My Private Doctor (Hiatus)

Chapter Ten

Jin's PoV

"Yeoboseyo, Ahra-ya. Eodiseo? Aku dengar dari Taehyungie kau sedang disini," kataku bersemangat.

"Ne, bisakah kita bertemu? Aku ingin memberitahumu sesuatu," kata Ahra. Suaranya sangat berbeda dari yang dulu, dia terdengar tidak bersemangat sama sekali.

"Tentu, kau ingin kita bertemu dimana? Sekalian saja ku traktir kau makan siang ya?"

"Eoh, itu terserah padamu dokter. Usahakan jangan terlalu jauh dari rumah sakitmu."

"Eiy, jangan panggil aku dengan sebutan seperti itu. Panggil saja seperti biasa kau memanggilku."

"O-oppa?"

"Ne, seperti itu lebih baik. Jadi, kita bertemu di kedai sup seberang rumah sakitku saja ya?"

"Baiklah, aku akan disana dalam 5 menit."

"Ne, Ahra-ya. Sampai bertemu."

Perasaan apa ini? Sesuatu yang hangat menyebar ke seluruh tubuhku, aku seperti sedang jatuh cinta. Apa benar dia akan kembali padaku? Aku harap seperti itu.

Aku segera ke ruanganku untuk membuka blazer putih yang biasa ku kenakan ketika aku bekerja. Blazer itulah yang menunjukkan identitas kalu aku seorang dokter.

Aku harus bergegas ke kedai tempat kami bertemu.

Setelah aku sampai disana aku melihat seorang wanita yang ku kenal dengan sangat baik. Yes, she is. Go Ahra. Dia adalah cinta pertamaku saat aku duduk bangku high school.

Aku tidak peduli pada perbuatannya yang meninggalkan aku selama 3 tahun belakangan. Yang aku pedulikan sekarang adalah akhirnya kami bisa bertemu lagi.

Aku segera menuju mejanya.

"Eoh, o-oppa," katanya dengan sedikit kaget dan seketika berdiri.

"Ahra-ya," kataku sambil memeluknya dengan sangat erat. "Bogosipeoseo, jeongmal bogosipeo."

"O-oppa, disini banyak sekali pengunjung. Aku malu," katanya. Suaranya memang tidak pernah berubah, masih sama, masih lembut seperti dulu, mash sangat hangat terdengar di telingaku.

Aku sangat merindukannya, ku harap detik ini, menit ini, jam ini waktu berhenti berputar agar aku tidak akan pernah melepaskan pelukan ini.

"Oppa, geumanhae. Bisakah kau duduk?" katanya sambil mendorong tubuhku melepaskan pelukanku.

"Wae? Apa kau tidak merindukanku?"

"Bogosipeo. Tapi ada hal yang lebih penting yang ingin aku bicarakan kepadamu selain hanya berkata 'bogosipeo'. Tolong dengarkan aku, oppa."