JUNE'S P.O.V
Setibanya aku di Korea, hal pertama yang aku lakukan adalah bertemu Lisa. Dia adalah moodbooster sejatiku, haha. Aku segera keluar studio dan membuka handphone-ku.
JUNE : Where are you?
LISA : Cafetaria~
JUNE : Wait there!
Aku pun terus berjalan menelusuri bangunan ini sampai ke cafeteria. Malam ini aku akan menemaninya untuk membeli hadiah. Kali ini, YG untuk pertama kalinya mengadakan reality show bertemakan "Christmas with YG". Ya, jarang sekali kami mengadakan acara seperti ini. Pada acara ini, setiap member dari masing-masing group seperti Bigbang, 2NE1, Winner, Blackpink, dan juga iKON akan diberikan masing-masing target dan harus menjadi Secret Santa. Targetku adalah Bom sunbaenim dan Lisa mendapatkan Jinwoo dari WINNER.
Aku sudah mempersiapkan hadiah konyolku dan aku hanya akan menemaninya berbelanja hari ini.
Kulihat seorang perempuan berambut pirang sedang menghabiskan smoothiesnya di bangku cafeteria. Anak ini, benar-benar tidak ada bosannya akan minuman itu. Aku pun menarik rambutnya dan muncul didepannya.
"Ah! Yah! Lepaskan!" ,ucapnya sambil meringis sebal.
"Ahahaha, berhentilah minum smoothies, Lisa." ,ucapku sambil melepaskan rambutnya dan menyodorkan tanganku. "Should we go now?" ,tanyaku lembut.
Ia pun segera tersenyum lebar dan menerima tanganku.
"Ofcourse, silly." ,ucapnya dan menarik tanganku untuk berlari.
LISA'S P.O.V
Aku menarik tangan June hingga berenti sampai ke pintu keluar cafeteria.
"Kita akan ke mall kan? Berjalan kaki?" ,tanyaku padanya seraya melihat sekeliling.
"Kau? Bersama Koo Junhoe ini? Jalan kaki? Apakah kau tidak bisa mengharapkan sesuatu yang lebih tinggi?" ,ucapnya sambil mengeluarkan kunci mobil.
"Whoa-whooo sekarang kau sudah punya SIM??" ,ucapku sambil menganga.
Ia pun tidak membalas pertanyaanku dan membuka pintu mobil.
"Silahkan masuk, tuan putri." ,ucapnya sambil tersenyum mengejek. Aku hanya tertawa dan segera memasuki mobilnya. Aku memakai seat-beltku seraya ia menyalakan mesin mobil.
"Tidak ku sangka, kau tua secepat ini, hahahaha." ,ucapku seraya menyalakan radio.
"Ini dewasa, bukan tua, bodoh. Jadi kita akan kemana? Kau lapar?"
"Hmmm yeah, aku belum makan, let's eat junkfood!!"
"Tidak, Lisa. I said no for junkfood."
"Ahh ayo lah. Kali-kali saja kita makan junkfood." ,ucapku sambil memberi wajah memelas.
"Aku tahu restoran yang membuat bokkeumbap yang begitu lezat. Shall we go there?" ,ucapnya sambil terus menyetir.
"Fine. Huh." ,ucapku sambil menghempaskan badanku ke jok mobil. Aku hanya mendengarnya tertawa. Aku pun melihat wajahnya yang fokus menyetir mobil.
Ia mulai membuka jendela mobil hingga angin pun menghembus rambut hitamnya. Deg! Dia terlihat- tampan. Astaga, ya benar Lisa! Semua artis YG memang tampan! Apa yang kau pikirkan! Aku pun segera memalingkan wajahku dan melihat kearah luar jendela.
Beberapa menit perjalanan dan kami pun sampai direstoran tersebut. Aku turun dari mobil dan segera masuk ke dalam restoran. June mengikutiku setelah ia mengunci mobilnya.
"Kau mau duduk dimana?" ,ucapnya sambil melangkahkan kakinya ke sebelah kananku.
"Pojok sana! Dekat jendela." ,ucapku sambil berjalan ke arah meja tersebut dan duduk. Pelayan restoran itu cukup cepat dalam melayani kami. June terlalu bersemangat sehingga dia memesan begitu banyak makanan.
"Yah, June! Itu terlalu banyak untuk mu!" ,ucapku sambil sedikit berbisik.
"Dan aku pun pesan yang sama untuk nona didepanku ini, mengerti?" ,ucapnya tersenyum kepada pelayan. Pelayan itu hanya mengangguk dan pergi sebelum aku sempat mencegahnya.
"Apa yang kau pikirkan!!? Aku tidak bisa makan sebanyak itu!" ,ucapku sambil mencubit tangannya.
"Ah! Hey! Itu sakit! Percayalah, menu pilihanku selalu lah lezat." ,ucapnya sambil mengusap lengannya.
"Matilah berat badanku." ,dengusku sambil menatapnya jengkel.
Beberapa menit kemudian, makanan pun datang. Memang lelaki gila, porsi ini terlalu banyak! Bisa kah kau bayangkan dia memesan 2 bokkeumbap, 2 teokbboki, 2 porsi rice ball, serta 2 smoothies? Bocah ini memang benar-benar gila.
Kami pun mulai makan. Ia menyuap semuanya dengan lahap.
"Apakah mereka tidak memberimu makan di Jepang?" ,ucapku sambil melihatnya makan.
"Tidak." ,ucapnya sambil terus makan dengan lahap. Aku hanya tertawa dan menyiapkan satu sendok bokkeumbap dan menyodorkan sendok itu ke depan mulutnya. Dia melihat ke arahku dan aku memberikan isyarat untuknya membuka mulut.
"Pesanan kita sama, Lisa. Buat apa aku mencoba makananmu?"
"Buka lah mulutmu, yang jelas pasti rasanya berbeda." ,ucapku sambil menyentuh bibirnya dengan sendok. Ia pun akhirnya membuka mulutnya dan mulai mengunyah.
"Punyaku lebih lezat, cobalah." ,ucapnya sambil menyodorkan sendoknya. Aku pun membuka mulut dan melahapnya. Dan mukaku pun perlahan memerah.
"June! Itu terlalu pedas! Berhenti menambahkan sambal!" ,ucapku sambil segera minum.
"Hahaha, payah!"
Tak terasa waktu pun semakin malam, aku sudah menyerah dengan semua makanan itu. Pasti latihan selanjutnya akan terasa berat, aku sudah bisa membayangkan diet yang harus aku lakukan.
Setelah itu, kami pun segera bergegas ke mall untuk membeli kado tersebut. June mulai menjalankan mobilnya sementara aku membuka jendela dan melihat ke arah kota Seoul di malam hari.
"Kota ini terlalu indah." ,ucapku sambil terus melihat keluar. Aku bisa melihat June mengangguk dari sudut mataku.
"Aku tak tahu kapan YG akan memulangkanku ke Thailand. Aku rindu rumah, tapi aku pun jatuh cinta akan Seoul." ,lanjutku.
"Seoul itu indah, jadi tetaplah tinggal disini." ,ucapnya sambil terus menyetir. Aku melihat ke arahnya, aku tersenyum akan apa yang dia bicarakan.
Perjalanan pun berlalu dengan sunyi, dan akhirnya kami sampai ke mall tersebut.
"Menurutmu, hadiah apa yang cocok untuk Jinwoo oppa?" ,ucapku seraya melihatnya berpikir sambil mematikan mobil.
"Kostum putri duyung? Hahahahaha" ,tawanya. Aku pun tak sengaja mengeluarkan tawaku yang kencang.
"HAHAHAHA, KAU KONYOL." ,ucapku sambil membuka pintu dan berlari. "KEJAR AKU KALAU BISA, KOO JUNHOE." ,teriakku sambil terus berlari ke arah mall.
Aku terus berlari, tetapi mengapa tak ada yang mengejarku? Aku memutarkan badanku dan tak melihat June. Dimana anak itu!? Aku mengeluarkan handphone-ku dan mencoba menelfonnya tapi tak ada jawaban. Apakah dia benar-benar meninggalkanku disini!? Aku pun mengetik pesan untuknya dan segera berjalan ke arah factory outlet, sendirian. Awas saja kau, June!
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Happy Ending
FanficKebahagiaan seseorang tidak bisalah diukur dari apa yang kita lihat. Tetapi oleh apa yang ia rasakan. Itu lah yang dirasakan oleh Lalisa. Orang berkata hidupnya sangatlah indah, tetapi apakah ia merasakan demikian? Akankah ia berakhir dengan orang...