Yeyyyy nyempetin update sebelum melewati UCUN a.k.a TUKPD wkwkw baik kan?? Baikk dongg. Plis vote and commentnya karna itu semua berperan besar banget dalam kelanjutan cerita ini, makasihhh X))
************************************************************************************
Mikha
“Makasih ya, Rick. Gue, ngg.. aku ke dalem dulu.” ujarku saat turun dari mobil Erick.
Aku memang sudah biasa diantar pulang Erick menggunakan mobilnya, tapi entah kenapa hari ini saat di mobil terasa beda. Mungkin karena statusku adalah pacar Erick, hihi. Kemudian Erick langsung melesat setelah melihatku membuka pagar rumahku. Mulai sekarang aku harus berlatih bicara aku-kamu dengan Erick nih, hehehe.
“Eh anak mama udah pulang?” Begitu aku membuka pintu rumah, terlihat mama sedang duduk membaca majalah. Aku mengangguk senang menjawab pertanyaan mama. Hari ini suasana hatiku sangat baik, di samping tadi sempat kesal karena kelakuan Rian yang aneh hari ini.
“Ih keliatannya seneng banget kamu hari ini, Mik? Kenapa sih?” tanya mama penasaran. Aku hanya tersenyum sambil menggeleng. Aku dilarang pacaran soalnya hiks, jadi backstreet. So, mama gak boleh tau.
“Kesambet orang gila kali, Ma. Kebanyakan senyum soalnya.” Tiba-tiba ada suara seseorang menimbrung pembicaraanku dan mama. Aku segera menoleh ke arah sumber suara.
“Ahhhhh!! My sweety lovely unyu Ediii!!!” seruku melihat siapa pemilik suara itu. Aku segera berlari dan memeluk orang itu dengan sekuat tenaga.
Orang itu adalah Edi, adikku. Yahh, walaupun nama aslinya adalah Edward Fransiscus, tapi aku lebih suka memanggilnya Edi. Lebih singkat, padat, dan Indonesia banget. Daripada sok-sok kebule-bulean mendingan Indonesia tulen, ya gak? Cinta Indonesia gitu loh wkwkwk.
“Aduhhh! Lo ini bener-bener deh. Gak usah meluk-meluk gue bisa gak sih? Malu kali gue udah segede bagong gini.” protes Edi sambil berusaha melepaskan pelukanku. Yahh, sebagai seorang kakak yang baik, akupun memilih untuk melepaskan pelukanku.
“Eh nenek overpede, gue mau ngomong sesuatu deh sama lo. ASAP. Penting.” lanjut Edi, kemudian dia pergi agak menjauh dari mama. Entah apa yang mau dia ngomongin.
“Ngomong apa sih? Pake pindah lokasi segala?” tanyaku ketika kami sudah berada cukup jauh dari mama.
“Soal lo dan semua cowok-cowok lo. Gila kali ya lo, baru aja lo tadi pagi digosipin jadian sama si Rian, siang tadi lo udah jadian sama Erick? Terus lo kan belom lama ini juga baru putus sama Adrian-Adrian itu kan?” Aku langsung melotot mendengar celotehan Edi. Gosipnya sampai menyebar ke anak SMP?? Ah iya, FYI, Edi baru kelas 3 SMP. Emang dia orangnya gak sopan banget. Gak pernah manggil aku dengan sebutan kakak, malah lo-guean. Dan liat sendiri kan tadi? Dia nyebut nama Rian sama Erick gak pake embel-embel kakak, ckck. Anak zaman sekarang parah.
“Bawel ih lo, Di. Kenapa? Jealous? Suka-suka gue kali, mau jadian sama Erick kek, Rian kek, Dono kek,Udin kek.” balasku sewot. Habisnya Edi sok ngatur-ngatur banget deh.
“Eh dibilangin malah nyolot. Masih untung gak gue aduin sama mama.” Edi balas menyewotiku. Aku langsung memutar bola mataku dan memonyongkan bibirku.
“Talk to my hand, plis.” ujarku sambil kemudian berlalu menjauhi Edi. Sebal ih, sok ngatur.
***
Udah beberapa hari ini, aku, Rian, Erick, dan Niken udah gak sempet ngumpul-ngumpul lagi. Kenapa? Karena posisi aku, Rian, dan Erick yang adalah senior yang akan menghadapi UN sebentar lagi. Jadi, mau tidak mau aku harus memfokuskan diriku yang memang nilainya jeblokkkk banget buat belajar. Erick saja –yang sekarang notabene pacarku, hihihi— sudah menasehatiku terus untuk belajar setiap hari. Yahh, rekor bolosku agak menurun sih belakangan ini.
Tapi daripada alasan sibuk mempersiapkan UN, kurasa Rian memang sedang menghindariku. Setiap ada sehari waktu luang dan aku mengajak Niken, Erick, dan Rian untuk berkumpul, pasti selalu Rian yang tidak bisa datang. Entah ada urusanlah, atau sakitlah. Macam-macam deh. Jadi sekarang ini aku hanya sering ketemuan dengan Erick, karena aku sering menghampirinya setiap ada waktu luang untuk menghabiskannya bersama. Hehe, namanya juga pacar baru ya gak?
Dan hari ini adalah hari yang kutunggu-kutunggu! Hari istirahat murid hehehe… Bohong, ding. Hari ini tanggal merah jadi libur sehari. So, aku berinisiatif untuk mengajak Rian, Erick, dan Niken ketemuan di resto bebek goreng depan rumah Rian. Jadi, kalau nanti Rian beralasan, kita bisa segera pergi ke rumahnya untuk memaksa ikut wkwk.
“Nikennnnnnn ya ampun! Kangen banget gue ama loooooo!!” seruku begitu melihat Niken yang sudah menempati salah satu meja di resto tersebut. Aku segera menoleh ke sebelah Niken. Ahhhh!! My lovely Erick udah datenggg wkwkwk!
“Erickkkkkk!!! Aku juga kangennnn!! Wkwkwk.” Erick sedikit risih begitu kupeluk di depan umum. Hehehe, haus cinta nih.
“Malu kali, Mik.” ujar Erick memberitahu. Aku hanya tersenyum jail melihatnya.
“Kak Mikha sama Kak Erick masih longlast ya? Kok aku gak dapet PJ?? Hahaha.” timpal Niken. Ekspresi Erick yang pertamanya datar langsung menegang. Aku melihatnya dengan bingung. Ada apa dengan Erick?
“PJnya itu… gue traktir air putih gimana? HAHAHA!!!” ujarku bermaksud bercanda, tapi apa daya tidak lucu. Gak ada yang ketawa, hiks…
“Ngomong-ngomong, Kak Rian belom dateng, Kak?” Pertanyaan Niken menyadarkanku. Iya juga ya, sudah cukup lama juga aku menunggu, tapi kenapa Rian belum muncul juga?
“Hmm… Bentar deh, Ken, gue sms dulu.” ujarku kemudian mengambil hapeku dan mulai mengetikkan sebuah BBM untuk Rian.
Mikha : Lo di mana??? Erick, gue sama Niken udah ngumpul di resto bebek depan rumah lo.
Aku putuskan untuk menunggu sebentar setelah BBM tersebut terkirim. 1 detik. 2 detik. 1 menit. 5 menit. Masih belum juga dibaca. Aku mulai tidak tenang. Masa iya Rian tega membatalkan janji makan kami berempat???
Mikha : Riannnnnn!!! Lo di mana sih??? Bales buruan kenapa.
Semoga yang ini dibaca deh.
Rian : Sbb tadi gue dari toilet. Sori gak bisa dateng, gue sakit diare.
Diare??? Masa iya diarenya tepat banget di saat-saat seperti ini sih?
“Gimana Kak?” tanya Niken yang sepertinya juga mulai tidak sabaran. Aku terdiam kebingungan. Kemudian sebuah ide terlintas di kepalaku.
“Kita mending susul aja deh dia ke rumahnya. Soalnya rumahnya kan tepat di seberang sono, sebelah rumah gue. Ayo!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend or..?
Teen FictionApa yang akan kalian pilih? Cinta? Sahabat? Status? Atau... "Aku ingin persahabatan kami langgeng sampai selama-lamanya. Kami bertiga. Seperti akhir di setiap cerita dongeng yang pernah kubaca, together, happily forever after." -Mikha "Menurut gue...