengan sebutan penyihir 100 orang mungkin akan cepat mempercayai hal tersebut. Kemudian tak lama setelah itu kabar burung pasti akan secepatnya sampai ke telinga pemerintah. Tak harus menunggu berbulan-bulan atau berminggu-minggu, pemerintah pasti akan menindak lanjuti seseorang yang diduga sebagai penyihir tersebut. Hukuman yang mereka berikan biasanya akan menimbulkan rasa sakit dibagian organ vital. Umumnya hukuman yang mereka berikan hanya untuk memberikan pengaruh terhadap si penyihir.

Mungkin terdengar begitu sadis tapi begitulah kenyataannya. Atau mungkin bisa kalian kesimpulkan itu sudah tidak terdengar lagi seperti hukuman, bahkan jika sudah melalui metode demikian itu akan terlihat seperti sebuah penyiksaan.

Ya benar penyiksaan.

Bahkan orang yang telah difitnah pasti akan melalui metode ini. Tergantung bagaimana pemerintah melakukannya secara terbuka atau tertutup.

Metode yang pemerintah gunakan sebenarnya semata-mata hanya untuk membuktikan kebenaran yang ada. Jika memang benar orang tersebut adalah seorang penyihir maka jika saat dia tersiksa pasti akan mengeluarkan suatu sihir untuk membebaskan dirinya.

Lalu bagaimana dengan mereka yang sama sekali tidak bersalah tentang hal tersebut?

Tidak banyak yang terjadi. Pada akhirnya mereka hanya memiliki kemungkinan sekitar 20% untuk bisa bertahan hidup dari penyiksaan tersebut.

Keberadaan penyihir pada masa itu sangatlah meresahkan. Banyak sekali sejarah yang menuliskan keberadaan mereka. Di buku atau di internet kau pasti dengan mudah mencari keberadaan mereka.

Dari masa ke masa keberadaan penyihir sudah mulai pudar di telinga masyarakat dan dari generasi ke genarasi keberadaan penyihir juga sudah dianggap sebagai hal yang tabu untuk diperdebatkan.

Lalu, apakah benar hal tabu ilmu sihir dan penyihir yang selama ini kita lihat di beberapa cerita fiksi itu nyata?

###


Baiklah.

Kita kembali ke masa kini. Dimana cerita tentang penyihir yang selalu ditakutkan kini hanya menjadi sebuah hiburan dari berbagai cerita.

Hidup sebagai siswa normal dengan tenang, gambaran itulah yang selalu muncul dikepalaku. Selama 10 tahun terakhir aku sudah melakukan berbagai hal yang menurutku bisa menenangkan hari-hariku. Tidak dengan kabar desas-desus yang mengganggu, itu sudah seperti surga yang aku impikan.

Tapi belakangan ini sepertinya surga yang sudah aku dapatkan kini sedikit demi sedikit sudah seperti terasa panas. Mungkinkah ini akan perlahan menjadi neraka?

Panas yang ditimbulkan bahkan kini tiap hari selalu membakar telingaku. Pembicaraan para siswi yang ada di kelasku itu adalah suatu pematik yang sangat mematikan. Beberapa kali aku mencoba menutup telinga selalu saja gelombang suara yang mereka keluarkan menembus pertahananku.

Hello, Single!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang