Third First Date

152 21 4
                                    

Kamu mengawali hari dengan turun dari ranjang, dan beranjak ke kamar mandi. Seolah kamu sudah tahu akan melakukan apa hari ini, kamu bangun pagi. Seusai mandi, kamu pergi ke dapur, seperti dirasuki sesuatu kamu membuat kimbap. Tak hanya kimbap, ternyata kamu juga punya kimchi di kulkas, dan isi kulkas mu juga penuh. Tidak kosong seperti biasanya.

Setelah membuat kimbap, kamu menyiapkan ocha dingin, menuangkannya ke dalam termos. Kamu membuat telur gulung, japchae dengan daging yang berlimpah, insting mu memberi tahu untuk memberi daging yang banyak pada masakanmu. Setelah itu selesai kamu memasukan berbagai masakanmu ke dalam kotak doshirak.

~~~

Saat ini kamu mengenakan dress warna merah tanpa lengan, berkancing. Kamu mengenakan ikat pinggang warna putih, tak lupa tas yang lumayan besar untuk isi yang banyak. Kamu mengikat rambut ikalmu, kamu hanya memoles make up tipis pada wajah. Kamu mulai bersiap, kamu mengecek smartphone mu.

From: Yoongi
Bersiaplah aku akan menjemputmu 10 menit lagi.
08.00

Kamu segera memakai flat shoes warna putih, membuka pintu apartemen dan menuju ke lobby--yang tidak bisa disebut lobby.

Kamu seolah mulai terbiasa dengan semua ini, tanpa ada rasa terkejut sama sekali. Tapi kamu masih bingung apakah ini mimpi atau kenyataan. Karena semuanya begitu sempurna, bahkan setelah kamu bangun, satu paket marker, dan gelang Peach masih ada di apartemenmu. Tidak hilang. Hal ini membuatmu makin ragu, apakah kisah mu hanya mimpi, tapi barang itu sungguhan. Atau semua ini memanglah hanya mimpi.

Tak menunggu lama, sebuah mobil berhenti di depanmu. Seseorang turun dan menghampirimu.

"Apakah kau menunggu lama?" Tanya Yoongi.

"Tidak, aku juga baru keluar Yoon." Kamu tersenyum manis pada Yoongi.

"Silahkan masuk." Yoongi membukakan pintu mobil untukmu, kamu masuk ke dalam setelah sebelumnya berterima kasih.

Rencananya kalian hari ini akan piknik bersama di taman, menikmati angin musim semi dan bunga sakura yang berguguran. Yoongi memacu mobilnya hingga ke taman yang ada di perbatasan, tak terlalu terpencil. Kalian berdua turun, kamu dan Yoongi berjalan bersama. Di tangan kanannya terdapat sebuah gulungan tikar, sedangkan tangan kirinya tas yang tadi kau bawa.

"Bagaimana jika di sini?" Tanya Yoongi, ia berdiri di bawah pohon sakura yang agak besar, tercecer kelopak bunga di bawahnya.

"Boleh." Kamu mengambil alih tas mu dari tangan Yoongi, sementara ia menggelar tikar.

Setelah tikar itu digelar, Yoongi langsung menempatkan dirinya untuk tidur. Tangannya ia gunakan sebagai bantalan, ia memejamkan mata. Kamu hanya melongo, apakah kencan kalian kali ini kamu akan dicueki oleh teman kencanmu sendiri.

"(Y/n) duduk." Titah suga. Kamu segera duduk bersimpuh. Mengeluarkan kotak doshirak, termos, beserta alat makan. Tetapi Yoongi merebahkan kepalanya di atas pahamu, kedua tangannya ia lipat di depan dada.

"Tujuan mu kesini sebenarnya untuk tidur atau apa Yoon?" Wajahmu merengut.

"Aku ingin mencari inspirasi, tapi sebelum itu aku akan tidur." Tangan Yoongi meraih tanganmu, menuntunnya ke kepalanya. Ia minta dielus rupanya.

"Duuhh... bagaimana dengan makanan yang kubuat?" Kamu hanya meletakkan tanganmu di atas kepalanya.

"Baiklah makan dulu." Yoongi langsung bangkit. Ia duduk menunggumu membuka doshirak.

"Mari kita makan!" Sorakmu, kamu mulai mengambil sepotong kimbap dan menjepitnya dengan sumpit. Memasukannya ke dalam mulut.

Yoongi hanya diam, sepengetahuanmu--dari Chaerin tentu saja--Yoongi adalah orang yang dingin, ketus, dan tidak ramah. Tapi menurutmu, melihat sikapnya ia tidak nampak seperti itu. Ia terlihat normal seperti pria pada umumnya.

Seven First DatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang