VvV"Hahaha, kau tau bagaiamana ekspresi Sai-kun jidat? Dia sangatlah lucu hahaha"
Ino terus bercerita sambil tertawa"Kau itu ada ada saja pig"
Sakura tertawa kecil. Entah mengapa tiba-tiba kepalanya terasa begitu beratMelihat sahabatnya yang bertingkah tidak seperti biasanya, Ino menatap khawatir "Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat saki"
Sakura menatap ino "Ah benarkah? hanya sedikit pusing ino, mungkin aku kelelahan" sakura tersenyum
"Kau yakin? Mungkin kau sakit"
"Aku baik-baik saja pig"
Ino meletakkan telapak tangannya ke dahi sakura, mengecek suhu tubuh sahabatnya itu
"Sejak pulang dari rumah sakit kau tidak langsung pulang, malah ku ajak ke kemari. Keadaanmu tidak begitu baik, biarku antarkan pulang ya?"
"Kau sedang mengusirku ya?" Sakura tersenyum kecil
"Bukan begitu bodoh"
"Aku akan pulang sendiri nanti"
"Sekarang sudah malam jidat, kau tidak boleh menyetir dengan keadaan begini. Bisa bisa terjadi sesuatu. Kalau kau masih ingin pulang nanti sebaiknya kau sekalian menginap saja"
"Iya, aku menginap saja. Boleh kan? Aku sedang tidak ingin sendiri"
"Tentu saja jidat, kapanpun kau mau"
"Hm. ugh" Sakura langsung menutup mulutnya, sesuatu didalam perutnya seperti ingin keluar, ia segera berlari ke kamar mandi. Ino berlari mengikuti
"Hoek...hoek..."
"Ya tuhan, kau benar-benar sakit jidat" Ino memijat pelan tengkuk sakura, membantu sakura mengeluarkan isi perutnya
Sakura membasuh wajahnya
"Sudah lebih baik?"
Sakura mengangguk "Terima kasih, ino"
Ino tersenyum "Sudah, sebaiknya kau istirahat saja"
Kemudian Ino menuntun sakura ke kamar tidurnya, lalu mendudukan sakura ke ranjang miliknya "Biarku buatkan minuman hangat"
Sebelum ino meranjak pergi, tiba-tiba sakura menariknya lalu memeluknya
"Saku-""Hiks..." sakura terisak. Ino semakin khawatir dengan sahabatnya itu
"Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Ino... a-aku takut"
"Saku, ada apa cepat bilang padaku"
"Aku takut ino, aku sudah melakukannya aku sudah kotor" sakura berucap pelan
Ino membelakkan matanya
"Maksudmu?"Sakura terdiam, kepalanya tertunduk
"Saki, cepat ceritakan padaku! Apa yang sebenarnya terjadi!"
Ino menangkup wajah sakura, memaksa untuk menatapnya
"Aku sudah telat tiga bulan ino, dan hari ini aku pusing, rasanya mual. Kau tau apa ini kan?"
Ino terdiam "Tiga bulan yang lalu, ia merengut kesucianku hiks, ia telah merengutnya!"
"Katakan padaku siapa dia?!"
"Hiks... tidak bisa, mengucap namanya pun rasanya sulit" Ino mencengkram bahu sakura
"SIAPA SAKURA?!"
Sakura tertegun melihat reaksi ino, ia kembali menundukkan kepalanya
"Aku...takut"Ino melepaskan cengkramannya, menyadari hal itu malah akan membuat sakura semakin tertekan
KAMU SEDANG MEMBACA
After All That Passed
Fiksi PenggemarKau yang menghamiliku Sasuke-kun! berhentilah berteriak seolah semua ini salahku . . . Maafkan aku. Sakura