Bab 8. Pengakuanku

83 3 0
                                    

Aku mengusap wajah kasar, lantaran kebas. Malam ini, aku tidak bisa tidur. Sebenarnya, kebiasaanku yang satu ini sudah hilang sejak kedatangan Kak Aksa, namun, entah kenapa muncul kembali.

Plafon kamar yang sedari tadi menjadi objek di indra penglihatanku sampai-sampai terlihat menjengkelkan, lantaran bosan.

Kini, posisi tidur terlentangku beralih menjadi menyamping. Memeluk guling.

Ya, ampun..., ada apa sih denganku? Kenapa sedari tadi terbayang wajah Kak Aksa terus? Masa sih, aku rindu sama Kak Aksa? Apa aku mulai suka sama Kak Aksa? Ah, bukankah itu terlalu singkat?

Begitu seterusnya, berdebat di dalam hati. Sangkal-menyangkal. Pikiran memihak ini, sedangkan hati yang itu. Pokoknya bertolak belakang.

Akhirnya, setelah bersitegang dengan hati dan pikiran. Aku mengakui:

Aku suka Kak Aksa.

Aku rindu Kak Aksa.

Setelah itu, aku pun terlelap. Kendati tadi, sebelum tidur, sempat berharap, aku dan Kak Aksa dipertemukan dalam mimpi. Lantas aku pun bergumam, amin.

———
A. N

Dua atau tiga part lagi, END YEY! Semoga nanti enggak ada yang bakal ngangenin authornya sama Nira, ya! Wkwkwk:v

Salam manis, thor, spiderman, batman, etc.

Alnira Sari [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang