Chapter 10

20 1 0
                                    

Author POV.

Raya menatap Mamahnya malas, dan memilih mengalah akan Mamahnya yang keras kepala. Bagaimana tidak malas Raya pada Mamahnya, lihat saja berapa banyak belanjaan yang di beli Mamahnya untuk dirinya itu.

Padahal kalau di pikir-pikir tak ada gunanya juga belanjaan segitu banyaknya untuk Raya. Namun Mamahnya tetap saja ngotot ingin membeli beberapa potong baju, sepatu, dan tas.

Kadang Mamahnya ini memang suka seenaknya sendiri. Tanpa mau tau memikirkan semua barang itu akan di pakai oleh Raya atau tidak.

Sudahlah biarkan Mamah mu bahagia Raya, pikir Raya.

"Mah?." Tanya Raya, menatap Mamahnya yang sedang melihat daftar menu makanan yang akan di pesannya.

Saat ini Raya dan Mamahnya memang sedang berada di Restoran yang ada di dalam Mall. Tiba-tiba Mamahnya mengeluh perutnya lapar, bagaimana tidak lapar? Raya dan Mamahnya mutar-mutar dari satu toko ke toko lainnya.

"Apa sayang? Kamu mau pesan apa? Apa mau Mamah pesankan salad?." Tanya Mamah Raya yang sekarang menatap Raya.

"Apa? Sejak kapan aku suka salad Mah?." Ucap Raya menatap ngeri Mamahnya.

"Loh Mamah kira semenjak tinggal di Korea, kamu mulai suka sama sayuran?." Jawab Mamah Raya menatap Raya menggoda.

"Tidak Mah, pesankan saja aku Nasi Goreng sifut." Ucap Raya pada memandang Mamahnya Malas.

"Baiklah, Mas!." Ucap Mamah Raya memanggil pelayan Restoran. "Saya pesen Tuna Steak, Nasi Goreng Sifut, Salad,,"

"Mamah!." Ucap Raya memotong perkataan Mamahnya, dan menatap Mamahnya dengan pandangan memelas.

"Ckk kau ini, Mamah belum selesai bicara sudah di potong saja! Mas, saya pesan salad BUAH bukan SAYUR." Ucap Mamah Raya berdecak kesal menatap Raya, sambil membuat penekan di beberapa kalimatnya.

Raya hanya bisa menghela nafas lega akan ucapan Mamahnya. Raya tidak peduli kalau Mamahnya kesal akan selera makannya, yang memang susah untuk memakan sayur.

Kecuali sayur asem buatan Mamahnya, itu pengecualian untuk Raya. Itupun hanya kuah dan buah belinjo saja yang di ambilnya.

"Tuna Steak, Nasi Goreng sifut, dan Salad Buah. Lalu minumannya apa?." Ucap Pelayan Restoran saat selesai menyebutkan menu pesanan mereka.

"Jus Jeruk saja dua." Ucap Raya, Pelanyan tersebut menuliskan pesanan Raya lalu berlalu meninggalkan meja mereka.

"Sudah besar masih saja tidak suka sayur, pantas saja tidak ada pria yang mendekat padamu." Ucap Mamah Raya sekarang menatap Raya meledek.

"Apa hubungannya sayur sama pria?." Jawab Raya menatap Mamahnya bingung.

"Tentu saja ada? Kau tau sayur itu bagus untuk kulit? Kalau kau tidak suka sayur, artinya kulitmu jelek. Dan, artinya lagi. Pria diluaran sana malas berdekat dengan kulit jelek sepertimu." Ucap Mamahnya menjelaskan.

"Apa! Mamah menghina aku jelek? Mana ada ibu yang menghina anak gadisnya jelek? Lagipula jika kulit aku jelek, kulit mamah juga jelek? Kan aku anak Mamah." Jawab Raya mulai kesal dengan Mamahnya, karna menjelek-jelekan anaknya sendiri. "Dan, yang paling terpenting, Mah? Aku ini laku di kalangan Pria. Cuma akunya saja yang jual mahal pada mereka semua." Lanjut Raya mendekatkan wajahnya kearah Mamahnya dengan nada berbisik.

"Masa? Kok Mamah tidak pernah melihatmu bersama dengan Pria?." Ucap Mamanya sinis.

Sebenarnya Mamah Raya tau jika banyak Pria yang suka dengan anaknya ini. Namun dirinya pura-pura tak tahu soal itu.

For You Ai (FYA) - [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang