5« Kekasih dulu

2.9K 165 2
                                    

Randy: zan, ke cafe biasa

Fauzan: sip

Randy mengambil jaket nya lalu berjalan kelantai bawah untuk mengambil motor nya.

    "Den!" Bi siti berlari kecil menghampiri Randy

  "Den, mau kemana?" Tanya Bi siti

"Kemana kek" jawab Randy sambil berjalan keluar rumah

"Den, kata tuan jangan ke club lagi! Nanti den di pindahin ke Australia!" Ujar Bi siti yang memberhentikan langkah nya

Randy menghentikan langkah nya.

"Perhatian dia udah gak mempan lagi, mau dia pindahin gua ke Australia kek, Amerika kek, Antartika sekalian. Gak peduli!" Jawab Randy yang tidak menoleh ke Bi siti sama sekali

Bi siti terdiam.

Randy melanjutkan jalan nya menuju garasi. Setelah itu, Randy melajukan motor nya menuju cafe biasa yang bernama ''teen fav".

    Setibanya di cafe, Fauzan sudah menunggu Randy sambil minum sebuah kopi hitam kesukaannya "Lama banget lo!" Celetuk Fauzan lalu menghisap satu batang rokok

   "Jakarta macet boss" jawab Randy lalu duduk dan melepas jaket nya

     "Rokok" Fauzan menyodorkan sebungkus rokok nya ke Randy

     "Gak, makasih" jawab Randy lalu memanggil waitters untuk memesan minuman

     "Lagi gak ada masalah ya lo, makanya gak mau" ujar Fauzan lalu menaruh lagi sebungkus rokok di meja

    "Lo kayak gak tau aja, rokok cuman sebuah pelampiasan di saat gua lagi mumet!" Jawab Randy

       "Nih kak, menu nya" ujar sang waitters sambil menunjukan buku menu

     "Kayak biasa aja mbak, kentang goreng sama sprite"

     "Baik, 10 menit pesanan nya jadi" ujar sang waitters dengan ramah lalu pergi

     "Woo mampuz kurma!!" Fauzan berteriak heboh dan mata nya masih menyorot ke layar iPhone nya

   "Apaan sih?!" Ketus Randy yang melihat teman nya benar-benar heboh sampai orang-orang yang berada dalam cafe langsung melempar pandangan nya ke Fauzan

"Gila nih si Arya, waktu itu aja dia sering curhat sama gua 'Ah, Nindi mah apaan sih, jelek, emak nya jualan lontong sayur, sekarang jadian dia sama Nindi!" Jelas Fauzan yang matanya masih menyorot ke layar

"Arya temen kita?"

"Iya, masa lo gak tahu"

Randy langsung teringat wajah Clarine yang tersenyum manis saat ia tolong tadi pagi.

"Dadah kakak ganteng!!" Suara itu terus menerus terputar di memori Randy

Randy dengan cepat menggeleng kepala nya untuk melupakan ingatan buruk nya itu.

"Lo kenapa geleng-geleng? Kayak boneka yang ada di mobil aja" celetuk Fauzan sambil mengerutkan dahi nya

"Karma itu ada gak sih?" Tanya Randy tiba-tiba

"Yailah lot, lot! Lah ntu tadi ada buktinya. Mau gua tunjukin beberapa bukti lagi biar lo percaya?" ujar Fauzan

"Benci emang bisa mengundang cinta?" Tanya Randy

"Yaiya lah. kita tuh boleh aja membenci orang karena kita semua pasti gak bisa ngontrol emosi, tapi jangan terlalu benci karena takdir bisa mempermainkan itu" jelas Fauzan dengan kata bijak nya, ini jarang terjadi, sangat jarang

Randy mengangguk mengerti.

"Randy!" Panggil seorang perempuan dari belakang Randy

Randy menoleh ke belakang "Lisa?"

Lisa tersenyum lalu duduk di sebelah Randy "heiii apa kabar" sapa perempuan berambut panjang yang bernama Lisa

   "Baik, kamu sendiri?" Tanya Randy dengan excited

    "Masih sama, selalu cantik dan sehat waalfiat" ujar nya lalu tersenyum "Kamu tau gak, aku kangen banget!!!" Lisa tiba-tiba memeluk Randy

Randy terdiam.

Randy merasa nyaman dengan pelukan ini, pelukan yang sudah lama ia tidak rasakan.

    "Kita kan satu sekolah, kenapa kamu selalu menghindar dari aku" ujar Randy lalu membalas pelukan dari Lisa dengan sangat erat serasa Randy tidak ingin kehilangan lagi

"Maaf, ini cara untuk melupakan mu. Kamu kangen gak sama aku?" Tanya Lisa

"Jangan ditanya, Banget! " jawab Randy mantap

    "Lisa!" Panggil seorang lelaki dengan suara berat nya

Lisa buru-buru melepas pelukan nya.

"Lo lagi-lo lagi! Lo tuh mau nya apa sih!" Randy bangkit dari duduk nya sambil menghampiri cowok itu dengan menantang

Cowok itu berdecih dan tertawa.

"Kenapa? Udah diputusin sama Lisa masih aja gatel. Lo cowok apa cewek? Gatel banget!" Celetuk cowok itu dengan enteng

"Berani nya lo bilang gua cewek! Muka lo minta dikasih lebam lagi?!" Randy menarik kerah baju cowok itu

"Kali ini gua ngelawan" cowok itu langsung memukul badan Randy

Jadilah aksi tonjok-menonjok. Ya, dari dulu sampai sekarang, Randy memang tak pernah akur dengan Devano.

     "Jangan pernah ganggu hubungan gua sama cewek manapun! Cowok bajingan! Tukang tikung kayak lo gak pernah ada kata insaf!" Randy benar-benar ngamuk Karena posisinya Randy berdiri sedangkan Devanosudah terperosok ke meja dan kursi-kursi di sana

Randy lalu pergi meninggalkan tempat itu dan disusul dengan Fauzan.
*****

Matahari bersinar dengan terik nya, Clarine membuka jendelanya dan disambut dengan angin sejuk.

"Pagi dunia!!" Seru nya

Clarine lalu berjalan ke kamar mandi nya untuk mandi dan berangkat sekolah.

Sementara Randy bangun dari tidur nya disertai sisa luka lebam di wajah nya karena kejadian tadi malam lalu Randy berjalan ke kamar mandi.

Di Rumah Clarine—selesai mandi dan memakai seragam, Clarine keluar dari kamarnya dengan ransel dan sneakers nya.

"Anak perawan Mamah udah siap, ayuk makan bareng Mamah, Papah" ujar Mamah Clarine sambil menyantap roti

Clarine menghampiri ruang makan lalu duduk di meja makan "Mamah tumben gak sibuk?"

"Sibuk sayang, ini Mamah sempetin buat makan dulu" jawab Mamah Clarine

"Mah, rin, papah berangkat dulu ya" ucap papah Clarine lalu berjalan sambil membawa tas nya

"Hati-hati pah!!" Seru Mamah Clarine

"Kamu tuh berangkat jangan jalan kaki, kamu kan punya supir, kamu tugasin lah untuk mengantar kan mu sekolah" ujar Mamah Clarine

"Aku kan udah berapa kali bilang, Clarine gak mau berangkat-pulang di anter tapi mau nya jalan kaki. Banyak manfaat nya kok mah, Clarine bisa sehat dengan berjalan kaki terus bisa juga nolong in banyak orang" jelas Clarine

"Nolong in-nolong in dan nolong in. Kamu gak cape apa? Udah gitu di luar sana Banyak polusi, asap kendaraan umum, ihhh Mamah meh ogah" ujar Mamah Clarine lalu bangkit dari duduk nya

"Mamah berangkat dulu ya, rine" ucap Mamah Clarine lalu pergi meninggalkan Clarine

"Aku hanya butuh kasih sayang, bukan bergelimang an harta" ujar Clarine dalam hati sambil menatap sendu punggung Mamah Clarine yang berjalan makin jauh



19-03'-17
    Revisi; 11-03'17

Dear kakel (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang