Tidak mengerti (chap 5)

2.4K 415 53
                                    

Reader's Pov
.
.
.

Aku memasuki sebuah restoran yang bernama yakiniku, sesuai dengan misi dan info dari Ranpo bahwa orang-orang itu akan bergerak pukul 7 malam. Aku sedikit mencoba menahan keinginan untuk menarik dress yang aku coba di agency tadi.

Aku duduk di salah satu tempat duduk di paling pojok tiba-tiba pelayan perempuan menghampiriku dengan senyuman.

Aku langsung memasang wajah lesu dan putus asa.

"Wine," dalam hati aku mengenyit mendengar kalimatku.
"Wine apanya," batinku terkekeh karena aku sama sekali belum pernah mencoba wine. Perempuan itu hanya mengangguk walaupun matanya menelisik kearahku tapi aku mencoba bersikap tenang walau masih memasang wajah lesu.

Aku memasang ekspresi lesu dan putus asa sambil memijit keningku, ini adalah akting pertamaku untuk menarik perhatian, dalam sudut mataku aku dapat melihat suasana yang memang ramai tapi ada sesuatu yang mengherankan.

Tiba-tiba pelayan yang tadi menghampiriku dengan membawakan sebotol wine, lalu dia meletakkan wine itu di meja tempatku, perempuan itu tersenyum dan bertanya kepadaku

"Apa nona tidak mau memesan makanan?" Aku hanya menggeleng dengan wajah menunduk. Perempuan itu masih berdiri di tempatnya.

"Apa nona ada masalah?" Perempuan itu bertanya dan aku hanya menyerngit tapi berusaha menutupi itu semua. Aku hanya diam

"Maaf bukannya ikut campur tapi aku beberapa kali sering melihat perempuan yang kondisinya terlihat seperti anda ini, jadi um.. aku hanya mencoba membantu," kata perempuan itu dengan tatapan prihatin, aku hanya mendongak dan menatap perempuan itu sedih.

"Aku kehilangan pekerjaanku dan aku juga kehilangan kekasihku," aku mulai mencoba terisak dan ternyata itu berhasil, tidak sia-sia selama ini aku menoton drama-drama yang bergenre romance beserta hurt.
Perempuan itu menatapku sedih.

"Aku turut prihatin," aku yang mendengar itu hanya mengangguk.

"Semoga nona bisa mengobati itu semua disini," ucap perempuan itu sopan sambil mengundurkan diri untuk pergi.

Aku merasakan bahwa ada suatu kejanggalan tapi berusaha mencoba tenang, setelah meredakan sedikit tangisan aktingku, aku mulai melihat wine yang ada di depanku. Inilah yang aku takutkan sebelumnya, meminum sesuatu yang belum pernah aku minum. Tapi aku berusaha untuk profesional sebab jika tidak meminumnya maka aku akan di curigai.

Aku mulai menuangkan botol wine itu ke dalam gelas, lalu aku mulai meminumnya sedikit demi sedikit, ada perasaan takut juga ada perasaan tidak yakin.

"Nona," aku mendongak menatap lelaki yang sekiranya berumur satu tahun lebih tua dariku.

Aku menaikkan alis.

"Banyak kursi yang sudah penuh dan sepertinya cuma nona saja yang sendirian," lelaki itu tersenyum ramah.
"Boleh aku duduk?" Tanyanya dan aku hanya mengangguk kemudian meminum wine itu sedikit.

"Nona sepertinya sedang ada masalah ya?" Tanya lelaki itu, aku mengernyit.

"Maaf aku hanya melihatmu yang sedang frustasi itu," lanjut pria itu, lalu aku hanya mencoba mengatur ekspresiku.

With you (Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang