11. Kakak

126 7 0
                                    

Hal yang paling tidak diinginkan Ilham adalah bertemu dengan sang kakak saat dia sedang bersama teman. Tapi hal itu sekarang justru terjadi, Ilham bertemu dengan kakaknya saat ia sedang bersama teman. Teman perempuan pula, dan perempuan itu orang yang disukainya.

Tahu jika tidak menegur orang yang dikenalnya dan pura-pura tidak melihat itu dosa, Ilham terpaksa menegur sang kakak, "Bang Yudha."

Yudha yang merupakan kakak Ilham menengok ketika namanya dipanggil, wajahnya yang cukup mirip dengan Ilham tersenyum melihat sosok adiknya, "Oh, Ilham, baru pulang sekolah ya?"

"Iya, Abang sedang apa di sini?" tanya Ilham yang merasa cukup penasaran karena jarak rumah kakaknya masih agak jauh dari sini.

"Lagi beli susu untuk ponakanmu. Warung dekat rumah stoknya habis, jadi Abang harus mencarinya di tempat lain."

Ilham mengangguk mengerti. Tapi ketika kakaknya berjalan mendekat, mendadak dia punya firasat tidak enak melihat seringai di wajah Yudha.

"Jadi ini pacarmu ya? Mau dianterin pulang?"

Tuh kan. Kenapa sifat usil Ilham harus dimiliki oleh Yudha juga sih? Apa ini semacam sifat turunan mengingat Amel juga kadang suka jahil? "Dia bukan pacarku."

"Masa~? Ilham kan nggak pernah kelihatan dekat dengan cewek, masa ini bukan pacarmu sih?"

"Emang bukan."

Senyum di wajah Yudha semakin terlihat menjengkelkan untuk Ilham, "Kalau begitu ada cewek lain ya yang berstatus pacarmu? Kenalin dong, bawa ke rumah."

"Ilham nggak punya pacar, Bang," Ilham dapat merasakan nada suaranya mulai meninggi karena tingkat kesabarannya sedang diuji.

"Masa adik Abang nggak punya pacar sih? Seharusnya ada dong satu atau dua cewek yang jadi pacarmu."

"Bang..."

"Adik Abang kan punya tampang yang lumayan, pasti ada kan yang naksir? Nggak masalah kok Ilham punya banyak pacar."

"Ilham nggak punya pacar, Bang! Nggak ada yang mau sama Ilham!" jengkel mendengar pendapat Yudha yang seenaknya, Ilham pun mulai mengabaikan situasinya yang sedang berada di tempat umum.

"Abang nggak percaya, masa nggak ada yang mau sama cowok alim kayak Ilham?"

Ilham menatap Yudha dengan sengit, "Iya, Ilham emang alim, tapi itu nggak buat cewek tertarik pada Ilham."

"Masa Ilham nggak mau sih pacaran? Pasti ada kok cewek cantik yang suka kamu."

"Ilham nggak mau pacaran, Ilham bakal melakukan taaruf. Ilham nggak mau jadi cowok brengsek kayak Abang!" merasa puas dengan ucapan yang telah dikatakan, Ilham berbalik pergi tanpa menunggu respon lagi. Dia memang selalu menjadi adik durhaka saat sedang berdebat melawan Yudha.

Entah dia kurang bersabar, atau kakaknya yang suka sekali menyulut emosi. Pokoknya Ilham pasti lupa segala macam ajaran agama yang ada ketika sudah berhadapan dengan Yudha.

Langkah Ilham terhenti saat menyadari sesuatu. Dia sedang bersama Ana sekarang, gadis itu sejak tadi masih mengikutinya.

Ilham berbalik untuk menatap Ana yang berjalan di belakangnya, Ana terlihat kaget saat tiba-tiba ditatap, "Ugh, maaf. Lo jadi lihat sisi buruk gue."

When I Fall in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang