Bab 6. Rekayasa Dalam Cinta

74 5 4
                                    

Aku hidup dalam masa modern, aku hidup dalam masa perubahan. Tapi kenapa aku merasa hanya aku yang tidak berkembang?? Hidup bebas di kota orang memang membanggakan. Membanggakan sampai aku tak mampu untuk mencari penopangku di sini. Awalnya aku hanya biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan aku merasa jenuh dan ternyata untuk mendapatkannya susah.. Dan lebih susahnya lagi aku, kuliah jurusan informatika, tapi aku tak bisa menerapkan semua itu dalam lingkunga ku.. Aku bodoh bukan??

Aku menatap miris pada beberapa orang yang berada di sekitar ku. Aku merasa sedih, kesal dan malu?? Malu karena hanya aku yang tidak punya pasangan. Bayangkan, aku merasa ada 2 pasangan dan aku menjadi penghalang mereka atau bisa di katakan 1 pasangan di samping kiri ku dan 1 pasangan lagi ada di kanan ku.. Kelihatan sekali aku jonesnya..

"Huh, hampir gue telat lagi. " ucap seseorang seraya duduk di samping ku.

Aku melihat wajanya yang penuh keringat dan nafas ngos-ngosan. Aku melihat dia mencari sesuatu di dalam tasnya, dan aku merasa apa yang di cari nihil karena dia hanya menghela nafas. Tanpa babibu aku memberikan sapu tangan ku ketika aku melihat dia yang berusaha mengelap keringatnya dengan tangan..

Dia hanya mengernyit menatap ku. Aku tersenyum menatap wajanya yang ragu-ragu..

"Nih, gak usah malu." aku menampakkan senyum terbaikku. Dia tersenyum sambil mengambil sapu tangan  ku.

Jujur yah, perempuan yang ada di samping ku ini cantik. Kemeja putih, rok rempel pink selutut. Rambutnya dia ikat sebagian, dan membiarkan sebagiannya tergerai. Tas selempang dan beberapa buku yang di letakkan di sela-sela aku dan dia..

"Maaf yah, sapu tangannya jadi bau keringat"ucapnya setelah berdiam beberapa waktu.

"ah tidak masalah. Lagian kamu juga butuh banget kan?? Pakai saja dulu."

"Terimah kasih" balasnya lagi..

"Untung ada kamu di sini. Aku gak kelihatan kesepian sendiri." aku tersenyum menatapnya. Dia hanya menampilkan muka bingung. Aku menunjuk pasangan yang ada di samping ku dan yang ada di sampingnya. Dia mengikuti arah yang aku tunjuk. Sesaat dia terkekeh.

"wah, kayaknya kita jadi obat nyamuk yah." ucapnya sambil tertawa pelan. "Eh Dwi, baru juga pagi, udah nongkrong nih sama ehem ehemnya. " teriaknya sambil menatap di sampingku ku. Aku melihat seorang perempuan berbaju SMA menoleh.

"Sirik aja loh kak, makanya cari pacar kayak gue dan gilang." balasnya sambil tersenyum mengejek. Aku melihat dia hanya tersenyum ringan menanggapi candaan dari siswa SMA itu..

"Hmm, loh biasanya nunggu bis di sini juga??"tanya ku pada perempuan yang ada di samping ku.

"Oh gak sering juga sih. Biasanya gue naik kendaraan sendiri, yah kalau lagi malas gue naik bis. Sebenarnya gue ada kuliah jam setengah delapan,  tapi sayang motor gue ada di bengkel, jadi terpaksa naik bis.. "

"Wah, Gue juga ada kuliah jam setengah delapan. Loh kuliahnya dimana??"

" nih, kampus yang dekat dari sini."

"Sama dong tempatnya. Gue fakultas tekhnik, kamu?? "

"Gue fakultas ekonomi. Agak jauhan yah gedung kita.. Kamu di barat daya kan?? " tanya nya, aku hanya mengangguk menjawab pertanyaan perempuan di samping ku ini..

"Keasyikan cerita kita, tapi gak kenalan. Gue seto." aku memberikan tangan ku untuk bersalaman, dia membalas tangan ku juga.

"Gue----"

Pip pip

Kami berdua menatap arah ke depan. Sebuah bus sudah terparkir di halte. Aku melihat perempuan itu bergegas lari menuju bus.

Halte Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang