Chapter 14

3.1K 199 7
                                    


Happy Reading


.

Sakura sampai di kelas. Diikuti oleh Sasuke. Keduanya memberi jarak yang cukup jauh. Agar tidak ada yang salah sangka. Terutama saat mereka sedang bermusuhan.

Belum saja Sakura duduk, semua teman-temannya sudah mengerumuni dia. Ada yang bertanya apa yang terjadi; kenapa tidak masuk; apa dia sakit, dll.

Sasuke yang beru masuk saja tidak digubris oleh mereka. Sepertinya fans Sasuke akan berkurang 75% dari keseluruhan. Mungkin saatnya Sasuke mengalah. Tapi, mungkinkah dia akan mengalah(?) Diakan gengsinya tingkat tinggi, melebihi gunung everest.

.

Saat pelajaran Yamato-sensei Sasuke ingin berbicara dengan Sakura. Tapi Sasuke selalu diperhatikan oleh sensei. Jadi, gimana caranya mau hilang coba?

.

.

Saat jam istirahat, Itachi menghampiri Sakura yang sedang berbincang-bincang dengan teman-temannya. Itachi mengajak Sakura untuk bicara 4 mata dengannya

"Sakura.." kata Itachi. Mereka tengah duduk bangku taman sekolah. Sakura sendiri merasa aneh dengan perlakuan Itachi yang tidak biasa. Dari irit bicara dan tiba-tiba mengajak untuk ketemuan. Beda dari Itachi yang dulu.

"Sebenarnya.. Aku sudah lama menyukaimu. Dan semakin lama aku mulai mencintaimu. Maukah kau menjadi kekasihku?"

Dek.. Dek.. Dek..

Sakura POV

Sejak kapan Itachi menyukaiku?  Aku tidak mengerti. Kukira ia menganggapku sebagai adik. Ternyata tidak. Aku jadi kege-eran.

Tapi katanya dia playboy. Mau jawab apa ya(?) Jadi bingung. Kalau iya... Nanti temen-temen pada salah sangka. Sepertinya.....

.

.

—Skip Time—

Aku dan Sasuke pulang lebih awal karena ada rapat kerja guru-guru. Apa tidak capek ya, rapat terus(?) Tapi, gak apa-apa sih. Aku jadi pulang lebih cepat.

Lagipula aku dan Sasuke tidak berperang lagi. Dia mengaku kalah, saat semua orang berpaling darinya. Tapi masalahnya, aku diacuhkan oleh Itachi-nii. Mungkin karena tadi aku menolaknya. Sepertinya dia jadi sakit hati dan kesal padaku. Aku juga belum minta maaf, sepertinya aku harus minta maaf nanti malam. Itachi-nii tidak pulang bersama kami entah karena apa. Dan saat kami sampai ia belum sampai. Mungkin ia jalan-jalan bersama teman-temannya.

Aku belum sempat untuk keluar dari mobil, aku melihat kaa-san. Kaa-san yang terlihat sangat gelisah. Ia bergegas masuk kedalam rumah.

Aku keluar dari mobil saat kaa-san telah masuk ke rumah. Sasuke mendahuluiku masuk. Seperti biasa, ia jarang tepatnya tidak pernah bicara selama perjalanan dan sampai sekarang. Apa ia ikut-ikutan ngambek seperti nii-san ya(?)

.

.

Hari mulai gelap. Aku duduk di teras rumah. Kupandang rumah yang berada didepan rumah ini. Itu rumahku. Rumah yang dulu. Yang indah, damai, dan penuh kebahagiaan. Tapi sekarang sudah terpecah dan menyebar. Andai tetap seperti dulu. Aku tak akan berpisah dengan keluargaku.

"Sakura, kau dipanggil kaa-san." ucap seorang yang berada di belakngku. Ternyata Itachi-nii. Sekarang ia irit bicara seperti si ayam.

Aku bangkit dari dudukku, dan mengikuti arah jalan nii-san. Aku sampai di depan pintu kamarnya. Loh kok kamarnya(?)

"Kaa-san disini?" tanyaku. Aku sangat bingung saat ini. Kaa-san tidak biasanya pergi kekamar Itachi-nii. Sekiraku begitu.

"Kenapa kau mengikutiku?" tanyanya. Sepertinya dia tidak sadar kalau aku mengikutinya sampai sini. Aku kira dia akan menunjukkan jalan ke tempat kaa-san Mikoto. Jadi dia hanya memberitahu saja.

"Dia ada dikamarnya." tambahnya. Ia membuka pintu kamarnya lalu masuk ke dalam. Dan dengan kerasnya ia menutup kembali pintunya. Tidak biasanya ia menjadi semarah ini. Apa dia benar-benar mencintaiku, sehingga saat kutolak dia jadi marah ya? Kenapa ia seperti anak kecil yang tidak diberikan balon oleh orang tuanya?

.

.

Lebih cepat lebih baik, aku mengerjakan tugas sekolah. Tidak sampai 20 menit pekerjaanku selesai. Lega rasanya kalau pekerjaan selesai.

Aku melihat jam dinding dikamar. Masih jam 9. Mending nonton TV dulu. Maksimal tidurku kan jam 10. Jadi masih ada 1 jam untuk santai.

Aku keluar dari kamar, lalu pergi ke ruang keluarga. Terdapat TV dengan layar yang cukup besar. Dan ada pengaturan untuk 3D filmnya juga. Keren..

Aku sempat berpikir dari mana keluarga Uchiha yang hanya terdiri 3 anggota dapat membeli semua barang-barang ini. Yang tou-san tidak bisa membelinya walau sudah ditambah gaji kaa-san.

Aku duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan TV. Kunyalakan TV itu, dan mulai memindahkan saluran-saluran di TV. Akhirnya ketemu juga film horornya.

.
Aku sedang menonton film horor yang menurutku tak begitu menyeramkan. Hantunya juga biasa aja. Cukup membosankan. Tapi, apa boleh buat. Hanya itu saja film horor yang tayang. Sisanya tayang tengah malam dan dini hari.

"Kau belum tidur?" tanya seseorang dibelakangku. Ternyata Sasuke.

"Kalau aku udah tidur, aku gak akan nonton TV."

"Oh" Sasuke duduk di sampingku. Kyaa, dia duduk disampingku?  Ya walau jauh tapi tetap saja duduknya berdua.

Lebih baik aku diam saja, dari pada debat dengan orang satu ini. Capek.
Huh, ada iklan. Jadi males. Aku mengambil remote TV. Tapi aku kalah cepat dengan Sasuke. Argh. Telat. Diam aja deh. Nungguin itu orang. Pasrah aja lah. Toh filmnya membosankan. Biarin aja dia nyari saluran-saluran sampai capek.

.

"Aku aneh padamu." tutur Sasuke. Pernyataan yang aneh. Bagiku.

"Kenapa?" tanyaku.

"Kenapa kau mendapatkan gratisan dari kaa-san? Harusnya kau bekerja disini karena kau tinggal disini."

"Mungkin ia menyukaiku." jawabku singkat.

"Tidak mungkin." bantahnya.

"Mungkin saja. Anikimu saja menyukaiku. Lebih dari sekedar adik." ujarku.

"Darimana kau tahu?" tanyanya untuk kesekian kalinya.

"Dia yang mengatakan bahwa ia..."

.

T. B. C.

Destiny  {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang