"Hm.. sebaiknya aku baca apa ya?"
Kali ini aku berada ada di dalam rumah. Rumah yang sudah kuanggap seperti istana kerajaan bagiku. Pagar di luar rumah yang biasa aku sebut sebagai benteng sudah ku tempelkan secarik kertas dengan tulisan 'tidak ada orang di rumah'.
Sabtu, 6 Agustus.
Ya. Hari ini adalah hari Sabtu. Hari paling dinantikan oleh kebanyakan siswa. Karena di hari inilah hari dimana para siswa bisa beristirahat di rumah.
"Tapi banyak sekali buku yang aku simpan di sini. Terutama buku komik. Oh! Aku baru ingat. Aku harus menyelesaikan pekerjaanku sebagai komikus. Tapi sialnya aku tidak bisa mendapatkan ide cerita sama sekali. Lalu buku mana yang bisa digunakan untuk refrensi pekerjaanku?"
Aku bergumam seolah akan mendapat sebuah ide. Tapi lebih dari itu aku sama sekali tidak bisa mendapatkannya. Liburanku di akhir pekan berbeda dengan murid SMA kebanyakan. Jika mereka lebih senang menikmati liburan mereka di tempat-tempat yang menyejukkan mata aku lebih suka menghabiskan waktu liburanku di rumah sambil membaca buku. Buku yang aku baca sangat beragam. Seperti buku yang paling aku sukai yaitu buku komik. Lalu kedua adalah buku novel.
"Ah! Ketemu. Aku juga baru ingat jika Minggu lalu aku membeli novel ini."
Bicara soal novel Minggu lalu aku baru saja membeli novel yang saat ini sedang 'booming' di beberapa toko buku. Setiap 'arc' memilki sudut pandang yang berbeda. Kini seri bukunya sudah memasuki seri yang keempat.
"'Terlihat Dekat Namun Terasa Jauh' judul yang sedikit aneh kurasa. Tapi si novelis membuat cerita ini terasa sangat nyata ketika membacanya. Siapapun yang membuat novel ini pasti dia orang yang sangat jenius."
Penasaran dengan nama novelis kucoba memutar balikkan buku yang masih tersegel ini. Dan kutemukan namanya di sisi pangkal buku.
"Sira. Nama yang singkat untuk nama pena. Aku harap suatu hari nanti aku dapat bertemu dengan penulis cerita ini dan meminta saran bagaimana cara membuat cerita yang bagus. Jika dilihat dari namanya dia sepertinya seorang perempuan. Mungkin saja dia cantik."
Seketika aku membayangkan bagaimana sosok wajah yang memiliki nama pena Sina ini. Tapi kemudian..
"Tapi tunggu. Itu semua belum menjamin jika dia benar-benar perempuan. Nama pena bisa saja bertolak belakang dengan nama aslinya. Bisa saja nama yang dia gunakan adalah singkatan dari nama aslinya. Jika itu benar bisa saja namanya adalah Barsi Rahadi. Atau mungkin Hamsi Razak. Tapi itu semua bukannya nama pria?"
Cara berpikirku mulai tak karuan. Setiap kali aku mencoba berpikir terus saja berakhir seperti ini. Ini sebabnya aku selalu kesulitan untuk mencari sebuah ide cerita.
"Ahmad!"
Seseorang sedang berlari ke arah kamarku. Tapi setidaknya aku tahu siapa yang sedang memanggilku.
"Kreekk..."
Suara pintu kamarku terbuka.
"Astaga! Lihat kamarmu. Sangat berantakan."
"Kenapa ibu terkejut? Bukannya ibu sudah sering melihat kamarku yang berantakan."
"Ya. Dan ibu juga sudah sering menyuruhmu untuk membersihkan kamar."
"Itu tidak adil. Bahkan aku baru saja mendengarnya."
"Itu salahmu karena tidak pernah mendengarkan kata ibu. Cepat bersihkan kamarmu atau kau tidak akan dapat sarapan."
"Blakk..!!!"
Suara bantingan pintu kamar yang dilakukan oleh ibu membuatku merasa terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Single!
HumorSMA Swasta Kejora Jakarta Selatan adalah sekolah yang memiliki akreditasi A. Sekolah swasta yang paling diminati oleh lulusan SMP di kotanya. Murid-murid yang ada di sana rata-rata sudah memiliki tujuan yang pasti pada saat lulus nanti. Meskipun dem...