Suasana riuh saat jam istirahat di kantin sekolah tidak menyurutkan langkah Adol untuk sampai ke kios Mie Ayam mang Ujang.Adol memikirkan cara bagaimana bisa ia mencapai kios mang Ujang yang terletak diujung kantin tanpa berdesakan dengan yang lain. Bagai bohlam yang muncul diatas kepalanya ia mendapatkan ide briliantDathan sudah hafal dengan gelagat temannya yang satu ini " Ada ide apa lo?"
Adol menyeringai dengan mengerikan "Liat aja gue beraksi."
Adol mencari barang apa yang cocok untuk rencana nya kali ini,matanya berbinar saat melihat sebuah baskom kosong
"Woy kar ambilin tuh baskom." Afkar mencari baskom mana yang dimaksud,setelah menemukan nya ia memberikan baskom itu kepada Adol
Adol dengan segera menghampiri keran air yang berada di sekitar kantin dan mengisi baskomnya dengan air keran
Matanya menatap lurus pada lautan manusia yang sedang berada dihadapannya
"Lo semua baris di belakang gue."
Bagai kerbau yang dicucuk Jerano,Afkar,dan Dathan pun langsung mengambil posisi dibelakang Adol menanti rencana apa yang akan dilakukan oleh teman anehnya tersebut
"Lo semua liat oke,gimana seorang Adol menangani masalah kecil seperti ini."
Ia menarik nafas panjang dan berteriak "MINGGIR LO SEMUA...AIR PANAS NIH."
Sontak orang orang yang mendengar teriakan tersebut menyingkir karena tidak mau mengambil resiko terkena air panas.
Sepanjang perjalanan Adol terus berteriak " AWAS AIR PANAS..."
Adol menepuk dada dengan bangga saat sudah berada di kios Mie Ayam mang Ujang "Gimana keren kan ide gue."
Jerano langsung berseru heboh " Anjirrr ternyata punya temen kayak lo,ada untungnya juga ya.."
Adol yang mendengar nya mencebikkan bibir kesal " Anjing lo!"
"Mang ujang pesen mie ayamnya 4." Adol berseru yang dibalas dengan acungan jempol mang Ujang
Setelah semuanya telah mendapatkan mie ayam masing-masing mereka segera memakannya dengan lahap
"Gue pengen seblak."
"Hah.."
Adol langsung menyeletuk "Seblak melulu lo kagak bosen apa?"
Jerano yang baru saja mengatakan ingin memakan seblak jadi mempunyai ide
Dathan yang duduk berhadapan dengan Jerano bergidik ngeri "Ngapain lo senyum-senyum?"
Adol yang langsung mengalihkan pandangan nya dari mie ayam kepada Jerano yang kini sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila "Mikir jorok lo ya?"
Jerano tersadar dari lamunannya ketika mendengar tebakan Adol "Eh anjirr ya kagak lah."
Afkar yang sedari tadi diam akhirnya berbicara "Terus kenapa?"
Jerano langsung berseru "Kepo lo!"
Entahlah dia tidak tahu jenis perasaan apa yang sedang menyerang dirinya,tetapi ia tidak perduli. Ia juga tidak akan berusaha untuk menghentikannya.
Yang ia tahu rasanya......
Menyenangkan
---
Mungkin ini yang dinamakan jodoh gak akan kemana,karena apa?
Rasanya..Setiap ia ingin menemui gadis manis tersebut. Pasti pas....aja waktunya dan langsung ketemu, ia tidak ingin berlama-lama lagi untuk memikirkan hal itu lebih jauh lagi
Langkah kakinya terdengar pasti di taman yang bisa dibilang sangat sepi untuk sore hari yang mendung saat ini
"Vava..." Gadis yang dipanggil nya itu mendongak dan tersenyum dengan amat sangat manis
"Nono?" Deeva tampaknya masih ingin memastikan
"He-eh." Tanpa permisi dan meminta izin Jerano langsung duduk di samping Deeva yang sedang membaca buku dengan jari tangan nya
"Ada apa?"
Jerano meneguk saliva nya dengan susah payah,kenapa dirinya menjadi gugup begini. Ia berani bertaruh bahwa ini bukan dirinya sama sekali. Ia mencoba memikirkan kata kata yang menurutnya pas untuk dikatakan.
"Mmm..lo enggak pulang?" Dalam hati Jerano merutuk dirinya saat sini,kenapa ia malah menyuruh Vava untuk pulang.
"Emang kenapa?"
"Inikan udah mendung,malah anginnya dingin lagi." Jerano menunggu balasan dan reaksi dari Vava
' Mudah mudahan aja ni cewek kagak jadi balik deh'
Entahlah kenapa ia berkata seperti menyuruh gadis ini untuk segera pulang, daripada menunggu gadis ini menjawab dengan jawaban yang tidak ia inginkan. Ia kembali bersuara
"Dingin-dingin gini sih...enaknya yang anget-anget panas-panas gimana gitu." Sambil memeluk dirinya sendiri karena memang hawa saat ini terbilang dingin dibandingkan dengan biasanya.
Deeva mengangguk mendengar perkataan Jerano "Terus?"
Ini dia..yang ditunggu-tunggu..senyum nista langsung tergambar di wajahnya " Gimana kalo kita makan seblak?"
"Seblak?" Deeva membeo
Jerano mengangguk dengan semangat walaupun yang dilakukannya itu percuma "Gue tau dimana tempat yang jual Seblak yang paling enak di daerah sini, enggak jauh kok deket."
Jerano mengakhiri acara promosinya dengan jantung yang berdebar debar
' kenapa gue deg deg-an serasa kayak lagi dikejar anjing ya..? '
"Gimana?"
Dilihat dari raut wajah yang ditunjukan Vava,sepertinya rencananya kali ini hanya untuk sekedar menjadi angan-angan saja
"Oke."Mendengar 1 kata yang terdiri dari 3 huruf,dan yang membutuhkan waktu pengucapannya sekitar 1 detik itu. Sudah cukup atau bahkan lebih dari cukup untuk membuat para gajah berlarian diperutnya. Entahlah kenapa saat ini perutnya menjadi mulas
---
Pesanan mereka berdua telah sampai dan memanggil seolah-olah untuk segera memakannya
Dengan asap yang masih mengepul di semangkuk Seblak, Deeva dapat mencium aroma Seblak yang ada didepannya. Pasti enak.
"Makasih ya."
Jerano mengernyit untuk apa Vava berterima kasih
"Buat?"
Vava menghembuskan nafas nya pelan "Udah ngajakin aku makan kesini."
Jerano tertawa pelan "It's oke,lagian gue seneng kok bisa ngajakin lo."
Warna merah langsung menghiasi wajah Deeva,membuat Jerano terkekeh. Mungkin jika menggodanya akan menjadi lebih seru
"Loh Va kok muka lo merah sih? Perasaan lo enggak lagi kepedesan deh,dimakan aja belom?"
Deeva segera menutup wajahnya dengan kedua tangannya "Masa sih? Enggak ah."
Deeva merasa dirinya sangat malu hari ini
"Udah udah dimakan yuk,lo bisa makannya enggak?"
Deeva tersenyum "Bisa kok."
Keduanya larut dalam keheningan,memakan Seblak nya masing masing dalam diam. Mata Jerano menjadi jelalatan dengan sesekali memandangi Vava yang sedang ada dihadapannya, ralat bukan sesekali tetapi berkali kali.
Jerano merasa Seblak yang sedang dimakannya ini rasanya menjadi aneh,berbeda dengan rasa Seblak yang ia beli juga di penjual ini beberapa hari yang lalu. Entahlah rasa Seblak nya seperti manis,padahal dirinya memesan level pedas yang paling tinggi.
Atau mungkin karena dia memakannya sambil memandangi Vava,membuat Seblak yang ia makan menjadi manis...
Tbc
Jangan lupa Votement!
Salam
A B L I X X
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind Love
Teen Fiction[16+] MENGANDUNG KATA-KATA KASAR Namanya Jerano Prasaja Sahabatnya Adol, Dathan, dan Afkar Kendaraan kesayangannya si SEMOK Makanan favoritnya SEBLAK buatan mamanya Tapi pacar gak punya, sekalinya ketemu sama cewek aneh Jerano berfikir gadis tanp...