Kulihat dia tertegun sejenak, lalu tersenyum. Senyum itu, senyum termanis yang pernah kulihat.Aku melanjut kan langkahku menuju ke kelas.
Apapun yang akan terjadi pada Al, aku akan terus dan tetap menjaganya. Apalagi dari Clarissa.
It will be ok, Al. Stay with me.
-Rafa POV end-
.
.
.
.
.
.Author POV
Setelah kejadian tadi, Alana masih terus mencoba untuk menetralkan detak jantungnya. Sungguh, seorang Rafa Dinata Collins mampu membuat orang sedingin Dinar Alana Steele kembali merasakan debaran jantung yang tak bisa di kontrol.
Memang mereka tidak pernah dekat. Tetapi keadaan Alana yang sekarang, sangatlah berbeda dengan Alana yang dulu. Alana dulu sangat periang, ramah, dan welcome pada semua orang. Tetapi hal itu sekarang hanya angin lalu, Alana sekarang tidak lagi menunjukan sikap hangat tersebut kepada semua orang.
"Ih gue kenapa sih, biasanya juga gak gini kalo ketemu Rafa. Ck." Gerutu Alana sambil jalan sepanjang koridor menuju ke kelas nya.
Oya, Alana itu satu tingkat di bawah Rafa. Jadi saat ini ia sedang berada di kelas XI-IPA sedangkan Rafa berada di kelas XII-IPA. Tetapi perbedaan itu mungkin tidak akan berpengaruh terhadap hubungan mereka.
Terdengar suara langkah mendekat, "Hosh, hosh. Ih Din, lu pelan-pelan bisa gak sih. Lagian ini belum bel juga." Ucap Bella sambil mengatur napasnya.
"Kebiasaan lo, Din." Sbahut Kayla yang sama ngos-ngosan nya, tetapi ia masih bisa menjaga image nya.
Melihat itu, Alana jadi ingat apa yang telah dilakukan oleh kedua teman absurdnya itu di depan mading sekolah tadi.
Alana menatap mereka berdua sinis, " Lo berdua apaansih tadi, gajelas banget. Bikin malu aja." Ucap Alana sinis.
Setelah berhasil mengatur napasnya, Bella pun membalas, "Ih baper lo! Itu becandaan doang kali." Sungut Bella kesal.
"Yaudin balik aja ke kelas kuy, daripada ribut di lorong. Kan nggak lucu." Ucap Layla santai.
"EMANG NGGAK LUCU!!!" Ucap Alana bersamaan dengan Bella.
"Ih anjir lo berdua, bodo ah." Kayla malah ikut-ikutan kesal.
Mereka pun memasuki kelas, ternyata di kelas sudah ramai, padahal ini masih belum terlalu siang. Biasanya, jam segini hanya ada 1 atau 2 orang yang sudah duduk manis di kursi kelas.
Alana pun duduk dibangku biasanya, ia duduk bersama Kayla. Dulu, Bella sempat protes karena ia akan duduk seirang diri, tapi apa boleh buat? Daripada Alana harus periksa telinga jika berlama-lama bersama Bella, lebih baik dia bersama Kayla yang tenang dan tidak banyak bicara.
Setelah duduk, pikiran Alana melayang pada kejadian tadi pagi di depan mading sekolah. Foto itu, -Fotonya bersama Bara, yang notabene adalah Kakaknya. Sebenarnya ia tidak masalah dengan fotonya, tapi kenapa harus dipajang dan disebar? Oleh Clarissa pula. Alana tidak pernah mengerti, mengapa sikap Clarissa sebegitu menjengkelkan nya terhadap Alana. Toh, mereka tidak pernah dekat dan punya masalah apa-apa. Tapi mungkin itu hanya menurut pandangan Alana saja, setaunya dulu Clarissa pernah menyukai mantan pacarnya-mantan Pacar Alana- tapi hanya itu saja. Tidak ada masalah apa-apa lagi. Lagian dulu sewaktu Alana memiliki hubungan dengan mantan pacarnya yang disukai oleh Clarissa itu , ia menjalani nya dengan baik. Tidak menikung Clarissa ataupun sebagainya. Karena memang yang melakukan pendekatan emang si cowok duluan. Tapi mungkin itulah yang membuat sikap Clarissa agak keki dan iri terhadap Alana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Weakness
Teen Fiction-- You come and fills the void heart. What happen then?"-- ---------------------------------------------------- "Aku nggak tau apa yang sedang terjadi sama kamu. Tapi aku ada disini. Untuk kamu." -Rafa Dinata Collins. "Semua yang terjadi padaku, kam...