XII. Double Date atau Makan Nano-Nano?

60 8 0
                                    

selamat membaca!

Disini, terduduk di kursi H14 dengan film yang dimainkan aktor dan aktris sekelas Ryan Gosling dan Emma Watson. Satu-satunya hal yang bikin Milkita nyaman adalah (1) memakan popcorn (2) dengan karamel sambil (3) duduk di kursi super empuk (4) dengan Samudra yang berada di sebelahnya.

"Aku pikir semua cewek suka drama musikal." komentar Samudra tanpa melirik ke arah Milkita, hanya sekadar mendekatkan badannya saat berbicara.

Milki menyeringai, "Kayaknya aku memang udah ngerusak kaidah How to Be a Real Girl, Dra."

Samudra tertawa, mendengar suaranya pun membuat hati Milkita jadi hangat, begitu juga pipinya, "Walau yang main Ryan Gosling?"

"Walau yang main Ryan Gosling." ulang Milkita meyakinkan.

Samudra pun akhirnya memutar kepalanya ke arah Milkita, "Gosling kan punya vibes yang cool banget."

"Kalau Lucky Blue Smith yang main baru deh, aku yakin 70 persen penonton film tersebut cuma pengen ngelihat Lucky aja." balas Milkita tanpa melihat ke arah Samudra, sebisanya mengurangi kontak mata dengan laki-laki tidak atletis disebelahnya.

Samudra pun terdiam, tidak menjawab. Membuat Milkita kebingungan dan setengah mati ingin menoleh ke arah Samudra. Akhirnya keputusan Milkita sudah bulat, dia pun melirik ke arah Samudra. Samudra terlihat berpikir keras sambil menerawang-rawang ke langit-langit studio satu.

"Um ... kenapa, Dra?" tanya Milkita berhati-hati.

Samudra akhirnya menoleh ke arah Milkita sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Lucky Blue itu yang mana sih?"

Milkita tertawa kencang sampai-sampai semua orang melihat ke arahnya karena scene yang sedang diputar itu bagian dimana Watson berdansa dengan Gosling, sama sekali tidak sesuai jika penontonnya tertawa.

"Seorang Samudra Yusuf nggak tahu Lucky Blue Smith? Do you live under a rock, Samudra, or you're just born in Jurrasic Era?"

Samudra berusaha menyumpal mulut Milkita karena Milki tidak bisa berhenti tertawa, "Oh my God, is it that bad if I have no clue about this Lucky?"

Milkita berusaha menenangkan dirinya sendiri, "Nggak, Dra, Chill. Wajar kok kalau kamu nggak tahu. Orang, si Lucky itu model majalah sama runaways-nya designer macem Tom Ford atau Bottega Venetta kok."

Samudra terlihat kesal walau senyumnya masih terpatri di bibirnya, "Yah, dasar permen susu."

"Samudra aja yang cupu." Milkita menjulurkan lidahnya ke arah Samudra.

Samudra menggeleng pasrah dengan kelakuan Milkita. Milkita yang masih tertawa pelan itu sesekali mencuri pandangan ke arah Samudra. Dengan cahaya yang terbatas ini, Milkita berani memperhatikan Samudra dari dekat.

Tanpa harus salah tingkah. Tanpa harus mencuri pandang. Milkita tahu betul kalau mencuri itu haram. Maka dari itu ia jarang pandangan. Ini masih konteks curi pandang.

Badan Milkita tiba-tiba terasa seperti tersetrum saat merasakan telapak tangan Samudra yang dingin mendarat di pergelangannya.

"Mil."

"A-pa, Dra?" Milkita melihat ke arah pergelangan tangannya masih tidak percaya.

"Aku ...,"

Nafas Milkita tidak beraturan, "Kamu kenapa?"

"Aku belum matiin kompor di rumah."

hope u enjoy!
jan lupa comment and vote yASS

s a l a m — s q u a c k

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 19, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang