Drrrtttt.....drrrtttt....drrttt...
Smartphone mu bergetar, kamu terbangun karena itu. Kamu meraih smartphone mu dan melihat nama yang tertera di sana. Kookie. Kamu menjawabnya.
"Noona bangun! Jangan terlambat datang ya? Atau perlu kujemput?"
"Kookie jangan berteriak, aku baru saja bangun tidur."
"Ah maafkan aku noona. Tapi perlukah kujemput nanti? Aku ada ulangan minggu depan."
"Iya-iya jemput saja 30 menit lagi."
"Baiklah sampai ketemu nanti ja--noona."
Jungkook mematikan sambungan teleponnya. Kamu menggeram. Kamu segera bangun, dan membasuh tubuh menggunakan air. Setelah selesai mandi kamu berganti baju dengan kaos putih kebesaran yang biasa kamu pakai, berniat untuk sarapan sebelum pergi.
Bel apartemenmu berbunyi, kamu segera memakai celana selutut, dan menghampiri pintu untuk mengetahui siapa penekan bel.
Jungkook, seorang siswa SMA tahun terakhir yang menjadi muridmu. Dia saat ini sedang berdiri di depanmu, senyumnya merekah dengan lebar hingga dua gigi kelincinya tampak. Manis. Begitulah kesanmu pada Jungkook.
"Sudah kubilang untuk menjemputku 30 menit lagi, dan kau datang 20 menit lebih awal."
"Lebih awal apanya? Kan ini sudah 30 menit noona." Balas Jungkook.
"Benarkah?" Kamu melihat ke arah jam dinding yang ada di ruang tamu, benar saja waktu sudah berlalu setengah jam sejak Jungkook membangunkanmu.
"Kalau begitu masuklah, aku akan berpakaian."
Kamu mempersilahkan Jungkook masuk, ia duduk di atas sofa. Sedangkan kamu memasuki kamar untuk berganti baju.
"Kook kau bisa minum susu jika mau, ada di kulkas!" Teriakmu pada Jungkook dari dalam kamar.
"Iya noona." Jungkook langsung bangkit menuju dapur, dan mengambil sekotak susu cokelat, mangkuk, dan sekotak sereal. Ia tahu kamu belum sarapan, jadi ia menuangkan sereal dan susu ke dalam mangkuk, tak lupa juga ia menuangkan susu ke dalam gelas untuk diminum.
"Noona sarapan!" Teriak Jungkook.
"Iya, sebentar."
Kamu keluar kamar menggunakan dress pink selutut tanpa lengan, gelang Peach, kalung, dan jepit rambut perak. Untuk kali ini kamu meninggalkan marker dan syal hitam.
Jungkook ternganga melihatmu, matanya tidak berkedip. Mulutnya sedikit terbuka. Terpesona.
"No-noona sarapannya." Jungkook mendorong mangkuk itu ke arahmu ketika kamu sudah duduk.
"Terima kasih Kook." Kamu mencubit pipi Jungkook.
~~~
Kalian tiba di rumah Jungkook, ia membuka gerbang rumahnya. Kalian masuk ke dalam rumah, rumah Jungkook kosong karena memang ia tinggal sendiri. Kalian langsung memasuki kamarnya. Di kamar Jungkook sudah ada meja yang terdapat setumpuk buku di atasnya.
"Nah Kook, ulangan minggu depan tentang apa?"
"Limit fungsi. Bagian trigonometri sangat susah, aku tidak mengerti."
Walaupun kamu adalah mahasiswi jurusan desain, tapi jangan remehkan kemampuanmu dalam mata pelajaran yang lain, terutama matematika.
"Ok baiklah. Mari kita mulai." Kamu membuka buku Jungkook, halaman berisi materi limit pun muncul.
"Jadi bagian ini harus dimisalkan lebih dahulu, maka limit ini akan berubah menjadi mendekati nol. Setelah itu kalikan dengan besar sudut sinusnya. Maka nilai limit tersebut akan diketahui." Jelasmu, tetapi bukannya mendengarkanmu, Jungkook malah memandangimu, kedua sudut bibirnya naik ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven First Dates
FanfictionStory ini terinspirasi dari drama seven first kiss, tahu kan? Gak tahu? Ya udah wkwkwkwk. Pokoknya kalian di sini jadi tokoh utamanya, dan couple kalian adalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . BTS!! *ba dum tsss* Silahkan nikmati...