Chapter 6

77 3 0
                                    

OH IYAH INI KAN LATAR TEMPATNYA DI KOREA. JADI ANGGAP AJA MEREKA NGOMONG BAHASA KOREA YAH 😅

*****

Erland POV

7 tahun yang lalu.
Indonesia.

Aku melangkah memasuki perkarangan rumah yang luas di kawasan jakarta selatan. Sambil menyeret satu buah koper di tangan kananku.
Langkah kakiku berhenti di depan sebuah pintu berwarna coklat,
Kutekan Bell rumah yang berada tepat di samping kananku.
Bunyi suara kunci di balik pintu menandakan ada respon dari Bell yang aku tekan.

Seorang wanita paruh baya sekitar empat puluh sembilan tahunan berdiri di depan pintu, menatapku dengan ekspresi shocknya.
"Mas Erland?." Tanyanya masih dengan ekspresi shocknya.

"Iyah Bibi ini Erland, kenapa Erland semakin ganteng yah?." Jawabku dengan sambil senyum menggoda pada nya.

"Bibi sampe pangling Mas Erland tambah ganteng dan tinggi." Ucapnya sambil tersenyum padaku.
"Masuk! mas masuk!, sini kopernya biar bibi yang bawa kekamar mas... Nyonya lagi di dapur, pasti nyonya kaget liat Mas Erland dateng kesini." Lanjutnya mempersihlakan aku masuk.

"Makasih Bi Surti." Ucapku dengan senyum.

Rumah ini masih sama seperti tiga tahun yang lalu tidak ada yang berubah disini, foto keluarga pun masih sama seperti dulu.

Mataku menatap punggung seorang wanita yang sedang asyik memotok sayur sayuran, wanita yang sangat aku cintai, tak ada yang berubah darinya meskipun di lihat dari belakang. langkah kakiku semakin mendekat padanya, sepertinya dia masih belum menyadari aku ada di dekatnya.

"Siapa yang datang, bi?." Tanyanya masih asik dengan sayurannya tanpa mau menengok ke belakang. Sepertinya dia mengira aku ini Bi Surti.

"Mommy, I miss you." Ucapku manja sambil memeluknya dari belakang, tubuhnya menegang karna perlakuanku padanya.

"Erland! I miss you to honey." Jawabnya dengan kaget membalikan tubuhnya menghadapku sambil membalas pelukanku. "Ya ampun nak, kenapa kamu tidak bilang pada Mommy kalau pulang sekarang?." Lanjutnya melonggarkan pelukannya dan menatapku dengan lembut.

"Seperti kebanyakan orang, aku juga pengen kasih kejutan ke Mommy." Ucapku dengan lembut. "Lalu kenapa rumah sepi?." Lanjutku sambil menata rumah yang dari tadi seperti tak ada tanda-tanda kehidupan yang lain.

"Tentu saja sepi Daddy mu masih ada urusan di kantor, sedangkan adikmu mengerjakan tugas kelompok." Ucapnya. "Kalau kau ingin rumah ini ramai, maka menikahlah." Lanjut Mommy dengan senyum menggodanya.

"Come on mom! baru saja lulus dua bulan lalu, pulang-pulang sudah di suruh menikah, aku masih muda mom!." Jawabku dengan wajah pura-pura kesal.

"Memangnya kenapa kalau kau menikah muda?." Ucapnya sambil menatapku sebal.

"Mom please!." Jawabku memelas.

"Baiklah-baiklah sepertinya kau lelah istirahatlah di kamar mu." Ucap Mommy mulai menatapku hangat dan menyuruhku beristirahat di kamar.

"Siap ma'am." Ucapku semangat sambil berhormat.

Saat aku memasuki kamar yang berada di lantai dua yang sudah aku kosongkan selama tiga tahun ini, hal pertama yang aku lihat nuansa warna putih mendominasi kamar ini. Masih sama dan tidak ada yang berubah sejauh ini, bahkan tetap rapih. Aku yakin pasti Mommy atau bi surti yang selalu membereskan kamar ini. Dan sepertinya aku harus beristirahat karna perjalan panjang tadi, hanya duduk di dalam pesawat membuat tubuhku benar-benar pegal.

For You Ai (FYA) - [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang