"Wawaaaaaaaaaann".
Aku menghentikkan langkah kaki ku ketika aku mendengar suara cempreng yang sangat tidak asing yang nyaring ditelingaku. Aku beberapa kali berpikir pasti perempuan ini sesuku dengan roro,, beda 11 12 lah kalau dipikir. Sumpah beda dengan kakaknya, kak Dwi yang lebih terkesan galak dan cuek. Dan lihat adiknya, cukup katakan nauzubillah dan geleng-geleng kepala.
"Wawan, Wawan, wawan."
"Apa apa apa?" aku menatap Try yang ada di sampingku. "Apalagi? utang lo yang nasi goreng kemarin udah lunas. Mau ngutang lagi? Ya Allah Try ini masih pagi. Itu kantong masih gede."
Dia menatapku penuh curiga. "Apanya yang gede? Isi kantongnya atau di balik kantongnya??"
"uh ini anak. Mesum terus pikirannya." tegur ku sambil menyentil dahinya. Dia hanya menatapku cemberut sambil mengusap dahinya. "Lagian itu bukan gede, tapi rata. Gue yakin pasti gak muat di tangan ku. Terlalu kecil.. Hahahhah" tuturku yang di sambut cubitan di pinggangku.
"Wawan, lo yah bener-bener." makinya kesal.
"Hahaha ok ok. Lupain. Mau apa lo?"tanyaku lagi.
"Lo mau pergi gak nanti di acaranya Tiana?" dia nanya balik.
"Yang Ulang Tahun gak sih. Ah males gue."
"Yah Wawan. Gak asik banget luh." ucap Try. "Kamu tega gak pergi. Inget gak apa yang dia lakuin ke kita? kalau gak ada dia waktu itu nyontekin tugas biologi, bisa bisa kita kena hukum. Inget gak?" ucanya lagi. Aku meringis mengingat hal itu.
"Lagian kan ada lo yang wakilin." ucapku seraya duduk di bangku kelas. "Sebenarnya loh ngajak gue ikut apa karena loh gak ada pasangan atau mau numpang nebeng?"
Try hanya meringis. "Sebenarnya karena Dua-duanya sih.. Hhehehe. Tapi bilang ajak kek loh bokek gak ada uang beli kado. Iyakan?"
"Bokek bokek, emang gue elo?"
"Nyindirnya kasar banget pak." aku hanya terkekeh.. "Jadi gimana? "
"Hai Wawan... Eh ada Try juga..". Aku belum sempat balas nya ketika suara rere terdengar.. "Bicarain apa ini??"
"Nih si Wawan gak mau ikut pergi di acara Tiana. Gak asik banget.." jawab Try sambil melotot kepadaku..
" Loh gak ikut yah wan? Yah padahal gue pengen loh jadi pasangan gue kesana. Gue mau ngajak lo. Gimana dong?"
Aku melihat wajah kecewa Rere dan Wajah kesal Try. Kayaknya aku telah mematahkan hati kedua perempuan ini.. Hahhaha
"Oh gini saja. Kalian pergi saja berdua kesana. Setidaknya kalian gak kesepian. Gimana?" aku memberikan saran kepada mereka.
"Bisa juga sih. Re, kamu mau aku ikut kamu atau kamu ikut aku. Kak Eky pasti anterin kita ke rumah tiana!"
"Oh iya deh. Aku ikut kamu. Tapi Nala juga ikut. Gak apa-apa kan Try?"
"sip." ucap try yang di jawab senyum oleh Rere. Sedangkan aku asik menonton mereka. Di lupakan..
"Yakin lo gak mau pergi wan?"" Yakin banget Re gue gak pergi." jawab ku lagi.
****
"Lelet banget lo bawa motornya wan! Kalau gini gue terlambat ketemu Lea."
"Tadi gue nyuru loh bawa motor, lo nolak. Nah pas gue yang bawa, lo nya nyolot. Gimana sih kak? " ucap ku jengkel.
Jelas jelas Kak Rika bilang gue yang bawa motor. Nah ini astaga nyolot lagi.. Kalau bukan dia kakak gue, gue buang saja di sungai ciliwung. Rempong dianya.. Untuk kembaranya gak aneh kek dia..
KAMU SEDANG MEMBACA
Halte Love Story
Cerita Pendek"Cinta bisa saja akan bersemi di tempat yang berbeda, tapi itu tak akan mengalahkan perasaan itu sendiri" Berisikan kumpulan cerita-cerita remaja di salah satu tempat yang tak terduga, halte.. Silahkan baca dan berikan saran, aku hanya penulis pem...