Pukul 7 pagi
"Cindy-ya?"
Terdengar suara teriakan Jimin dari kamar Cindy membuat para asisten rumah tangga yang bekerja di kediaman keluarga Park kebingungan.
"Cindy-ya, eodiseo?"
Jimin pun segera menelpon ke nomor ponsel Cindy, tapi ponsel itu berdering tepat di sampingnya.
"Sial."
Jimin pun mengacak rambutnya kasar dan segera keluar rumah.
"Ahjumma, kalau Abeoji dan Mama pulang bilang saja aku pergi dengan Cindy."
"Ne, Tuan muda," jawab Jang Ahjumma.
Jimin segera tancap gas mencari keberadaan adiknya itu.
"Cindy-ya, mianhae. Tapi tolong jangan siksa aku dengan kabur seperti ini," gerutu Jimin sambil memukul kemudi mobilnya.
Calling...
Jung Hoseok
"Yeoboseyo, Hoseok-ah. Eodiseo? Cindy kabur dari rumah. Bisakah kau mencarinya juga? Aku sangat bingung sekarang, aku tidak tahu dia akan pergi kemana. Karena hubungannya dengan Maeri setahuku tidak baik belakangan ini. Dan Yoongi, aku juga tak tahu dia dimana. Ah, seolma? Nanti kuhubungi kau lagi, aku harus pergi sekarang."
Jimin pun terpikirkan sesuatu, yaitu Anyang. Dia segera mengarahkan mobilnya menuju Anyang.
•••
Cindy pun membuka matanya. Dia melihat seorang namja yang tak asing sedang tertidur di sofa tepat di seberang ranjang yang ditempatinya untuk tidur.
Dia menghampiri Jin.
"Dokter?" lirihnya.
"Ahra-ya, gajima. Jebal gajima, AHRA."
"Dokter, gwaenchanayo?" tanya Cindy kaget.
Seketika itu juga Jin memeluk Cindy dalam posisi duduk. Kepalanya berada di perut Cindy membuat Cindy tak bisa berkata apapun.
"Gwaenchanayo?"
"Ahra-ya, gajima. Jebal gajima."
"Na-naneun Ahra anieyo."
Jin pun membuka matanya dan segera melepaskan pelukannya.
Atmosfer diantara mereka pun menjadi canggung.
"Mi-mianhaeyo, aku tidak tahu kalau itu kau. Jeongmal mianhae."
"Gwaenchanayo. Ngomong-ngomong, apa yang dokter lakukan disini? Mengapa dokter tidak tidur di kamar lain?"
"Ah, igeo. Aku hanya takut terjadi sesuatu terhadapmu mengingat kau pernah menjalani operasi di bagian kepala dan dada."
"Arasseoyo," mendengar perkataan Jin barusan, itu membuat mukanya sedikit memanas. Dia pun berbalik arah membelakangi Jin.
"Cindy-ya, mandilah. Aku akan menyiapkan makanan untukmu, dan setelah itu kita mencari Yoongi-ssi."
"Ne."
Beberapa menit kemudian Cindy keluar dari kamar mandi, dia melihat dua buah paper bag menggantung di kenop pintu luar kamar mandi. Kemudian dia membuka paper bag yang pertama dan mengeluarkan isinya.
"Mwoya, igeo? Celana dalam? Bra? Semuanya warna pink? Aigoo, siapa yang membelikannya untukku? Is that you, doc?" pipi Cindy pun memerah dan dia mengacak rambutnya kasar. "Bagaimana kau tahu ukuran braku? Ini sungguh hal yang memalukan selama hidupku, selama ini hanya Oppa saja yang tahu semua tentang aku. Aish, jinjja."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Doctor (Hiatus)
Fanfiction#52 in Mellow category When I fall in love with my private doctor, I don't know how to express it. Karena aku hanya seorang yeoja yang sedang sekarat. Slow update