Previous
"Jika kalian hidup seperti ini apa kalian masih berfikir aku harus pergi?".
.
.Aku membuka mata, dan mencari tubuhnya di sampingku. Tapi dia tidak ada disini. Ya Darrel, mungkin dia sedang kerja atau dia mengurungku lagi?
Krek! Suara knop pintu terbuka.
"Darrel??!" Aku berjalan ke arah pintu. Saking senangnya sampai aku terjatuh ke lantai. Ah betapa memalukannya.
"Kau kenapa? Sini biar kubantu" Darrel memegang tanganku dan membantuku untuk berdiri. Seperti biasa aku memeluk tubuhnya erat.
"Kupikir kau mengurungku lagi"
"Untuk apa? Aku ingin sesekali memperlakukan mu dengan baik. Ah tidak! Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik"
Ada apa dengannya hari ini? Tapi aku tak perduli. Dia membuatku bahagia sekarang. Untuk apa aku tanyakan, apa yg akan dia lakukan selanjutnya.Darrel menangkup kedua pipiku. Entah mengapa, sekarang aku berfikir dia sedang tersenyum ke arahku. Sungguh aku ingin sekali melihatnya.
Tiba-tiba Darrel memelukku erat dan membuka resleting bajuku. Aku terkejut tapi tidak melakukan apapun. Darrel melepas bajuku perlahan dan membuat tubuhku tanpa sehelai kain dalam sekejap.
Dia menggendong tubuhku dan membawaku ke kamar mandi.
"Untuk apa?"tanyaku singkat. Aku yakin dia pasti mengerti maksud pertanyaan ku.
"Untuk apalagi sudah pasti mandi"jawabnya
"Mandi? Aku tidak.."ucapku terputus
"Selama kau sadar sampai sekarang apa kau pernah membasuh tubuhmu dengan air?"tanyanya.Tak lama tubuhku sudah dia letakan di atas bath-up yang telah terisi air.
Wangi mawar! Apa dia meletakkan mawar di atas air?
Aku duduk diam tak bicara satu katapun. Sudah berapa lama tubuhku tidak menyentuh air seperti ini.
Rasanya sangat menyegarkan. Aku mengambil beberapa kelopak mawar yang mengambang disana.
Tak lama ada kaki yang berdiri di dalam bath-up. Dia masuk ke dalam air? Darrel sekarang berada di dalam bath-up bersamaku??
"Kenapa? Terkejut? Ini juga kamar mandiku. Apa tidak boleh aku mandi disini?"tanyanya santai
"A..ah tidak apa. Hanya saja.."aku tak bisa menjawab pertanyaan. Pipiku memerah karena malu.
Sekarang dia berada di hadapanku tanpa sehelai baju? Oh sungguh jika aku tidak buta apa yang akan terjadi.
Mungkin pingsan? Itu terlalu berlebihan. Aku terkejut setelah Darrel menarik tanganku. Dan sekarang aku duduk memunggungi tubuhnya.
Tubuhku tanpa sehelai kain menyentuh tubuhnya yang jauh lebih besar dari pada tubuhku. Sekarang aku tau, dadanya bidang tangannya sedikit kekar.
Ah tidak apa yang aku fikirkan! Darrel mengusap tangan. Punggung juga badanku.
"Aku bisa melakukannya sendiri"ucapku
"Biar aku yang melakukannya, kau tidak suka?"tanyanya.Nada suara Darrel sedikit lebih tinggi. Aku yakin dia akan marah jika aku menolaknya untuk memandikanku.
Aku duduk diam sembari tersenyum. Darrel terus menyentuh tubuhku perlahan.
"Mmhh" kata itu keluar begitu saja dari mulutku, setelah dia menyentuh dadaku.
Dia menyabuni seluruh bagian tubuhku.
Aku menahan rasa geli dari sentuhannya dengan menggigit bibir bawahku. Dia benar-benar membuatku gila.
"Darrel?"tanyaku membuka percakapan
"Hm? Ada apa?" ucapnya sembari menyabuni punggungku
"Ah tidak.." apa yang ada di fikiranku sekarang.Bodoh sekali! Jangan bertanya apapun padanya. Ini bukan waktu yang tepat. Tiba-tiba bahuku terasa berat. Darrel sedang menyandarkan kepalanya di bahuku??
"Jika ingin bertanya sesuatu? Tanyakan saja. Aku akan mendengarkanmu" dia berbisik dan suara rendahnya terdengar sangat jelas di telingaku.
Darrel memeluk tubuhku sangat erat. Mungkin tubuh bagian belakangku sudah sepenuhnya menempel dengan tubuhnya.
Sekarang air dingin di dalam bath-up benar-benar terasa panas.
"Ah tidak, aku lupa ingin bertanya apa" aku menjawab sedikit terbata.
"Apa kau tidak nyaman bersamaku sekarang?"Apa dia sedang marah padaku? Aku harus menjawab apa sekarang?
"Kenapa diam?" Darrel mengusap telingaku dan menggigitnya pelan.
Itu sama sekali tidak sakit, rasanya benar-benar aneh. Dia menyentuh leherku lembut.
Sesuatu yang hangat dan kenyal menyentuh leherku. Apa Darrel mencium leherku?
Tidak! Sekarang Darrel sedang menjilat leherku. Sesekali dia menggigitnya kecil.
Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan? Tanpa sadar aku sudah menutup mataku. Dan merasakan sentuhan lidahnya.
Tanganku mengelus rambutnya yang basah. Seperti membiarkan dia melakukan kegiatannya.
"Nnhh Dar.." ucapku terpotong.
Tangan Darrel dengan cepat menutup mulutku.
"Diamlah, aku tidak ingin mendengar suara anehmu itu" Darrel membalikkan tubuhku.
Sekarang aku duduk berhadapan dengannya. Ternyata menjadi buta tidak begitu buruk. Aku bisa gila jika melihat wajahnya.
Dia mengusap pipiku lembut. Rasanya igin sekali aku berteriak. Mengapa waktu terasa sangat lama.
Ini sungguh membuatku gila.
Aku benar-benar mencintainya, Darrel.
~
"Kemana? Pergi keluar?"tanyaku
"Hm.. kita cari makanan. Selama ini aku hanya memberimu air. Kamu sangat kurus. Aku ingin kamu makan"jawabnya.
Dia benar-benar aneh sejak kemarin. Tapi aku sangat senang dia memperlakukan ku dengan baik.
Aku berjalan perlahan keluar kamar. Ini baru pertama kalinya aku merasakan udara selain di kamarku.
Darrel menuntunku berjalan keluar.
"Kamu duduk disini sebentar" pintanya
"Kau mau kemana?"Tak lama ada yang menyentuh kakiku. Dia memakaikan sepatu untukku. Ah sepatunya terasa longgar tapi hangat.
Apa ini sepatu miliknya? Aku penasaran seperti apa aku sekarang. Baju dan sepatu yang kukenakan adalah milik Darrel.
Sekarang tubuhku di tutupi dengan barang milik Darrel.
Darrel menuntunku lalu dia menggendongku ke atas motor miliknya.
Darrel juga naik ke atas motor dan duduk di depanku.
"Pegangan jika kamu tidak ingin mati begitu saja. Kamu ingin tetap bersama dengaku kan?"ucapnya.
Ku lingkarkan taganku di pinggangnya. Dia menjalankan motornya perlahan dan semakin lama semakin cepat.
Aku memeluknya erat. Rasanya aku baru pertama kali sebahagia ini setelah ibuku meninggal.
"Ibu aku bahagia sekarang. Jangan khawatirkan aku" ucapku dalam hati.
Selama perjalanan, aku tak henti-hentinya tersenyum. Berharap waktu berhenti sampai disini.
~TBC/END~
KAMU SEDANG MEMBACA
White Night
CasualeChelin, gadis cantik berambut coklat. Hidup tanpa seorang ibu. Ayahnya memperlakukan dia tidak baik. Hingga suatu hari, saat terbangun. Dia tidak dapat melihat dunia dengan sempurna lagi. Chelin bertemu dengan seorang laki-laki yang juga memperlaku...