Selama di perjalanan, Alenna terus bertanya kemana mereka akan pergi, namun Arthur tidak menanggapinya. Mata Alenna masih tertutup oleh dasi milik Arthur. Alenna dapat mencium aroma khas Arthur dari dasi ini. Setelah sampai, Arthur menuntun Alenna turun dari mobil. Dasinya masih belum dilepas. Arthur masih setia menuntun Alenna agar tidak tersandung.Sesampainya di tempat tujuan, Arthur melepaskan ikatan dasi dari kepala Alenna. Gadis itu mengerjapkan matanya karena pandangannya sedikit buram. Ketika pandangannya sudah jelas, Alenna tersenyum senang. Di tempat itu sangat sunyi dan sepi, hanya ada padang rumput yang asri. Hijau dan sejuk.
Alenna langsung berbaring di hamparan rumput rumput dan menatap ke arah langit yang penuh dengan gumpalan awan hitam. Arthur hanya berdiri sambil menatap ke arah Alenna yang tengah berbaring sambil tersenyum.
"Disini tempat yang paling aman." Gumam Arthur.
Baru beberapa menit Alenna menikmati hamparan rumput, tiba-tiba saja turun hujan deras disertai angin kencang. Alenna langsung berdiri dan berlari menuju Arthur. Pria itu langsung menarik Alenna dan berlari cepat menuju mobil.
"A-aku sudah ti-tidak kuat lagi." Gumam Alenna kemudian jatuh pingsan karena terlalu lama berlari.
Arthur merutuki Alenna yang pingsan dan mereka menjadi basah kuyup. Arthur pun menggendong Alenna. Ia tidak bisa berlari karena tanah menjadi licin. Ia lebih memilih menerobos hujan daripada menunggu hujan reda dengan pakaian basah kuyup.
"Kenapa kau selalu menyusahkanku!" Arthur mengomel sambil menggendong Alenna yang masih pingsan.
"Ponselku rusak! Bajuku basah! Sepatuku kotor! Enyahlah kau gadis manja!"
"Sebenarnya mobilku ini dimana?! Kenapa tidak sampai sampai!"
"Kenapa waktu berjalan sangat lambat! Aku lelah menggendong gadis ini!"
Di sepanjang jalan, Arthur sibuk mengomel dan mengeluh. Beberapa menit kemudian, ia sampai di mobilnya.
"Sial! Dingin sekali!" Umpat Arthur.
Arthur mencari jasnya di dalam mobil. Ketika ia ingin memakai jasnya, pandangannya beralih ke Alenna. Gadis itu kedinginan dan kulitnya memucat. Arthur pun menyelimuti Alenna dengan jasnya. Entah kenapa hatinya menjadi luluh saat menatap Alenna. Arthur menyalakan penghangat mobil dan mengarahkannya ke tubuh Alenna.
Di perjalanan pulang, Arthur menggigil kedinginan. Berkali-kali ia menggosok kedua tangannya untuk menghilangkan rasa dinginnya. Tangannya kebas, Arthur tidak bisa merasakan tangannya yang menyentuh stir mobil.
"Sshh sial! Dingin sekali sshh!" Umpatan Arthur barusan membuat Alenna terbangun. Gadis itu mengarahkan penghangat mobil ke tubuh Arthur. Pria itu menatap kaget ke arah Alenna yang tengah tersenyum padanya.
"Sudah hangat?"
Arthur mengangguk.
⚫⚫⚫
"Astaga badanmu panas sekali. Ayo kita ke rumah sakit sekarang." Jesslyn menyelimuti Arthur untuk melapisi tubuh Arthur agar merasa hangat.
"Kau membawa gadis itu kemana? Pulang pulang kau sudah sakit begini."
"Jangan banyak tanya. Cepat selimuti aku lagi. Aku hampir mati kedinginan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ABDUCT LOVING
Ação[Story Completed] Siapa yang ingin menjadi korban penculikan? Tentu saja tidak ada yang mau bukan, apalagi seorang anak konglomerat seperti Alenna Gabriel. Ia bahkan tidak menyangka akan menjadi korban penculikan di umurnya yang sudah dewa...