8. Menghindar

23 4 1
                                    

Mata Rafa. Belum sempat Rafa menahan Alana, karena ia berniat bicara berdua dengan Alana. Alana sudah lebih duku pergi,menghindari Rafa. Berpura-pura tidak melihat keberadaanya.

Alana pergi dengan perasaan berkecamuk,meninggalkan Rafa yang hanya mendesahkan nafasnya berat.

****
"Nggak selamanya orang yang sayang sama lo, bakalan tahan buat nunggu. Ada saatnya orang itu lelah."

****

Author POV

Rafa masih berdiri menundukan kepalanya. Dia menyesal, jika saja dia tahu Alana akan menghindarinya setelah ia menyatakan perasaanya. Pastilah ia akan menahan perasaan itu untuk waktu yang lebih lama.

Tapi apalah daya, nasi telah menjadi bubur. Tugas Rafa saat ini adalah ia harus berhasil meuakinkan hati Alana. Menjadikan seorang Alana sebagai seorang yang sulu lagi. Yang hangat, ramah, dan terbuka.

Setelah meyakinkan dirinya, Rafa pun berjalan gontai menulusuri koridor untuk menuju ke kelasnya.

Mungkin nanti aku akan mengajak Alana bicara. Berdua. Ucap Rafa dalam hatinya.

Saat berada di tengah koridor, tiba-tiba ia merasakan ada yang nenepuk pundaknya.

Rafa menoleh, dan menemukan Bara yang sedang bersusah payah mengatur nafasnya. Hei dia baru saja berlari mengejar adiknya, dan sangat disayangkan adiknya yang satu itu tidak perduli. Miris.

Masih dengan mengatur nafasnya, " Bareng dong ke kelasnya." Ucap Bara setelah berhasil menetralkan nafasnya.

Rafa hanya mengangguk.

Selama perjalanan mereka isi dengan mengobrol ribgan seputar eskul, dan lainnya.

"Oiya, kemaren gue liat adek gue nahan nangis abis pulang sama lo. Lo apain sih?" Tanya Bara sedikit kesal.

Memang ia melihat Alana dalam kondisi yang kurang baik setelah pupang kencan bersama Rafa. Ia sedikit merasa kesal l, karena bagaimanapun Alana adalah adik yang sangat ia sayangi, dan ia bertekad untuk menjadi orang yg kembali dipercaya oleh adiknya itu. tepatnya setelah kejadian 5bulan lalu.

Rafa langsung merasa bersalah kepada Alana, "Gue nyatain perasaan gue ke Alana kemaren." Jawabnya lesu.

Bara tertegun sejenak. Setelah menyadari apa yabg dikatakan teman karibnya itu, ia pun mengeluarkan seringaian nya.

Akhirnya Rafa berani menyatakan perasaannya. Selama ini ia memang mengetahui perasaan sahabatbya itu kepada adiknya. Tapi, Bara merasa Rafa terlalu takut untuk memulai nya.

"Oh, bagus-bagus. Eh tapi lo serius ga sama adek gue? Gue gamau ya lo cuma main-main sama adek kesayangan gue." Balasnya kepada Rafa.

Mendengar itu, Rafa melotot kepada Bara, "Seriously?! Lo namya itu? Gua cinta banget sama Alana bahkan saat dia masih sama Aidan." Jawabnya mantap.

Mendengar nama Aidan, Bara menegang. Ia pun menyadari bahwa adiknya itu masih ragu untuk menerima perasaan seseorang lebih dafi sekedar teman. Adiknya belum bisa mempercayai siapapun.

"Gua harap lo bisa bikin Al move on dan bikin dia bisa percaya sama orang lain." Kata Bara, pelan.

"Emang itu misi gue." Balas Rafa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang