Pemalas (chap 1)

3.9K 485 47
                                    

Author's pov

.
.
.

Tatap

Tatap

Tatap

"Oh ayolah Ranpo, bisakah kamu melihatku?"

"Tidak"

"Sebentar saja"

"Tidak"

"Satu menit?"

"Tidak"

"59 detik?"

"...."

"Oke 5 detik?"

"Tidak"

"Apakah ada kata selain tidak?"

"No," kamu cemberut mendengar kata Ranpo yang masih malas-malasan di kursi yang katanya sih kursi kerja tapi salah fungsi jika dipakai oleh detektif pemalas itu.
Kamu menatap Ranpo dengan pandangan mengintimidasi seolah-olah dia akan merasa terintimidasi tapi masalahnya adalah Ranpo sama sekali tidak bergerak seolah dia sudah pergi ke dunia lain, abaikan itu.
Kamu menghela nafas, sudah menjadi kekasih Ranpo selama 3 bulan dan kamu merasa bahwa Ranpo benar-benar tidak menganggapmu kekasih. Entah dia sewaktu itu serius apa tidak menyatakan cintanya walaupun agak maksa-ralat-emang maksa.

"Hidoi (kejam)," kamu akhirnya berkata sambil mendengus sebal.

"Memangnya ada apa [Yourname]-chan?" Atsushi yang melihat dan mendengar pertengkaran kecil itu akhirnya bersuara.

Kamu melihat Atsushi
"Aku nanti malam ada acara reuni teman senior high schoolku, dan acaranya itu harus membawa pasangan," jawab kamu.

"Tapi sayangnya si detektif yang sangat terhormat ini tidak mau di ajak kerjasama denganku," kamu menatap tajam Ranpo dan yang ditatap hanya tidak peduli dan masih memejamkan mata, entalah, mungkin tidur.

"Mungkin Ranpo-san sedang lelah, akhir-akhir inikan dia banyak misi," Atsushi berkata dengan segala pikiran positifnya.

"Tapi hari inikan dia libur," kamu malah cemberut dan suasana hati kamu benar-benar buruk, mungkin ditambah karena kamu sedang pms.

"Mungkin Ranpo-san..--" kalimat Atsushi terpotong.

"Denganku saja," ini bukan suara Ranpo melainkan suara si maniak bunuh diri yang entah muncul darimana yang jelas dia saat ini sudah berada di dekat Atsushi.
Kamu pura-pura berpikir dan melihat Dazai dari atas sampai bawah seolah-olah menilai.

"Tidak. Terimakasih," ucapmu datar dan di balas Dazai dengan tatapan sakit hati.

"Hiks.. hidoi [Yourname]-chan," ucapnya dengan nada manja. Kamu hanya mendengus lalu mengabaikan Dazai dan beralih untuk menatap ranpo lagi kali ini kamu mencolek-colek pipinya dan Ranpo hanya mendengus tapi masih tidak mau membuka matanya seolah-olah dia sangat lelah sekali.

"Pokoknya nanti kamu datang ya, aku tunggu kamu di alamat ini," kamu menyerahkan alamat yang sudah kamu catat sebelumnya dan memasukannya di saku jubah kebanggaan si detektif itu tapi Ranpo tidak merespon.

"Ranpo?" Kamu lagi-lagi cemberut karena diabaikan.

Ranpo hanya berucap "hm" dengan kemalasannya dia, kamu hanya menghela nafas dan menatap sedih.

"Kan sudah kubilang, sama aku saja," kamu melihat Dazai dengan malas.

"Nanti disana kau pasti menggoda teman-temanku yang sudah punya pacar, aku tidak dapat membayangkan masalah apa yang akan kau buat," ucap kamu sambil sedikit bergidik seolah-olah kamu membayangkan kejadian itu.

Dazai hanya tersenyum jahil
"Cemburu ya?" Katanya dengan menaikkan alisnya menggoda, kamu hanya mendengus dan tidak menanggapi lalu kamu berjalan keluar setelah pamit dengan Atsushi sebab di ruangan agency itu hanya ada Atsushi dan Ranpo saja.
Kamu keluar diikuti Dazai yang mengikutimu dan masih menggodamu tapi kamu hanya menanggapi dengan malas.
Setelah kamu keluar Atsushi mulai melanjutkan pekerjaannya dan Ranpo dengan posisi yang sama masih bersandar malas di kursi santai, tapi kali ini dengan mata yang terbuka dan melirik tepat ke pintu agency dengan tatapan datar.

.
.
.

To be continued

Hadir dengan cerita baru ya walaupun ini hanya iseng sebelum nanti cerita yang bener-bener baru :v
semoga seneng dan jangan lupa vomment

With you (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang