MEMORIES

4.4K 458 17
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Jeno berjalan lesu. Ia sudah tidak sekolah disopa lagi, ia sudah pindah. Dan sekarang ia pulang dari sekolah barunya. Tidak ada yang mengenalnya, bahkan ia bukan prince yang dipuja puja. Disekolah barunya, ia tenang dan damai.

Awan mendung mengihasi kota itu. Padahal sekarang belum musim hujan, tapi kenapa awan mendung datang?
Jeno tak mempedulikan itu, ia tetap berjalan pulang. Hingga hujan turun dengan deras, jeno tidak mempedulikan bajunya yang basah kuyup.

'Yak!! Hyung bodoh.. Kenapa kau hujan hujan? Nanti sakit bagaimana?!" jeno memejamkan matanya. Ia mendengar suara jaemin mengomelinya.

'Hyung.. Hiks.. Kumohon jangan sakit lagi... Hiks.. Aku benci'

Jeno menghentikan langkahnya, ia mendengar suara jaemin lagi

'Hentikan!!! Berhenti hujan hujan!!!"

Jeno yakin, ia pasti akan dimarahi oleh jaemin. Jeno kembali melangkah, tapi ia merasakan langkahnya begitu berat dan ia seakan tak mampu berjalan.

'Jaemin sakit. Dia disana. Tolong bantu jaemin. Aku tak tega melihatnya. Jaemin tidak tahan sakit, jeno-ya'

Kali ini, ia mendengar siara haechan. Kata kata itu membuka luka hati jeno.

Jeno memejamkan matanya, airmatanya turun bersamaan dengan hujam jatuh kewajahnya.

"Aku merindukanmu. Jaemin-ah" kata jeno, ia terduduk trotoar komplek rumahnya, untung saja ia tidak didekat jalan raya.

"Kembalilah.." lirihnya.

Ia masih memejamkan matanya, tak lama, ia tidak merasakan air hujan menimpanya. Ia mengangkat kepalanya dan melihat siapa yang menghalangi hujan darinya.

"Hyung?"

Renjun bercacak pinggang menatap jeno.

"Jangan hujan hujan! Kau mau sakit lagi ha?" tanya renjun kejam

Jeno tersenyum, ia tau kalau kakaknya ini marah. tapi semarah marahnya kakaknya, renjun tak pernah serius marah dengannya.

"Tidak hyung.. Aku hanya mendengar suara mereka tadi" balas jeno sambil tersenyum. Eye smilenya keluar.

Renjun mengangguk, ia tau siapa itu mereka yang dimaksud dengan jeno

"Jika kau mendengarnya, cepat pulang dan ganti pakaian. Bajumu basah"

Jeno tersenyum, "payungi aku ya"

"Iya.. Ayo cepat"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang perempuan mengetuk pintu rumah yang besar. Penampilan perempuan itu sangatlah kotor dan acak acakan. Bahkan rambutnya seperti sapu ijuk, tidak disisir sama sekali

Tak lama, pemilik rumah membukakan pintu dan menatap terkejut sang tamu.

"Unnie.. Maafkan aku..." perempuan yang berpenampilan buruk itu bersujud dikaki pemilik rumah.

Sang pemilik rumah memasang wajah kesalnya dan pandanga tidak suka.

"Kenapa kau kemari?" tanya pemilik rumah

Saeron, perempuan berpenampilan buruk itu menatap yeri. Yeri pemilik rumah yang didatangi saeron

"Hiks.. Unnie.. Maafkan aku.." saeron memeluk yeri erat, sedangkan yeri hanya berwajah datar.

"Sana.. Jauh jauh dariku" yeri mendorong tubuh saeron kuat kuat. Jangan remehkan yeri, dia ini anak karate disekolahnya.

Saerom menatap yeri. Ia menangis sejadi jadinya.

BEST FRIEND (NCT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang