1« Terlambat

8K 257 9
                                    

     Clarine berlari sekuat tenaga menuju sekolah, dia sudah tidak memikirkan Rambut nya yang sudah berantakan. Gerbang sekolah sudah di depan mata, Clarine menambahkan kecepatan berlari nya.

       "Gimana sih!!" Sungut seorang laki-laki yang sebelum nya berhenti mendadak di depan Clarine. Lebih tepat nya sekarang mereka di depan gerbang sekolah

     "Eh sorry.. Maaf banget ya, kamu gapapa kan?" Tanya Clarine dengan khawatir

      Laki-laki itu yang sedang menunggangi motor ninja nya, membuka helm "Kak Randy?!" Pekik Clarine

        Cowok yang bernama Randy itu membulatkan mata nya "Lo lagi-lo lagi! Lu tuh pembawa sial, tau gak!" Ujar nya penuh emosi

        "Ma..maaf" Clarine menunduk

         "Kalo lo ketabrak sama gua gimana?! Entar urusan nya jadi panjang! Lo gak ngotak ya!" Gertak Randy

          "Ya ma..maaf" jawab Clarine terbata-bata dan masih menunduk

          "Ah maaf mulu lo!" Ketus Randy

          "Randy, Clarine. Ngapain kalian disini?! Masuk! Kalian akan di hukum!" Ujar guru perempuan berambut panjang dan ditata kesamping

         "Lah, kok dihukum sih? Gerbang kan belom ditutup" sahut Randy

         "Kamu gak tau ini jam berapa?!" Tanya Sang guru sambil menaikan satu oktaf

        Randy melihat jam yang melingkar ditangan nya "7:10" gumam Randy pelan

           "Nah itu tau! Yasudah kalian segera kelapangan, Pak Yudi sudah mengumpulkan anak-anak yang telat termasuk kalian!" Ketus sang guru

           "Ck, gara-gara lu sih!" Ketus Randy lalu menggantungkan helm nya di lengan nya sambil melajukan motor nya

        "Kok aku? "gumam Clarine menautkan alis nya

        Randy dan Clarine berkumpul di lapangan yang sudah dipenuhi anak-anak terlambat. Yang bisa dibilang; kumpulan anak berandal.

       "Ayok, sekarang kalian baris!" Titah Pak Yudi tegas

    Siswa/siswi terlambat langsung berbaris.

       "Kamu kenapa lagi Clarine?" Tanya Bu Lia; guru yang tadi bertemu Clarine dan Randy di gerbang

       "Duh, anu Bu. Saya no-"

      "Nolong in orang lagi?! Aduh Clarine..Clarine. Alasan kamu tuh gak ada yang lain apa? Masa setiap kamu berangkat kamu selalu ngeliat orang ngemis-ngemis minta bantuan?!!" Cerocos Bu Lia

      "Ma..maaf Bu. Emang gitu kenyataan nya" jawab Clarine sambil menunduk

      "Ada apa, Bu Lia?" Tegur Pak Yudi

      "Ini si Clarine. Saya capek hadapi dia yang gak ada kapok-kapok nya telat" ucap  Bu Lia

     "Nanti kamu Ke ruang saya ya" tegur Pak Yudi serius

       "Ke ruang bapak?! Hmm ba..baik Pak" ucap Clarine terbata-bata. Seketika tubuh nya terasa gemetar. Pasal nya Pak Yudi adalah kepala sekolah baru di sekolah SMA Nusa bangsa, ini.

      "Mampus lo!" Celetuk Randy dengan tatapan meledek

     Clarine hanya melirik Randy dengan tatapan jengkel, lalu kembali menunduk. Satu per satu siswa-siswi yang terlambat datang di sidang alias di tanya satu-satu apa alasannya terlambat. Percuma di tanya alasan nya, kalau pada akhirnya di hukum juga.

        "Ayok di mulai lari nya! 20 putaran ya!" Titah Bu Lia setengah berteriak

       Baru saja Clarine ingin menjalani hukuman nya, Clarine sudah di panggil dengan suara berat Pak Yudi "Clarine, ayok ikut bapak"

      "Baik Pak" Clarine berjalan dengan rasa takut

       Randy melihat Clarine yang berjalan di belakang Pak yudi sambil berlari  "Tuh anak ngapain ya ikut Pak Yudi? Apa dia mau di keluarin gara-gara telat mulu?-" gumam Randy sambil berlari "ngapain sih gua mikirin dia? Pasti gara-gara gua kecapekan suruh lari!" Sambung Randy

       Saat Clarine masuk ke ruang kepala sekolah, Pak Yudi duduk di kursi besar nya.  "Duduk" titah Pak Yudi

        Clarine duduk dengan wajah cemas.

         "Apakah benar kamu suka datang terlambat karena menolong orang di jalan?" Tanya Pak Yudi dengan lembut

          "Iya Pak. Saya gak bohong kok. Kalau saya bohong hidung saya panjang" jawab Clarine dengan polos

         "Hahah saya percaya. Kamu nih ada-ada saja, kamu kira kamu pinokio" ujar Pak Yudi tertawa kecil

          "Biar bapak percaya"

         "Iya saya percaya" Pak Yudi masih terkekeh "yasudah, niat kamu kan baik, kamu tidak akan saya hukum. Nah lain kali kamu jalan dari rumah jam 6 pas, biar kamu bisa masuk lebih awal" ujar Pak Yudi

         "Baik Pak" Clarine yang tadinya membeku sekarang mencair

        "Yasudah, kalau kamu dihukum sama salah satu guru disini, kamu sebutkan alasan mu. Kalau alasan nya masih sama, kamu tidak usah ikut dihukum bilang sama gurunya; 'Pak kata Pak Yudi, saya gak berhak dihukum karena alasan menolong orang'" jelas Pak Yudi

        "Baik Pak" Clarine mangguk-mangguk dengan semangat "makasih ya Pak karena sudah percaya dengan saya"

         "Sama-sama. Wajah kamu itu tidak menunjukan kebohongan. Saya itu psikolog juga, jadi saya bisa baca pikiran setiap murid. Catat itu" ujar Pak Yudi

          "Iya Pak"

         "Yasudah, kamu kembali ke kelas" titah Pak Yudi

         "Baik Pak"

        Clarine bangkit dari duduk nya lalu Salim. Pak Yudi tersenyum karena melihat anak murid nya yang sungguh lugu ini.

        "Assalamu'alaikum Pak" salam Clarine yang hendak mendorong pintu agar terbuka

         "Wa'alaikum salam" jawab Pak Yudi

       "Aduh!!" Ringis Randy yang sedang berjalan depan ruang kepala sekolah

  "Eh. Maaf ya kak Rand"

  "Maaf lagi, maaf lagi! Lo punya mata gak sih! Dunia ini sempit banget ya, ketemu satu orang kayak lo aja gua udah ngeluh-ngeluh, apalagi gua ketemu orang yang kayak lo lebih dari satu?!" Randy menaikan satu oktaf

  "Berarti namanya kita jodoh. Buktinya, Kita selalu dipertemukan oleh takdir" jawab Clarine dengan polos

  "Ihh jijik gua takdir sama lo, kalo lo emang bener takdir gua, gua akan berusaha menjauh dari lo kayak bumi dan matahari!" Sungut Randy

  Clarine terdiam.

  Randy lalu pergi dengan langkah cepat.

  "Kak, takdir itu gak bisa dihindari! Mana ada yang tau sih kapan datang nya takdir?" Suara Clarine setengah kencang karena melihat punggung Randy semakin jauh

  Randy yang mendengar kata itu langsung memberhentikan langkahnya.

  "Dadah kakak!!" Clarine tersenyum ceria sambil melambaikan tangan nya

  Randy menoleh ke belakang. "Cewe stres!"

    Randy kembali berjalan.

Dear kakel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang