Happy Reading
Sakura POV.
"Tou-san. Siapa dia?" Aku melihatnya. Tou-san, dan wanita itu. Aku kecewa berat. Lebih berat daripada mengangkat 10 gajah dengan satu tangan. Mereka, dalan kamar tou-san, berdua.
"Kenapa jam segini udah pulang? Ini masih jam 4." Tanya tou-san dengan marah. Harusnya aku yang marah.
"Maaf tou-san, aku..... Aku telah mengganggu kalian. Aku akan pergi kekamar. Anggap saja aku tidak ada." Kutahan sekuat tenaga agar air mata ini tak jatuh.
Kututup pintu kamarku. Kuambil koper dan memasukkan semua barang-barangku. Air mata yang tak kuat untuk kutahan, akhirnya jatuh juga.
Apa yang terjadi dengan tou-san? Kukira dia adalah yang sempurna. Tapi kenyataannya......Takdir tidak berpihak padaku. Sudah ditinggal kaa-san, tou-san selingkuh. Apa lagi coba? Bisakah aku bahagia untuk selamanya bersama kedua orang tuaku.? Hiks. Kami-sama apa yang Kau inginkan dariku? Hiks..
Aku siap. Untuk pergi dari sini. Tak perlu kutuliskan surat, karena tou-san pasti tau apa alasanku pergi dari sini. Aku keluar dari rumah. Rumah tampak sepi. Mungkin mereka tidur.
Masih hujan. Dan bajuku juga belum kuganti. Aku keluar dari rumah sialan itu. Tak kuhiraukan tetesan hujan. Tak kuhiraukan aku akan pergi kemana.
Lebih baik aku di sini. Meringkuk di tepi jalan. Berharap kaa-san datang. Atau tou-san mengakui kesalahannya.
Dingin hujan angin yang menerpa, tanpa penahan tetes hujan yang bagaikan jarum yang terus-menerus menusuk. Sakit, dan sakit ini tak sebanding dengan sakitku pada tou-san.
.
2 Jam kemudian....
"Sakura!" paggil seseorang dalam hujan ini.
Siapa dia, suaranya begitu samar. Tak terdengar dengan jelas. Apa dia kaa-san atau tou-san?
"Sakura, apa yang kau lakukan?" suara itu lagi. Dan jaraknya denganku cukup dekat. Dia... Apa dia Sasuke?
"Hei," aku melihat matanya, onyx. Dengan rambut basah yang menetes.
"Ayo ikut aku!" ajaknya. Sekarang ini ia tak menarikku lagi. Tapi mengelus rambut basahku.
Aku memilih mengikuti perintah darinya. Karena hanya dia yang ada di dekatku. Meski badanku melemah aku tetap bangun. Aku harus kuat, air mata yang jatuh dapat kusembunyikan. Apalagi ini.
Astaga tubuhku tidak kuat untuk berdiri. Nggak, kugelengkan kepalaku. Aku tidak boleh pingsan. Gak boleh...... Pingsa...n..... Sa..su..ke...
Normal POV
'Ting-Tong' bunyi suara bel rumah Sasuke sangat nyaring. Padahal diluar hujan deras. Nyaris Itachi kaget karenanya.
Itachi membukakan pintu rumah. Ia melihat Sasuke, dan perempuan yang ia gendong di punggungnya. Itachi sangat kaget kalau seperti ini. Tidak pernah Sasuke membawa perempuan.
Itachi mengamati perempuan itu, dia Sakura. Itachi lebih kaget dari pada yang tadi. Sasuke bawa Sakura.
"Kenapa kau bawa dia kemari?" tanya Itachi.
"Awas, aku mau masuk. Nanti kuceritakan." jawab Sasuke yang masuk kedalam rumah.
Bajunya dan baju Sakura, sangat basah. Jadi, harus diganti. Apalagi Sakura yang masih memakai seragam. Gimana caranya Sakura ganti baju? Masa mau digantiin Sasuke atau Itachi?
Sasuke menuju ke sebuah kamar. Saat ia membuka pintunya, ia melihat seorang wanita paruh baya. Cantik, dengan rambut raven yang sama seperti Sasuke. Dia adalah Mikoto, ibu dari Sasuke dan Itachi.
"Kaa-san" panggil Sasuke.
Mikoto hanya menengok kearah suara, dan begitu terkejut dengan keadaan Sasuke yang basah kuyup. Ia menghampiri Sasuke dan menanyakan apa yang terjadi. Lalu Sasuke memberitahukan kejadian dari Sasuke menolong Sakura sampai sekarang.
-Skip Time-
"Apa dia baik?" tanya Sasuke. Ia sangat mengkhawatirkan Sakura. Sampai-sampai ia lupa untuk makan.
"Sepertinya dia demam. Berapa lama ia kehujanan?" tanya Mikoto, ia sedang merawat Sakura yang terbaring di ranjang Sasuke.
Kenapa di ranjang Sasuke?
Karena Sasuke meminta Mikoto untuk membawa Sakura ke kamarnya. Gak tau apa yang dipikirkan si ayam itu."Apa perlu dibawa ke rumah sakit?" tanya Sasuke lagi.
"Tidak. Mungkin besok dia sembuh. Sebaiknya biarkan dia istirahat. Jangan ganggu dia. Kau juga harus makan." Mikoto meninggalkan Sasuke yang masih menatap Sakura. Tak lama kemudian, Sasuke menyusul Mikoto.
Itachi dan Mikoto sedang menyiapkan makan malam. Dengan porsi lebih karen ada tamu. Mereka makan malam bersama disusul oleh Sasuke yang baru saja datang.
Keluarga Uchiha baru saja menyelesaikan makan malam bersama. Sekarang, Sasuke sedang duduk disofa kamarnya. Ya, seperti orang kurang kerjaan, ia sibuk memandangi Sakura yang sedari tadi belum bangun-bangun. Terkadang ia bolak balik kamar mandi, dan mondar mandir di sekitar tempat tidurnya.
Sakura membuka matanya. Ia memandang keseluruh ruangan ini. Cukup luas. Ada televisi dan meja komputer. Ada 2 lemari buku yang penuh dengan buku novel. Tidak ada buku pelajaran satupun.
Sakura mencoba bangun walau masih pusing. Ia keluar dari kamar tersebut. Menuruni tangga dan menuju sebuah ruangan yang terdengar ramai. "Mungkin disana ada orang." gumamnya.
Ia sampai di ruangan itu dan ya, ada seorang laki-laki dan wanita paruh baya yang sedang menonton TV. Duduk di sofa panjang berdua saja. Acara TV yang lucu membuat mereka tertawa terbahak-bahak.
Sakura menghampiri mereka. Wanita paruh baya, yang mulai menyadari kehadiran seseorang itu segera berdiri dan menghampirinya.
"Nak, apa yang kau lakukan. Sebaiknya kau istirahat." perintah wanita itu dengan lembut. Sakura digiring untuk duduk di sofa.
Disana ia sangat senang, karena semua (kedua orang ini) sangat perhatian dan baik padanya. Mungkin dia akan betah disini.
Ia baru saja dibuatkan bubur oleh Mikoto. Terkadang Itachi meminta bubur itu. Dan Mikoto tidak mau membuatkannya. Rasa nyaman di sini sangat berkesan. Memang ini adalah tempat yang diinginkan Sakura.
"Kaa-san, Sakura tidak ada di kamar."
Arigatou Gozaimasu....
Sekarang sudah sampe chapter 10...
Arigatou udah setia baca fanficku..
Gomen, kalau ceritanya berbelit-belit dan gak jelas.Salam Author. I love you all.
T. B. C.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny {END}
Fanfiction#1-harunosakura [24/5/19] #1-animenaruto [24/5/19] #2-uchiharuno [25/5/19] #8-sakuraharuno [6/6/19] #56-friend [9/6/19] Disclaimer : Masashi Kishimoto Pairing : Uchiha Sasuke & Haruno Sakura Original Story by KakaaChi Setiap orang pasti memiliki tad...