Aku bejalan menuju ke pintu, dan ketika aku membuka pintu aku melihat Rafa memakai pakaian rapi, namun tetap terlihat cassual dengan kemeja putih serta celana hitam. Dan tunggu, siapa sangka pakaian kita akan serasi begini?Hanya kebetulan. Batinku.
Dia hanya melongo tak percaya dan tidak mengeluarkan suara apapun. Sambil membawa setangkai bunga mawar ditangannya, dia masih tetap berdiri mematung sambil melihat penampilanku.
Apakah penampilanku baik-baik saja?
Alana POV -end-
****Author POV
Rafa hanya melongo sambil membawa setangkai bunga di tangannya.
"Raf, halooo! Are you here?" Ucap Alana bingung. Jelas sekali ia bingung. Sebenarnya ia bukan bingung juga sih, tapi dia takut ada yang salh dengan penampilan nya. Baju nya atau tatanan rambutnya misalkan.
Rafa pun tersadar, dan dengan tangan gemetar ia menyerahkan bunga itu kepada sang wanita.
"Ehm, Al ini buat kamu." Kata Rafa, gugup.
Alana yang akhirnya paham bahwa pria itu sedang gugup pun. Berusaha membuat suasana menjadi netral dengan menerima bunga tersebut dengan senyuman yang menurut Rafa bisa mengalihkan duniaku.
Alana tersenyum, lalu berkata "Makasih, Rafa."
Sungguh saat ini adalah saat-saar yang sangat menggemparkan bagi Rafa. Duh, Rafa ini memang sedikit alay pemirsa.
Rafa hanya tersenyum canggung, dan tak lama ia tersadar "Al, aku mau ijin papamu dulu deh ya." Ucapnya.
"Ehm, tunggu bentar yaa." Setelah berkata seperti itu Alana pun memasuki rumah untuk memanggil kedua orang tuanya.
Tak lama kemudian, Bunda dan Ayah Alana pun menemui Rafa yang masih berdiri di depan pintu masuk dengan gugup.
"Eh nak, siapa namannya? Temennya Bara ya katanya?" Tanya bunda ramah.
Rafa canggung, secara ini lagi ngomong sama camer eh anjir udah main camer aja gue. Batin Rafa.
"Ehm, iya tante. Saya Rafa. Rafa Dinata Collins." Ucap Rafa, gugup.
Saat ini ia sudah keringat dingin, bagaimana tidak? Sedari tadi ayah Alana hanya menatap tajam ke arahnya. Sedangkan Alana ia hanya diam sesekali tersenyum geli melihat Rafa yang gugup. Ngegemesin banget. Batin Alana.
"Om, tante, saya mau minta izin ajak Alana jalan boleh, om, tante?" Tanya Rafa takut-takut.
Sebelum sang Bunda menjawab. Ayah sudah lebih dulu mendahuluinya, " Mau dibawa kemana anak saya." Tanyanya dingin.
Alana yang melihat itu memelototkan matanya, "Ayah," tegurnya dengan nada pelan.
Rafa yang melihat Alana membelanya, seketika hilang rasa takutnya, "saya mau ajak nonton aja sih om, saya janji ga bakal malem-malem pulangnya om." Jawab Rafa yang sudah lebih yakin dari sebelumnya.
Ayah Alana yang melihat kesungguhan dimata lelaki itu akhirnya berfikir, pria ini terlihat serius, semoga dia bisa membahagiakan serta menjaga anakku. Dan membantu nya melupakan kejadian di masa lalu. Batin Ayah.
Ayah Alana pun mengangguk, "Oke, jagaib anak om ya. Jangan sampai lecet." Katanya sambil terkekeh.
Rafa kaget, tadi om ini begitu dingin padanya, sekarang dengan mudah nya pria paruh baya itu bersikap ramah kepadanya. Keajaiban. Pikirnya.
"Siap om! Oke kita berangkat sekarang berangkat ya om. Assalamualaikum." Pamitnya sambil mencium tangan kedua tangan calon mertuanya itu.
Sedari tadi Alana hanya menyaksikan cara berinteraksi Ayahnya dengan Rafa. Mengapa ayah sebegitu mudahnya mempercayai orang baru?
KAMU SEDANG MEMBACA
Weakness
Novela Juvenil-- You come and fills the void heart. What happen then?"-- ---------------------------------------------------- "Aku nggak tau apa yang sedang terjadi sama kamu. Tapi aku ada disini. Untuk kamu." -Rafa Dinata Collins. "Semua yang terjadi padaku, kam...