Esok pagi aku sekolah dengan jalan kaki. Mama belum menemukan pengganti supir dan mobil ku belum selesai perbaikan yang akan memakan waktu lama karena bagian depannya rusak parah dan kacanya pecah.
Waktu istirahat aku tidak menemukan Robert padahal aku ingin menanyakan sesuatu padanya. Dari masuk sampai pulang sekolah aku tidak menemukannya dimana dia? Dia kelas berapa sih? Apa aku SMS dia bilang mau ketemu dan menanyakan hal yang penting? Tapi aku malu kalau harus bilang seperti itu. Bagaimana kalau dia memperingatiku waktu itu karena dia hanya menebak? Atau bagaimana kalau yang berbicara padaku ditanam itu bukan dia atau imajinasiku saja tapi aku berfikiran bahwa itu dia?
"Hei nunggu siapa?" Tanya seseorang dari belakangku
"Ari? Ada apa?" Tanyaku sambil melirik ke benda yang dibawanya.
"Lagi nunggu siapa? Kok belum pulang?" Tanya Ari lagi
"Oh gw? Eh? Gak gw lagi ga nunggu siapa siapa , ini belum pulang karena lagi mesen ohjek. Itu apa?" Tanyaku sambil menunjuk ke pelastik hitam besar yang sepertinya berat.
"Ini pianika baru yang mau gw bawa ke ruang musik" jelas Ari
"Ohh banyak ya? Kayaknya berat, mau dibantu?"
"Aa..oh.. bo boleh lah pastinya" Ari kegiranganSambil jalan ke ruang musik aku dan Ari berbicara dari hal ini ke hal itu mulai dari kesukaan, pendapat, dan eskul
"Kok gw baru tau kalau lu ikut eskul musik? Lu ga pernah kasih tau gw sih"
"Lu nya aja ga nanya" Jawab Ari yang membuatku kesal
"Ish" sekilas aku melihat Robert melewati ku.
"Ada apa Feb?" Tanya Ari
"Emm gw bantu sampai sini aja yaa, maaf. Dahh" aku meninggalkan Ari sambil melambaikan tangan.Aku berlari mencoba menemukan Robert yang tadi melewati ku, ternyata dia belum pulang. Dan sampai akhirnya aku melihat dia di depan gerbang sekolah. Dia mau pulang! Kebetulan sekali aku bisa memata matainya
I have a Penn... i have a..
Eh? Ada telphone masuk? Aku menghentikan langkah ku dan mengangkat telphone aku lupa melihat siapa yang nelphone. Ternyata itu adalah abang ohjek yang tadi aku pesan. Dia bilang dia sudah ada di depan gerbang. Huh.. aku melupakan itu. Aku langsung ke gerbang depan dan membatalkan ohjek yang kupesan tadi, dia agak kesal jadi ku berikan dia uang makan siang yang bahkan lebih besar dari biaya ohjek yang kupesan.
Setelah itu aku kembali mengikuti Robert untunglah saat aku menerima telphone dan berbicara dengan abang ohjek, dia mampir sebentar di Warung depan sekolah. Aku mengikutinya sampai depan gang yang sempit dan aku juga mengikutinya karena berharap dapat waktu yang pas untung mengatakan apakah dia itu seorang vampir dan untuk membuktikannya apakah itu benar atau tidak siapa tau dia menggigit seseorang di salah satu rumah kosong. Ya ampun baru saja aku suudzon padanya. Dia memang kelihatan aneh dan terlihat seperti memiliki sesuatu yang khusus dan hebat seperti menebak atau menghilang dengan cepat tapi belum tentu dia seorang vampir dan ga mungkin di zaman kek gini ada seorang vampir haha aku lah yang aneh bukan dia. Aku berniat untuk meninggalkannya dan tidak melanjutkan mengikutinya lagi. Namun ...
Brakkk...
Insiden terjadi. Robert tertabrak mobil yang melintas di gang ini sepertinya lagi lagi karena supirnya yang mengantuk. Depan mobil itu hancur dan mobil itu berhenti sejenak dan melanjutkan jalannya dengan sangat cepat. Tabrak lari!
Aku tak sanggup mendekatinya aku bingung kalau aku mendekatinya aku akan dikira penguntit kalau aku biarkan saja dia bisa saja meninggal kalau darahnya terlalu banyak.Robert yang terjatuh mengerang. Pasti sangat sakit sekali. Lalu, sekilas dia melihatku. Tidak dia memang melihatku. Aku tak tau harus melakukan apa. Saat mobil lain yang melewati gang itu lewat Robert .... menghilang.
Aku memang tidak salah kan kalau berfikir kalau dia itu seorang vampire?
Aku langsung jalan pelan pelan ke tempat kejadian. Banyak cipratan darah dan... beberapa...besi besi kecil Apakah hanya menabrak Robert mobil bisa sehancur ini? Tapi apakah benar besi besi kecil kecil ini bekas mobil yang tadi menabrak robert? Atau.. tidak tidak aku tak boleh suudzon lagi padanya. Aku langsung meningkatkan tekad ku untuk mengetahui siapa Robert sebenarnya aku mengikutinya tetesan darah yang lewat ke gang lebih kecil aku rasa ini berasal dari Robert hingga ku berhenti di sebuah jalan buntu.
"Loh?" Aku menyadari kalau tetesan darahnya terhenti dan melihat ke depan kalau jalan nya buntu.
"Cukup membuntuti ku dasar penguntiti" suara ini sangat kukenal suara Robert!
Aku menoleh ke belakang dan benar saja Robert yang ada dibelakangku.
"Aku bukan penguntit!" Aku melirik kakinya dan ternyata...
"Ahhhh!" Aku kaget setengah mati hingga berteriak.
"Kenapa?" Tanya Robert yang melihatku kaget dan berteriak dia pun melihat ke kakinya yang dari tadi ku lihat. Jelas saja dia sangat kaget.Kulit kaki Robert robek hingga terlihatlah...
Mesin mesin kecil. Aku kaget setengah mati melihatnya. Jadi siapa Robert sebenarnya? Yang pasti dia bukanlah seorang vampir
____________________________Jangan lupa di vote dan komen yaa.. don't be a silent reader. Ikuti aku juga, back? Bilang aja😊❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak terlihat tapi ada
RomanceWalau tak bersama selamanya denganmu tapi aku bahagia bisa ditakdirkan bertemu denganmu.