Chapter 17

832 37 0
                                    

" Jika kita tidak mengalaminya maka kita tidak akan tahu seperti apa rasa sakit yang sesungguhnya."

Ceklek

Pintu ruangan itu terbuka. Terlihat Zaky yang tengah berbaring lemah yang dikelilingi dengan peralatan medis. Kenzy mencoba berjalan kearah Zaky.

Ia melangkah perlahan dengan mimik wajah masih belum percaya dengan apa yang tengah dilihatnya. Air matanya perlahan-lahan menetes. Ia tak tau apa yang harus dilakukannya. Sedangkan ibu dan ayah Zaky tengah duduk disofa yang masih berada didalam kamar rumah sakit itu.

Terlihat ibu Zaky yang menunduk sambil menutupi wajahnya dengan sapu tangan. Sedangkan Ayah Zaky tengah mondar-mandir sambil menatap kosong kearah jendela transparan rumah sakit itu.

Aku duduk disamping kasur Zaky sambil memegang tangannya yang sedang diinfus.

"Apa yang membuat tubuh mu seperti ini Ky!" Ucap Kenzy setelah melihat tubuh Zaky yang penuh dengan luka-luka sambil menangis.

Dan tiba-tiba, Ayah Kenzy masuk ke kamar tersebut dengan jas dokternya. Ditemani dengan perawat-perawat dibelakangnya.
Ayah Kenzy adalah dokter yang mengobati Zaky.

"A-ayah... Mengapa Zaky bisa seperti ini?" Tanya Kenzy tiba-tiba.

"Bagaimana kabarmu sayang?" Tanya Ayah Kenzy mengalihkan pembicaraan agar anaknya itu tak merasa khawatir.

"A-ayaahh ada apa dengan Zaky ayah? Mengapa ia jadi seperti ini?" Tanya Kenzy balik.

"Baiklah. Jadi begini, kata orang yang membawanya kerumah sakit, Zaky terjatuh dari tebing setinggi 12 meter. Ia terjatuh saat balapan dengan temannya. Ia terjatuh tepat diatas batu besar hingga kepala nya terbentur. Kini ia tengah koma. Kita tak tau pasti. Karena ia mengalami pendarahan dikepalanya, tangannya patah. Luka di kakinya juga lumayan parah. Jika ia terbangun dari komanya. Itu juga tak memungkinkan jika ia akan bertahan lama. Jantungnya kian melemah. Jadi, Kita hanya bisa berdoa yang terbaik untuknya." Jelas Ayah Kenzy panjang lebar.

"A-anakkuu" Tangis ibu Zaky.

"Ba-gaimana ini? Apa yang harus kulakukan terhadapnya? Ayolah kawan, bantu aku. Tolong Zaky." Ucap Ayah Zaky yang memang adalah sabahat dekat ayah Kenzy.

"Aku sudah melakukan semampu dan sebisa ku. Kita hanya bisa menunggu. Kita serahkan semuanya kepada Tuhan." Balas Ayah Kenzy.

"Baiklah" Ucap Ayah Zaky sambil memeluk istrinya yang tengah menangis tersedu-sedu.

Ayah Kenzy beserta perawat yang lainnya kemudian keluar dari ruangan itu.

Sedangkan Kenzy kembali  duduk disamping Zaky. Ia memegang tangan Zaky sambil mengelusnya pelan.

"Aku tahu Ky, kau akan bangun" Ucap Kenzy dengan air mata yang membasahi wajah nya.

Tiba-tiba ponsel Kenzy berdering. Ia mendapat pesan masuk.

"Apa sekarang kau senang? Aku telah membuat sahabat sekaligus orang yang kau cintai mati. Eh upss oh iya belum mati yah. Haha Kalau begitu, aku titip salam JIKA dia bangun.
-Mike"

"Ternyata lawan balap Zaky adalah Mike? DASAR PSIKOPAT SIALAN! Akan kubalas perbuatan mu itu." Gumam Kenzy saat membaca pesannya.

"Ky, bangun dong, aku kesepian. Aku butuh pundak kamu buat nyandar. Aku butuh senyuman kamu buat nyemangatin aku. Aku butuh cinta dan kasih sayang kamu untuk ngehangatin aku. Aku mohon, kamu bangun dong. Ibu sama Ayah kamu khawatir dengan keadaan kamu. Ibu kamu bentar lagi kembali ke Paris, gimana caranya dia pergi dengan keadaan kamu yang seperti ini?
Mengapa kau sebodoh dan segampang itu menerima tawaran balapan Mike?" Ucap Kenzy sambil mengelus rambut Zaky dengan mata sendunya.

Pintu kamar terbuka.

Terlihat sosok wanita dengan pakaian elegannya dengan umur berkisar 40-an tetapi wajahnya seakan berumur 30-an dan wanita itu adalah ibu Kenzy.

"I-bu?" Sapa Kenzy yang masih tak percaya.

"Sayang..." Ucap Ibu Kenzy kemudian berlari memeluk anaknya itu sambil mengelus punggung Kenzy.

"Oh iya, kok bisa Zaky kecelakaan?" Tanya Ibu Kenzy ke Ibu Zaky yang masih tengah khawatir.

"Katanya balapan liar. Aku tak tahu apa yang membuatnya ikut balapan. Karena setelah kejadian beberapa tahun yang lalu saat pertama kalinya ia jatuh dari motor, ia tak ingin mengendarai motornya lagi. Ayahnya juga pernah mencoba membujuknya untuk mengendarai motor lagi. Tapi ia terus menolaknya." Jelas ibu Zaky.

Ibu Kenzy lalu berjalan kearah sofa tempat ibu Zaky duduk. Ayah Zaky lalu pamit keluar karena harus mencari tahu siapa pelaku dibalik kecelakaan ini.

"Ibu, Tante, Aku pamit keluar dulu." Ijin Kenzy. Lalu keluar dari kamar tempat Zaky berada

Kenzy berjalan menuju taman yang berada dirumah sakit itu. Ia mengingat saat ia kecil, ia selalu menemani ayahnya bekerja dirumah sakit ini dan menunggunya di taman ini.

Ia lalu duduk di sebuah kursi panjang. Ia duduk termenung sambil menatap kosong kearah pasien-pasien yang lain. Yang juga tengah menikmati udara sejuk malam ini. Ia merasakan sakit yang ia tak dapat ungkapkan. Sakit yang lebih dari sekedar sakit. Ia sangat khawatir dengan keadaan Zaky.

Beberapa menit kemudian, Ayah Kenzy datang dengan mebawa minuman, yakni susu kesukaan anaknya itu.

Ia melangkah mendekati Kenzy lalu duduk disamping Kenzy.

"A-yah?" Ucap Kenzy saat menyadari ayahnya yang tengah berada disampingnya.

"Apa kau sedang melihat bintang? Ini minumlah. Kau pasti kelelahan" ucap Ayah Kenzy sambil menyodorkan sekotak susu kearah Kenzy.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Ayah Kenzy.

Tetapi hanya dibalas anggukan dan senyuman paksa oleh Kenzy.

"Apa ayah tak mempunyai pasien yang ingin diperiksa?" Tanya Kenzy mengalihkan pembicaraan.

"Nak, Ayah tahu bagaimana perasaanmu saat ini. Tolong, jangan paksakan senyum mu itu didepan Ayah. Jika kau ingin menangis, menangislah dipelukan Ayah. Apa kau ingin ayah memelukmu?" Tanya Ayah Kenzy.

Tak lama kemudian, Kenzy menjatuhkan air matanya dan mulai memeluk ayahnya.

"Ayahhh mengapa ini semua terjadi pada Zaky? Mengapa?" Tangis Kenzy dipelukan ayahnya.

"Seharusnya, kita harus bersyukur bahwa ia masih hidup. Walaupun sekarang ia koma. Manusia yang terjatuh dari ketinggian 12 meter
apa masuk akal jika ia masih hidup? Sekarang, kita hanya bisa menunggu dan berdoa. Zaky juga telah ayah anggap sebagai anak ayah sendiri." Jelas ayah Kenzy.

"Berapa persen kemungkinan ia akan terbangun?" Tanya Kenzy.

"5%" balas Ayah Kenzy.

"L-ima persen?" Balas Kenzy.

"Tetapi jika kau percaya dengan keajaiban, lima persen itu akan hilang. Dan berubah menjadi 99%. sekarang, janganlah menangis lagi. Ayah sangat sedih melihat anak ayah ini menangis. Oh iya apa tadi kau bertemu ibumu?" Tanya Ayah Kenzy.

"Ya. Tadi aku bertemu ibu" balas Kenzy sambil melepaskan pelukannya.

"Beberapa menit yang lalu, ia tak sempat memberitahumu bahwa ia harus kembali ke LA."
Ujar Ayah Kenzy.

"Oh begitukah? Baiklah" ucap Kenzy.

Tbc
Jangan lupa vote & komennya ya guys:"

Happy reading:)

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang