Gelap, dingin, sakit aku tak tahu apa yang sedang kurasakan aku tak tahu aku ada dimana, apa yang terjadi padaku tak tahu, semua temanku aku tak tahu dimana mereka, aku hanya melihat kegelapan, tidak aku melihat sebuah cahaya aku menghampirinya semakin dekat dengan cahaya itu.
................Aku terbangun dan melihat sekelilingku aku tak tahu ini tempat apa, dan mengapa tangan dan kakiku terikat mulutku juga dibungkam menggunakan lakban.
Aku melihat seseorang tapi aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya karena dia menggunakan topi dan masker yang menutupi wajahnya kecuali matanya. Dia menghampiriku dan mendekatkan mulutnya ke telingaku dia membisikan sesuatu kepadaku."Sekarang kau menderita."
Aku menjerit sekuatnya tapi karena mulutku di bungkam dan mungkin tempat ini jauh dari keramaian aku hanya bisa berteriak dengan suaraku dan tenagaku yang sudah lemas dan tak ada seorangpun yang bisa mendengarku, dia hanya tertawa.
Dia meninggalkanku, aku hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi padaku. Aku hanya menunggu dan menunggu sampai orang itu datang kembali, tenggorokanku terasa kering aku sangat haus aku melihat ke semua sudut ruangan tapi tak ada apapun hanya ada lemari tua dan sepertinya tempat ini sudah lama tak berpenghuni sarang laba-laba ada di setiap sudut atap. Aku menunggu sangat lama sampai akhirnya orang itu datang dia membawakanku makan dan minum, dia menghampiriku dan meletakkan makanannya di dekatku, lalu membukakan lakban yang ada dimulutku."Ini makanlah."
"Aku tak mau."
"Kau ini kau sangat tak tahu diri, aku susah payah membelikanmu ini tapi kau tak mau memakannya."
"Kau...kau siapa, kenapa kau lakukan ini?"
"Kau tak perlu tahu aku, dan kau tak usah menanyakan apa maksudku melakukan ini padamu pikirkan saja apa kesalahanmu kesalahan yang sangat fatal yang telah kau lakukan."
"Tapi aku tak ingin disini!!! Lihatlah nanti teman-temanku akan mencariku.!!!!"
"Hey kau tak usah menangis, kau tak tahu kau itu sangat menjijikan. Topeng palsumu, dan sepertinya teman-temanmu tak akan mencarimu karena ini sudah ku pegang dan ku kendalikan."
"Telpon genggamku, Aku tak tahu apa yang kau maksudkan tolong lepaskan aku!"
"Diamlah dan cepat makan ini!"
"Aku tak mau."
"Kau ini kau akan merasa lapar sepanjang malam jangan pernah berteriak dan minta tolong, kau tahu kau akan mati perlahan dengan ini."
Aku hanya bisa menangis meski aku merasa lapar tapi aku tak ingin memakan makanan yang dibawakan oleh orang yang sudah memperlakukanku seperti ini. Sepanjang malam aku hanya berdo'a aku ingin bebas dari tempat ini dan kembali bersama teman dan keluargaku. Apa tak ada yang mencariku selama aku tak ada di rumah, tak tahu berapa lama aku menangis sampai akhirnya aku tertidur.
"Kau apa kau membunuhnya?"
"Tidak aku hanya ingin bersenang-senang terlebih dahulu dan melihatnya menderita seperti apa yang dia lakukan kepada......"
Aku terbangun dari tidurku karena keributan suara diluar, aku mendengar orang yang sedang berbicara. Aku tak sadar lenganku menyentuh piring yang ada di sebelahku dan membuat suara gaduh, sehingga orang yang sedang berada diluar tidak berbicara lagi mungkin mereka menyadari jika aku sudah sadar. Kesunyian kembali menyelimuti ruangan ini mungkin mereka memutuskan untuk pergi agar pembicaraan mereka tak ku dengar, tapi aku masih bertanya mengapa mereka ingin membunuhku, aku masih memikirkan apa salahku yang telah kulakukan pada mereka. Tak berapa lama orang itu datang kembali dia mendekat dan mengangkat daguku.
"Sepertinya tak ada yang terluka, apa aku percepat saja?"
"Apa yang akan kau lakukan padaku?"
"Kau akan tahu nanti."
"Kumohon jangan kau bunuh aku aku ingin hidup aku ingin menhabiskan waktuku bersama orang-orang yang ku cintai kumohon."
"Hahaha kau ini kau bahagia di atas penderitaan orang lain kau ini sangat lucu."
"Aku mohon padamu."
"Hahahahaha jangan terlalu banyak berharap."
Aku kaget saat mendengar tawanya yang baru saja ku dengar, apa mungkin dia adalah.. tidak tidak aku tak boleh berperasangka buruk tak mungkin dia yang melakukan ini padaku, mungkin suara tawa bisa saja sama dengan orang lain, tak mungkin dia. Dia meninggalkan ruangan ini dan dia menuju keluar untuk menemui rekannya. Aku berusaha untuk mendengar percakapan antara mereka berdua tapi apadaya tempatku ini terlalu jauh dari pintu dan tembok ini menghalangiku untuk mendengar pembicaraan mereka. Aku hanya bisa diam karena tak ada alat untuk melepaskan diri, lagipula ikatan ini terlalu kencang sepertinya aku tak akan bisa melepaskan diri dengan mudah. Waktu terus berlalu detik demi detik terlewati oleh jarum jam, aku memikirkan suatu cara untuk bisa melonggarkan ikatan tali dan melepaskannya dari tanganku terlebih dahulu, aku berusaha menggerakkan tanganku ke atas ke bawah semoga saja dengan ini ikatan tali bisa menjadi longgar. Butuh waktu sangat lama untuk melonggarkannya ikatannya sangat kuat, sudah 30 menit aku mencoba tapi hasilnya sia-sia ikatan tali ini masih saja kencang. Sepertinya hari sudah hampir malam, aku menyerah untuk kali ini besok aku akan lebih berusaha untuk membuka ikatan ini. Tiba-tiba pintu terbuka sedikit seseorang melihatku dari balik pintu, dia memberi senyuman yang sangat menakutkan padaku, pintu terbuka lebih lebar orang itu kembali datang dan membawakanku makanan.
"Cepatlah kau makan."
"Aku tak lapar."
"Kau selalu saja seperti ini setidaknya kau harus minum. Agar kau tak sakit dan aku lebih suka kau ma...dengan sehat"
Dia memberikanku minum, aku langsung meminumnya benar juga setidaknya aku harus minum meski aku tak mau memakan makanan yang dia bawa. Setelah aku meminumnya sampai habis dia langsung pergi keluar dengan membawa makanan tadi. Sekarang mungkin tenagaku sedikit pulih aku berusaha membuka ikatan tali lagi sampai hari mungkin sudah sangat malam, karena tali tak bisa terbuka dan aku mulai mengantuk aku memutuskan untuk tidur.
Kau harus keluar dari sini cepatlah jika tidak kau akan menderita dan semua akan menjadi gelap cepatlah!!!!!
Aku terbangun dari tidurku, mimpi apa yang di maksudkan mimpi itu, aku memikirkan kembali mimpi yang selalu datang dan membuatku ketakutan.
kau dapat menemukan kebahagiaan tapi dengan kebahagian itu kau takan bisa lari dari penderitaan yang selama ini terkubur di dalam kebahagiaan itu sendiri......cepat....cepat....cepat
Mimpi itu apa mungkin sebuah kebahagiaan yang kudapatkan, aku mencoba berpikir dan aku sekarang mengerti mungkin kebahagiaan yang kudapatkan kekasih, sahabat, keluarga, dan penderitaanku apa mungkin ini. Aku kaget ikatan ditangaku tiba-tiba longgar. Aku berusaha melepaskan tali tapi sayang orang itu masuk dan cepat menyadarinya. Aku meronta dan tak sengaja membuka masker yang dia gunakan, aku terpaku tak percaya dengan yang ku lihat dia orang itu....
Tiba-tiba rekannya masuk dan aku melihat dengan jelas wajah keduanya, aku sungguh tak percaya mereka, mereka adalah orang yang ku sayangi aku sungguh tak percaya tubuhku lemas dan terjatuh kelantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
WE?
Teen FictionMungkinkah, Dia yang merubahku? Dia selalu ada? Dia selalu membuatku tertawa? Ataukah, Dia membuatku tetap seperti ini? Dia selalu menghilang ? Dia selalu membuatku menangis? Dia membuatku ....Terus memikirkannya....