Bobby berjalan pelan ke arah sebuah bar klasik ditengah kota Seoul. Ia melihat seorang gadis berambut pirang dengan syalnya yang menggantung rapi dilehernya, sangat aestetik dengan sentuhan kopi ditangannya.
Ia segera duduk disebelahnya, menatap gadis itu dengan penuh senyuman.
"Kopi?" ,ucap gadis itu lembut.
"Tidak perlu, menatapmu saja sudah cukup membuatku tak bisa tidur, Lisa." ,Lisa mendorong pelan bahu lelaki itu.
"Apa-apaan, klasik. Hahaha." ,tawa Lisa yang diselingi senyuman beku karena betapa dinginnya kota ini.
"Aku berangkat besok pagi, Amerika menunggu albumku." ,Bobby menggenggam tangannya sambil menunggu reaksi gadis itu.
"Kau serius? Kau hebat!" ,ucap Lisa riang sambil terus menatap Bobby. "Beri tahu aku jika kau bertemu lelaki tampan disana ya? Hahaha."
"Tidak boleh, aku sudah cukup tampan untukmu." ,ucap Bobby sambil tertawa lepas melihat Lisa.
"Tidakkah kau akan merindukanku?"
"Pasti, aku akan merindukanmu." ,ucap Lisa tersenyum hangat.
Bobby mulai menarik tangannya dan berjalan keluar dari bar. Tanpa ada rasa canggung lagi Lisa mengikutinya berjalan.
LISA P.O.V
Malam begitu dingin dengan salju yang perlahan mulai turun. Tidak banyak, tetapi tangan ini mulai dingin dengan sendirinya. Aku membuka tas selempang kecilku untuk mengambil sarung tangan, tiba-tiba Bobby mencegah tanganku.
"Tidak, aku yang akan membuatmu hangat."
"T-tapi.." ,belum selesaiku berbicara tangannya menggenggam erat tanganku dan ia mulai medekap badanku.
Seketika jalanan ini hening, sepi, dan hanya kami berdua, berpelukan dibawah lampu jalanan.
"Yah.. Kau tidak seharusnya-"
"Aku menyukaimu." ,ucap Bobby cepat. Apa? Dia menyukaiku? Bagaimana mungkin?
Aku masih terdiam kikuk dipelukannya, aku mengeluarkan tawaku agar keadaan tidak sesepi ini.
"Hahaha, yang benar saja kau ini!"
"Aku serius, dan sekarang aku ingin kau menjadi miliku." ,bisiknya sambil melepas pelukannya dan menggenggam kembali kedua tanganku.
Astaga ini pertama kalinya seseorang menyatakan perasaannya kepadaku! Apa yang harus kulakukan!? Jantungku berdegup kencang memikirkan bagaimana aku harus bereaksi. Ia mulai mengelus kepalaku dan menarik daguku hingga aku bisa menatap matanya lurus.
"Will you be my girl, Lisa?" ,ucapnya lembut.
Aku tersenyum lebar kearahnya, aku belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya,
"Ya.. Bobby, I will." ,ucapku sedikit girang dan mulai memeluknya lagi.
Tawa mengisi ruang Seoul yang begitu hening malam ini. Kami berlari, tertawa akan lelucon yang tidak begitu penting. Ia mengangkatku dan aku menatapnya dalam. Wajah kami semakin dekat, aku bisa merasakan nafas dinginnya menerpa wajahku lembut. Lampu jalan yang menyorot segala momen ini dan juga salju lembut yang menyentuh tanah ini telah melihatku terpejam dan merasakan bibir dinginnya menyentuh bibirku.
And it's going on, my first kiss. Bobby.
***
Aku berada didalam lift, naik menuju kamarku. Aku menyentuh bibirku dan tidak menyangka apa yang telah aku lakukan. Pintu lift terbuka lebar dan aku pun mulai keluar. Aku berjalan ke arah pintu kamarku. Aku mengkerutkan dahiku dan melihat bucket bunga mawar berwarna pink tersandar didepan pintu. Aku menghampirinya dan mengambil bunga itu.
To : Lisa
It will be your first roses from me.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Happy Ending
FanfictionKebahagiaan seseorang tidak bisalah diukur dari apa yang kita lihat. Tetapi oleh apa yang ia rasakan. Itu lah yang dirasakan oleh Lalisa. Orang berkata hidupnya sangatlah indah, tetapi apakah ia merasakan demikian? Akankah ia berakhir dengan orang...