Chapter 1 - New Life

200 14 6
                                    

Previous
" Apa kalian ingin tetap hidup jika melewati keseharian seperti ku? Inilah hidupku, bukankah menjadi air atau tanah lebih baik"

.
.
.

"Akhh!" Aku meringis kesakitan setelah dia memukul kepalaku dengan buku yang sangat tebal.
Kalian tau itu sangat sakit, sungguh!

"Kamu mau jadi anak seperti apa kelak hah!! Jika menuruti perkataan ayahmu saja tidak bisa. Anak kurang ajar" dia terus bicara sembari memukul badanku dengan buku.

Aku ingin berlari dari tempat ini, tapi apa yang dapat aku lakukan? Bahkan untuk berbicara satu katapun aku tak bisa.

Aku terus meringis kesakitan. Tak ada seorang pun yang menolongku. Apakah melihatku seperti ini membuat kalian bahagia? Aku mohon siapapun kalian, tolonglah aku~

BUKK!! Dia menendang kepalaku dengan sangat keras, hingga kepalaku membentur pintu yang ada disana.

Tiba-tiba semua yang ada di hadapanku gelap dan hitam. Tubuhku serasa melayang. Aku pingsan berlumur darah. Siapa yang perduli? Bahkan kalian hanya diam dan menonton saja.

~

"Ibu.. IBU!!!" aku melihat seorang wanita berjalan menjauhiku. Aku yakin dia ibuku. Tapi kenapa dia pergi? Dia tidak ingat padaku?

"Aku putrimu ibu jangan pergi, aku rindu padamu" aku berteriak sambil menangis berharap wanita itu datang menghampiriku.

Aku terkejut setelah seseorang memegang pundakku. Aku berbalik lalu memeluknya erat. Aku yakin dia ibuku.. hangat.

"Putri ibu kenapa menangis hm? Kamu kan putri yang kuat. Jangan jadi cengeng ibu kan sudah melarangnya sayang" ucapnya lembut sembari mengelus kepalaku.

"Ibu aku rindu padamu, kau tau hidupku tanpamu sangat sulit. Rasanya lebih baik mati daripada hidup disana, bersama laki-laki itu" aku terus saja menangis.

"Chelin percayalah suatu saat nanti kamu akan hidup dengan bahagia. Ingat untuk selalu tersenyum. Tidak ada kata menyerah juga menangis, itu payah sekali. Chelin yang ibu kenal sangat kuat juga cantik" ucapnya halus.

Suara merdu yang sudah 3 tahun tidak aku dengar membuat hatiku benar-benar merasa tenang.

"Ibu.. sekarang aku akan hidup bahagia. Aku janji~ sekarang kan aku bersama dengan ibu"
"Kamu tidak disini sayang, kamu harus hidup di tempatmu. Surga ini tempat ibu"
"Apa maksudnya? Aku sudah mati kan? Aku akan tinggal disini bersama ibu kan? Ibu!! Jawab aku. IBU!!!!"

~

Aku membuka mataku, gelap
juga hitam. Ini dimana? Bukan surga, tidak mungkin kan aku masuk neraka? Hidupku sudah sangat sulit. Oh sungguh ini sangat tidak adil!

"Kamu sudah sadar? Baguslah" ucapnya

Tunggu, jadi aku bukan di neraka. Aku masih hidup? Tapi siapa orang yang bicara tadi? Itu suara laki-laki, tapi itu bukan suara ayahku.

"Hey kamu siapa? Kamu bukan ayahku!!" aku berteriak cukup keras
"Aku Darrel" jawabnya singkat

"Da.. siapa? Darrel?? Aku tidak pernah dengar namamu. Ini dimana? Kenapa gelap sekali nyalakan lampunya! Aku ingin melihat wajahmu! Siapa tau aku pernah melihatmu"tanyaku

"Hm.. bisa di bilang ini rumahku. Biasa kusebut Bavillare. Zaman sekarang orang-orang menamai rumahnya kan"jawabnya

"Terserah aku tak peduli, jadi bisa nyalakan lampunya disini gelap sekali!"pintaku

"Menyedihkan sekali, kamu tau? Laki-laki yang memukulmu 3 hari yang lalu telah mengambil kedua matamu"jawabnya yang sontak membuatku sangat terkejut.

"Apa maksudmu?! Aku tidak mengerti! Jelaskan dengan benar!!"aku berteriak cukup keras kepadanya

"Kamu buta! Kamu tidak bisa melihat wajah laki-laki itu lagi. Juga wajahku dan semuanya"jawabnya

"Ini tidak lucu! Apa hari ini april mop? Atau aku masih koma? Aku tidak mempercayai kata-katamu haha" aku tertawa tetapi sejujurnya aku sangat ketakutan.

Ini lebih buruk daripada neraka. Aku mencoba untuk turun dari kasur dan berdiri. Namun aku terjatuh ke lantai.

Benarkah aku buta? Sungguh gila!! Ini tidak adil! Bukankah seharusnya aku senang telah pergi dari laki-laki gila itu. Tapi kenapa dia harus mengambil mataku juga.

"Kenapa kamu menyelamatkanku!! Biarkan saja aku mati disana, kenapa menolongku dasar bodoh. Aku tidak bisa hidup seperti ini!!"aku terus berteriak pada Darrel sembari menangis seperti orang gila.

Aku terus menjambak rambutku sendiri. Hidup ini sungguh sial, kenapa ibuku harus melahirkanku. Kenapa tidak ibu ajak aku mati bersamamu.

"Ibu sungguh kejam meninggalkanku dan menyuruhku kembali untuk hidup seperti ini" aku terus menangis.

Apa menurut kalian aku harus tetap hidup? Tiba-tiba tubuhku terasa hangat, seseorang memelukku. Laki-laki itu memelukku?

Ya.. Darrel. Sudah berapa lama tidak ada seseorang yang memelukku. Selain dari mimpi tentunya. Pelukan hangatnya mengingatkan ku pada ibu.

"Tenanglah, kau akan baik-baik saja"ucapnya sembari mengelus pelan kepalaku.

Aku terus memukul tubuhnya, mengungkapkan rasa sakit di seluruh tubuhku, juga hatiku yang tidak bisa kuberi tau dengan kata-kata.

~TBC/END~

White NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang