Part 4

22 3 0
                                    

Harry melaju kecepatan mobilnya, mengejar waktu. Ia harus bisa tiba di London sesegera mungkin agar Ia bisa ikut rekaman di Studio dan tidak mendapat omelan dari Uncle Simon. Dan dalam perjalanan nya pikirannya tak pernah berhenti mengingat Elena. Senyumannya, omelan nya, tawa nya, harum nya yang selalu tercium seperti bunga. Membuatnya segera merindukan Elena sekalipun mereka baru berpisah beberapa jam yang lalu.

Lamunan nya terpotong saat tiba-tiba handphone nya berdering, menandakan seseorang sedang menelepon nya. Dengan satu tangan ia mengangkat telepon, dan pandangannya tetap lurus ke depan tanpa memperhatikan Caller ID.

"Hello?"

"Hello.." suara itu pelan, dan terdengar sangat familiar dikuping Harry. Tapi, suara siapa?

"Who's this?" Tanya Harry sambil mengangkat satu alis mata nya.

"Kau baru saja meninggalkan ku 2 jam, dan kau sudah langsung melupakan suara ku? Astaga.. unbelievable.." terdengar kekecewaan dari suara sang penelepon.

"Wait... is this El ?" Tanya Harry, nada suaranya menaik karna keterkejutan nya.

"mhm.." jawab El membuat Harry tertawa.

"Siapa yang mengajarkan mu untuk menggunakan telepon? Bagaimana kau bisa menelepon ku?"

"well, tadi aku sedang bosan. Lalu aku melihat telepon rumah yang digunakan ibu mu kemarin untuk menelepon seseorang. So I tried to use it, dan disamping nya ada secarik kertas dengan 9 deretan angka dan ada nama mu di atasnya. Jadi kufikir bisa jadi itu adalah nomor telepon mu Hazz" jawab Elena panjang lebar.

Harry tersenyum mendengarnya, sekalipun ia tahu El tidak dapat melihat senyum manisnya. Dengan kedua lesung pipi yang mencuat membuat dua cekungan dalam di pipi halus nya.

"So, what are you doing now El?" Tanya Harry memecah keheningan di telepon.

"Entahlah, aku sedang tidak melakukan apa-apa selain bertelepon dengan mu. You know, I've been staring at the television screen for like hours and now I'm bored" gerutu El, membuat Harry gemas ingin kembali ke Chesire dan mencubit pipi merah Elena.

"Hm.. aku punya ide.." ujar Harry sambil tersenyum, sebuah ide yang secara spontan muncul dikepala nya dan ia yakin pasti El akan sangat senang mendengarnya.

"Ide apa ? Apakah ini ide akan sesuatu yang dapat mengusir kebosanan ku?" Tanya El. Harry mengangguk namun ia lupa El tidak bisa melihat anggukannya.

"Of course, sesuatu yang akan mengusir kebosanan mu." Jawab Harry yakin.

"Memangnya apa?" El sudah tidak sabar mendengar ide Harry.

"Mendengarkan ku bernyanyi." Jawab Harry dengan amat pede nya.

"What the hell.. Apakah menurut mu itu akan menghilang kan rasa bosan ku? Ew.. no way.. Aku jamin suara mu pasti menjijikan.. Hahahaha.." ujar El. Ia tidak pernah mendengar Harry bernyanyi. Dan ia tidak tahu bahwa diluar sana ada ribuan bahkan jutaan wanita berharap agar seorang Harry Styles bernyanyi khusus untuk mereka.

"Hei! Kau bahkan belum pernah mendengarkan aku bernyanyi! Seenaknya saja bilang menjijikan." Jawab Harry tidak terima dengan ucapan El. Sementara El hanya terkekeh mendengar ocehan Harry.

"Ya sudah kalau gitu, cepat bernyanyilah! Jangan menggerutu terus. Aku menunggu nih.." Ujar El dengan nada jail.

Harry menempelkan handphone nya dipenyangga handphone yang terletak di kaca depan. Jika kalian tahu, penyangga handphone atau penyangga GPS yang sering ditaruh di kaca depan. Lalu, ia menekan tombol Loud Speaker, memastikan agar ia bisa mendengar suara El, sebab terlalu berbahaya apa bila ia memegang handphone nya terlalu lama sebab ia sedang menyetir mobil.

"Lama sekali.. aku sampai ngantuk menunggu mu" Ejek El membuat Harry gemas ingin mencium El.

Whoa.. whoa.. Harry, calm down! Mencium El? Apa yang sedang kau pikirkan! Batinnya. Ia segera membuang pemikiran itu jauh-jauh.

"Sabar.. baiklah.. aku akan bernyanyi.. ehmm.." Harry menarik nafas nya dalam, tidak pernah ia merasa segrogi ini untuk bernyanyi bagi seorang wanita.

If I could fly, I'd be coming right back home to you

I think I might give up everything, just ask me to

Suara Harry yang lembut membuat El terdiam, jantungnya berdebar saat mendengar suaranya.

Pay attention, I hope that you listen cause I let my guard down

Right now I'm completely defenseless

For your eyes only, I show you my heart

For when you're lonely and forget who you are

I'm missing half of me when we're apart

Now you know me, for your eyes only

For your eyes only

Harry menyelesaikan nyanyiannya dengan pelan dan lembut. Ia berharap El mengerti dan menangkap kata-kata dari lagu tersebut. Sebuah perasaan baru yang ia sendiri tidak mengerti kenapa bisa muncul secepat ini.

"That was beautiful Harry.. That made my day" Ujar El, Harry bisa merasakan senyuman El dari nada suaranya saja.

"Thankyou Elena. Now, bagaimana kalau kau tidur siang, okay? Sambil menunggu Gemma and Mom pulang. " ucap Harry.

"Great idea, and thanks for singing to me, that was really beautiful. Tidak menyangka kau mempunyai suara yang begitu merdu-Hoam..." ucapan El terputus karna ia menguap , menandakan ia sudah lelah dan butuh istirahat.

"Nah, it's time for you to sleep beautiful. I'll call you later.." Ujar Harry

"Bye Hazza, hati-hati dijalan.. Take care"

"You too Elleboo"

Harry tersenyum pada dirinya sendiri, entah kenapa selama ini ia sudah sering dipuji karna suaranya yang merdu oleh banyak orang, banyak wanita, bahkan pria. Namun, saat El yang memuji nya, ia sangat bangga dan merasa sangat senang. Rasanya sangat berbeda dengan pujian-pujian yang ia dapat selama ini. And about his feeling for Elena?

He's 100% sure.

________________________________________________________

After the longass drive, Harry arrived at his studio. Ketika ia sampai, the boys sudah ada disana bersama dengan Uncle Si. Ketika mereka melihat Harry memasuki studio, mereka segera meloncat dan mengerumuni Harry. (kecuali Uncle Si of course)

"Hazz.. where have you been, mate?" Tanya Liam

"Yeah Harry, where have you been, you missed our show last night.." tambah Zayn

Harry tersenyum dan rasanya ia tidak sabar untuk menceritakan semuanya kepada mereka. Namun tidak mungkin ia lakukan sekarang bcs Uncle Simon is in the room.

"Malam ini kalian tidur dirumah ku ya, aku punya cerita panjang yang ingin aku ceritakan kepada kalian semua, boys." Undang Harry

"Really???" Tanya Niall, Harry hanya menganggukkan kepalanya. Yes.

"What is it about Hazz?" Tanya Louis dengan nada sedikti curiga. Harry tersenyum

"Tentang mengapa aku kembali ke Chesire dengan tiba-tiba beberapa hari yang lalu" jelas Harry. Mereka hanya mengangguk menandakan mereka mengerti.

"C'mon everyone! Let's start recording!" suara Uncle Simon terdengar membuat the boys segera beranjak kedalam dan memulai latihan mereka.

____________________________________________________

HI EVERYONE! OH MY GOODNESS, I CANT BELIEVE MY SELF! IT'S BEEN YEARS SINCE I WROTE THIS STORY. I'm sorry for being inactive for so long. Sekarang I'm in grade eleven and I'm so happy that finally I can write again since my Mom bought me a Laptop for my birthday present which is last week on March 7. I hope I can finish this story selama satu tahun ini. Please don't get bored to read this story over and over again. And please vote and comment for that means a lot to me. Thanks for reading this anyways! I love you guys so so much.

Lots of Love

xxMrs.Stylesxx

The Lost Princess ( Harry Styles FanFiction )Where stories live. Discover now