"Bruk!"
"Akhirnya sudah kita temukan beberapa buku tentang penyihir."
"Nah sekarang, ayo kita segera melakukan pencarian informasi tentang penyihir dengan berbagai macam buku."
Perilaku Hendra dan Dani membuatku mengerutkan dahi. Dari yang aku lihat ada sejumlah belasan buku yang mereka bawa.
"Buku apa yang kalian bawa?" Tanyaku dengan wajah asam.
"Buku yang isinya membahas tentang penyihir." Jawab Hendra.
"Jadi kalian datang kesini hanya untuk mencari hal yang berbau tahayul?"
"Mungkin itu benar." Jawabnya sambil tersenyum.
Hendra kemudian meletakkan buku yang masih dibawanya di atas meja. Segera Hendra dan Dani duduk di kursi yang masih kosong.
"Tapi, aku mempunyai beberapa informasi yang menarik untuk kita bahas. Informasi-informasi yang membuatku tertarik ada di dalam buku-buku ini."
"Sebelum kita mencari tahu keberadaan si penyihir alangkah baiknya kita juga harus mengetahui beberapa hal penting tentang penyihir." Jelas Dani yang ikut menjelaskan maksud Hendra.
Penjelasan mereka berdua membuatku ingin segera mengakhiri pembahasan. Namun karena aku sudah terlanjur tiba di sini tidak ada salahnya jika hanya berkomentar dan mendengar. Lagipula di perpustakaan yang baru ini buku-buku yang mereka sediakan kebanyakan hanya sejenis buku pembahasan soal ujian dan buku ilmu pengetahuan.
"Baiklah, terserah kalian saja. Jangan pedulikan aku. Disaat kalian akan membahas persoalan itu aku akan duduk manis dengan sangat tenang." Jelasku yang tak mau peduli dengan arah pembahasan ini.
"Oke." Jawab Hendra dengan tersenyum. "Tapi sebelum kita mulai apa ada yang ingin kau tanyakan?"
"Ya ada." Jawabku spontan.
"Tolong jangan menanyakan kapan ini semua akan selesai." Kata Hendra yang seolah mengerti apa yang akan aku tanyakan.
Dengan perasaan kesal ku palingkan wajahku lalu berkata "Cih! Jangan coba-coba membaca pikiranku."
"Dari manapun kami juga akan tahu jika kau menanyakan hal itu. Sekali lagi aku tanya, apa ada yang ingin kau tanyakan sebelum kita mulai? Tolong tanyakan seputar hal yang akan kita bahas nanti."
Hendra mengatakan itu seolah dia sudah tau tentang hal yang dia bahas. Aku juga akan pergi dari sini segera jika mereka sudah tidak bisa menyeimbangkan materi yang mereka bahas. Tapi lebih dari semua itu Hendra secara tidak langsung memintaku untuk bertanya seputar dunia sihir. Tapi apa yang harus aku tanyakan? Oh! Begini saja.
"Jika materi soal penyihir itu ada, itu artinya ada juga orang yang melakukan ilmu sihir. Pertanyaanku kali ini singkat saja. Di dunia yang sangat meragukan ini orang yang di sebut-sebut sebagai penyihir ini apakah ada buktinya?"
Suasana menjadi sangat tegang. Meskipun terasa tegang tidak ada sama sekali yang memasang mata terbelalak.
Ada apa dengan sikap mereka?
"Ahmad. Kau tahu Nicholas Flamel?" Tanya Hendra dengan nada serius.
"Tentu. Dia adalah salah satu karakter yang ada di buku dan film 'Harry Potter'. Di film diceritakan Nicholas Flamel telah menciptakan batu Philosopher dan telah berusia lebih dari 600 tahun ketika bertemu dengan Dumbledore. Apa hubungannya dengan semua ini. Itu hanya ada di dunia fiksi."
"Tidak. Kau salah." Sambil mengambil sebuah buku yang ada di tengah-tengah tumpukan buku yang ada di sampingnya.
"Sreeeeek..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Single!
HumorSMA Swasta Kejora Jakarta Selatan adalah sekolah yang memiliki akreditasi A. Sekolah swasta yang paling diminati oleh lulusan SMP di kotanya. Murid-murid yang ada di sana rata-rata sudah memiliki tujuan yang pasti pada saat lulus nanti. Meskipun dem...