Seorang gadis tengah terlelap di dalam kamarnya yang megah. Sesekali gadis itu menggeliat dalam tidurnya, berusaha membenarkan posisi tidurnya yang terasa tidak nyaman. Gadis itu merupakan anak tunggal dari keluarga Gabriel yang terkenal akan kekayaan dan saham yang ada dimana-mana. Gadis itu bernama Evelynna Gabriel, gadis cantik nan tinggi, juga cerdas. Namun karena terlahir di keluarga konglomerat, dia menjadi gadis yang manja."Cepat, bodoh! Kenapa kalian lambat sekali?!" Bentak pemimpin dari para bandit yang sedang mengendap memasuki rumah mewah nan megah yang dipenuhi CCTV. Ia sibuk mengoceh dari dalam mobil trans lewat HT.
"Shut up, bos! Anda tinggal terima beres saja, tolong jangan cerewet." Ujar salah satu bandit yang tengah memimpin barisan paling depan.
"Cepat hack kodenya!" Bisik salah satu teman bandit.
Akhirnya para bandit itu bisa melewati pintu pagar rumah. Mereka akan melewati tantangan lain, yaitu CCTV. Salah satu dari mereka membajak CCTV yang tiba-tiba menjadi saluran semut. Para penjaga rumah mulai panik, merasa ada yang tidak beres.
"Cepat ke kamar Nona Evelyn!" Teriak para penjaga rumah. Para penjaga yang lain segera berpencar dari posnya dan menjaga di pintu depan kamar Evelyn agar tidak ada penyusup.
"Cepat, bodoh! Para penjaga mulai merasa ada yang tidak beres! Aku tidak mau tau, kalian harus bisa membawa kabur gadis itu malam ini juga!"
"Sabar, bos. Kita sudah di dalam kamar Nona Evelyn."
"Cepat bawa dia!"
⚫⚫⚫
Pagi harinya ketika para pelayan hendak menyiapkan air hangat untuk Evelyn, keadaan kamarnya kosong tidak berpenghuni. Para pelayan mencari Evelyn di ruang baca tersembunyi yang ada di kamar tersebut tetapi Evelyn tidak ditemukan disana, bahkan di kamar mandi sekalipun.
"Nona Evelyn diculik!" Teriak salah satu pelayan ketika menemukan secarik kertas lusuh yang diatasnya terdapat sebuah tulisan yang bentuknya hampir sama dengan cekeran ayam.
Kalau kalian ingin nona kecil kalian kembali, kirim uang lima trilliun di йукен гшх ывапро ясмит
Kemudian di pojok kanan kertas terdapat goresan seperti huruf 'V'. Entah itu angka romawi lima atau benar benar huruf V. Tulisan selanjutnya tidak bisa dibaca karena tulisannya terlalu berantakan. Tulisannya sungguh buruk.
Berita tentang hilangnya Evelynna Gabriel pun tersebar dimana-mana. Pencarian besar-besaran dimulai, bahkan di koran, internet, berita televisi pun penuh dengan ucapan belasungkawa atas menghilangnya anak konglomerat dari keluarga Gabriel.
Disisi lain, seorang pria tengah tersenyum sumringah melihat berita atas hilangnya anak konglomerat Ferdinan Gabriel yang tersebar dimana-mana. Ia mematikan televisinya lalu berjalan menuju kamar seseorang yang sudah dijaga oleh anak buahnya.
"Minggir!"
Dua anak buahnya langsung menepi dari depan pintu sebuah kamar. Pria itu kemudian memasuki kamar tersebut. Ia menatap sosok gadis cantik berumur delapan belas tahun yang tengah tertidur di ranjang besarnya. Gadis itu tertidur lelap karena efek samping dari obat tidur yang ia suntikkan semalam.
Pria itu berjalan menghampiri gadis itu. Perlahan ia duduk di tepi ranjang sambil menatap intens gadis tersebut. Sangat sempurna. Apa lebih baik ia jual saja gadis ini? Ah, tidak tidak. Ia tidak setega itu untuk melakukan hal sekeji itu.
Perlahan gadis itu terbangun. Saat membuka mata, ia terkejut karena merasa bangun di tempat yang salah. Gadis itu langsung terduduk dan menjauhkan diri dari pria berparas tampan di depannya. Apakah manusia dihadapannya ini pria brengsek?
Pria itu tersenyum hangat kearah gadis dihadapannya. "Selamat pagi, Nona Evelyn. Apa mimpimu indah?"
"Perkenalkan, namaku Arthur d'Vouss dan kau adalah Evelynna Gabriel, benar?"
Gadis dihadapannya hanya mengangguk pelan. Pria itu bangun dari duduknya dan menatap intens gadis yang tengah ketakutan itu, setelah itu ia berjalan keluar dari kamar tersebut.
Sedangkan di dalam kamar, Evelyn masih terkejut karena terbangun di sebuah kamar asing yang bisa dibilang luas dan megah. Kemudian pikiran Evelyn melayang pada pria asing tadi yang menurutnya tampan dan sepertinya lebih tua darinya.
"Tapi kenapa aku bisa disini?"
Evelyn pun beranjak dari ranjangnya kemudian berjalan menuju jendela besar yang ada di kamar itu.
"Aku ingin kabur dari sini tapi kamar ini ada di lantai paling atas. Tidak mungkin jika aku melompat dari sini. Berteriak pun sepertinya tidak ada yang bisa mendengarku disini."
"Aku yakin diluar sana banyak penjaga."
⚫⚫⚫
"Hari sudah menjelang siang tapi gadis itu sama sekali tidak merengek meminta makan dari kemarin." Ujar seorang wanita yang merupakan sahabat Arthur. Wanita itu adalah Nessie, seorang wanita fashionable yang memiliki sifat sama seperti Arthur. Nessie memasang wajah khawatirnya karena takut umpannya mati kelaparan.
"Apa kau sudah menengoknya?" Tanya Arthur yang dijawab gelengan kepala oleh Nessie. Gelengan dari Nessie membuat Arthur berdecak kesal.
"Kita tidak memasang CCTV disana! Bagaimana jika dia pingsan atau bahkan mati?!"
Arthur pun berjalan gusar menujur kamar yang ditempati Evelyn. Saat sampai di depan pintu, Arthur membukanya dengan kasar. Arthur mendapati Evelyn yang masih tertidur dengan posisi membelakangi pintu masuk.
Arthur berjalan menghampiri Evelyn. Ia berjongkok kemudian mendekatkan telunjuknya di hidung Evelyn. Arthur bernafas lega karena gadis itu masih bernafas, tetapi nafas Evelyn terkesan berat dan panas. Arthur pun menempelkan telapak tangannya ke dahi Evelyn.
"Sial!" Umpat Arthur saat mengetahui gadis itu demam.
Arthur bergegas berjalan menuju kamar mandi. Mengambil air hangat lalu mencelupkan sapu tangan miliknya ke dalam baskom besi. Arthur memeras sapu tangan tersebut dan perlahan meletakkannya diatas dahi Evelyn.
"Bagaimana keadaannya?" Nessie memasuki kamar dan berdiri disamping Arthur yang masih sibuk dengan aktivitasnya.
"Dia masih hidup tapi dia demam, mungkin karena bekas suntikan kemarin."
Nessie hanya menganggukkan kepalanya setelah mendengar penjelasan Arthur. Pandangan Nessie teralih pada gadis yang masih terlelap itu.
"Mungkin dia terinfeksi karena bekas suntikan itu."
Arthur menatap kesal ke arah Nessie. Bukankah ia sudah menjelaskannya, tapi kenapa wanita itu mengulanginya lagi?
"Sama saja, bodoh." Arthur menyentil kening Nessie sampai memerah. Wanita itu hanya bisa meringis sambil mengusap keningnya.
"Sakit, bodoh!"
~~

KAMU SEDANG MEMBACA
ABDUCT LOVING
Action[COMPLETED] Siapa yang ingin menjadi korban penculikan? Tentu saja tidak ada yang mau, apalagi seorang anak konglomerat seperti Evelynna Gabriel. Ia bahkan tidak menyangka akan menjadi korban penculikan di umurnya yang sudah dewasa. ...