Bab 5. Sepintas Lalu

125 8 2
                                    

Tak hanya berkunjung ke pasar terapung, Kak Aksa juga membawaku ke tempat wisata lainnya, seperti: Taman Siring Sungai Martapura, dan mengunjungi Masjid Sultan Suriansyah. Kalau kalian mengunjungi Banjarmasin, cobalah ke tempat wisata ini, dijamin tidak menyesal. Sumpah deh.

Dan kini, Kami dalam perjalanan pulang. Sempat tadi mampir ke warung makan, untuk isi perut yang kosong dari pagi.

Ibuku menunggu di depan pintu saat mobil Kak Aksa menepi. Menyambut.

Kak Aksa membuka pintu lebih dulu, lalu diikuti olehku dan Bu Jasmin.

"Gimana jalan-jalannya?" ibuku bertanya seraya tergopoh-gopoh menghampiri.

Ya, ampun, aku bingung, kenapa sih ibuku selalu antusias dalam hal apapun?

Bu Jasmin dan ibuku berjabat tangan seraya lempar senyum.

"Sangat menyenangkan, Bu Elis. Oh ya, kenapa enggak mau ikut aja?" jawab Bu Jasmin sekaligus balik bertanya.

"Aduh, repot Bu. Ngurusin perlengkapan buat Mas Hadi kalo pulang."

Bu Jasmin mengangguk.

"Ayah balik besok, Bu?" aku asal bertanya. Menyela.

Ibuku mengangguk. Aku manggut-manggut. Oh ya, ayahku sudah satu bulan ini pergi ke Surabaya, katanya sih, ada urusan penting dengan kakekku. Kalau ditanya, urusan penting apa? Aku pun juga tidak tahu.

"Ehm, maaf Bu Elis, sepertinya saya dan Nak Aksa pamit dulu, ya? Soalnya sudah mau malam," ujar Bu Jasmin tiba-tiba.

Ibuku mengangguk, mengiyakan.

Bu Jasmin menangguk pelan seraya tersenyum padaku, aku membalas senyum. Kak Aksa menyalami ibuku, izin pamit.

Tak menunggu lama, Kak Aksa dan Bu Jasmin berjalan ke arah mobilnya, membuka pintu, dan lantas masuk.

Klakson mobil dibunyikan. Kaca mobil diturunkan, Kak Aksa tersenyum tipis, lantas berseru sampai jumpa.

Mesin mobil pun dihidupkan. Tak berselang lama, benda itu pun dilajukan. Meninggalkan pekarangan.

Ibuku menjawil lenganku. Aku menoleh.

"Cieee..., anak gadis ibu!" ibuku tersenyum jahil.

Aku ber'hiss' pelan, "Apa sih, Bu?"

Ibuku masih tersenyum jahil seraya mengerling ke arahku. Sedangkan aku hanya menahan senyum. Sedari tadi.

-----
ditulis pd tgl: 8/maret/2017
Didedikasikan untuk: Bajingan_imut

Alnira Sari [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang