6. Aku Sayang Kamu

100 12 8
                                    

Ya, orang itu adalah Clarissa. Bisa dipastikan bahwa acara ku bersama Rafa akan dihancurkan oleh perempuan medusa itu.

Tunggu, acara? Apa aku bilang acara? Tidak. Aku hanya menemani Rafa nonton tidak ada yang lain. Astaga aku mulai Baper.

Lupakan.

Setelah mengatakan itu, tanpa Ba bi bu lagi. Ia menggandeng, bukan. Lebih tepatnya menarik paksa tangan Rafa menuju teathre room. Meninggalkan ku yang masih melongo mentapnya.

Seriously?! It's such a f*ckn date!

Alana POV -END-

****

"Tidak akan selamanya bisa menahan perasaan sayang. Semua manusia seperti itu."

*****

Rafa POV

Aku yang tidak fokus, tidak menyadari bahwa saat ini tanganku sudah tidak lagi menggenggam tangan Al. Dan aku pun merasakan kehilangan saat genggaman tanganku ini terlepas dari jari tangan mungil milik Alana.

Saat ini aku sudah ditarik, lebih tepatnya diseret secara paksa oleh Clarissa yang entah bagaimana bisa ada disini. Bisa dipastikan acara kencanku dengan Alana akan terancam gagal oleh wanita medusa yang satu ini.

Anjir. Ni cabe mau bawa gue kemana sih? Shit. Batinku mengumpat.

"Clarissa, stop." Kataku dingin.

Dia seakan mengacuhkan ku dan terus mengoceh menuju theater room yang seharusnya tempat aku bersama Alana menonton.

"Raf, nanti kamu pegang tanganku terus yaa, nanti kamu --- " ucapan nya yang belum selesai, langsung kupotong dengan keras.

"Anjir. Lo ganggu gue aja tau nggak. Gua kesini mau nonton sama Al bukan sama elo, minggir lo! Lepasin tangan gue !" Bentakku keras.

Kulihat dia kaget dan langsung melepaskan pegangan tangannya padaku. Matanya pun sudah berkaca kaca. Tetapi aku tidak peduli. Salah siapa mengganggu acara kencan ku dengan putriku?

Tak lama kemudian Alana datang membawa satu bungkus Big Popcorn dan 2 minuman yang mungkin dia beli tadi ketika tidak sengaja kutinggal saat Clarissa yang dengan seenak jidatnya menatik paksa tanganku.

"Lo ngapain kesini ?!" Sentak Clarissa dengan ketus.

Aku kira dia menangis tadi. Dasar nggak jelas. Batinku.

Al hanya tersenyum, "Gue dateng sama Rafa tadi. Dan lo tiba - tiba bawa dia kabur ninggalin gue ditengah antrian." Jawab Alana santai.

Clarissa menggeram marah, "Lo mending pulang deh. Gua mau jalan sama Rafa. Berduaan. Inget. BERDUAAN." Jawab Clarissa yang menekankan kata berduaan.

Al menatapku sekilas. Lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Clarissa, "Oh oke. Fa, gue balik deh. Kan udah ada tuh princess lo yang cantiknya Selena Gomez aja lewat." Katanya datar.

Aku membelalakan makataku. Apa-apaan.

Bukankah beberapa menit yang lalu panggilan Alana terhadapku sudah berganti menjadi lebih manis? Tapi kenapa sekarang kembali lagi ke mode awal?

Arghh! Ini gara gara Clarissa yang sok kecantikan itu.

Sebelum Alana berbalik arah meninggalkan ku, langsung ku cekal pergelangan tangannya. Tidak keras, namun cukup kuat.

"Al, jangan pergi. Kita kan mau nonton. Aku nggak mau nonton sama dia. Aku mau sama kamu, Al." Kataku pelan kepadanya.

Alana hanya memandang datar kearahku dan mengedikkan bahunya.

WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang