7. Ngapel ala Nono

19 3 0
                                    

Malam ini malam minggu yang dihabiskan Jerano dengan memakan satu mangkuk penuh seblak pedas buatan mamanya. Malam minggu yang cerah,Jerano benar-benar merasa terkhianati saat ini seperti yang sering ia baca di novel-novel,disitu menggambarkan tokoh yang sedang bersedih dengan tiba tiba hujan turun dengan deras seolah-olah ikut bersedih karena sang tokoh tengah bersedih.

Tapi apa?

Hatinya yang tengah dilanda krisis cinta alias jomblo melihat malam hari yang sangat cerah seolah mengejeknya dan membuat ia membayangkan bagaimana disana orang orang yang mempunyai pasangan sedang menikmati malam ini.

Mungkin nasib....

Ia kembali memasukkan seblak ke dalam mulutnya dan mengunyah nya secara pelan

Ngomong-ngomong soal seblak ia jadi ingat Vava, terakhir kali ia melihatnya 2 hari yang lalu. Mengingat nya entah kenapa membuat nya menjadi semangat,senyumnya mengembang mungkin malam ini tidak terlalu buruk nantinya.....

-----

Deeva mengayunkan kedua kakinya ke depan dan ke belakang bergantian,meresapi angin malam menampar wajahnya dengan pelan. Ia membuka matanya perlahan ketika merasakan seseorang tengah berada dibelakangnya

"Ada apa?"

"Itu non ada yang datang,dia katanya temennya non deeva."

Keningnya mengernyit bingung siapa yang datang malam hari seperti ini,sebenarnya belum bisa dikatakan malam rasanya

"Jam berapa sekarang?"

"Jam 18:20 non."

Ia turun dari ayunan yang terdapat di halaman belakang rumahnya dan melangkah masuk ke dalam rumah menuju ruang tamu

"Hai.." Jerano tersenyum sumringah melihat Vava yang tengah berjalan ke arahnya

"Nono?"

Deeva duduk di salah satu sofa,melihat Vava duduk. Jerano ikut duduk bersebelahan dengan Vava

"Ada apa?"

Mata Jerano berkeliaran kemana-mana sedangkan otaknya nya bekerja dengan keras untuk merangkai kata-kata yang menurutnya pas. Sekarang ia menyesal seharusnya tadi Ia berlatih dulu sebelum memutuskan untuk kesini

"Itu-."

"Itu apa?" Tidak mungkin suara Vava berubah menjadi ngebass seperti yang ia dengar sekarang, Jerano mengangkat wajahnya yang kini bersitatap dengan Pria paruh baya yang sudah bisa dipastikan itu adalah Ayah dari Vava.

"Ehm." Ia berdeham sebentar untuk mengatasi kegugupannya "Saya mau ngapel om."

"Hah!" Pria paruh baya itu mengangkat satu alisnya kebingungan

"Punya keberanian berapa banyak kamu? Ngapelin anak orang?!"

Deeva segera berdiri disamping ayahnya dengan gusar,sudah dipastikan ayahnya ini sedang memasang wajah sangar adalannya. Apalagi menghadapi laki-laki seperti Jerano

"Kalau saya enggak berani saya enggak akan ada disini kali om." Celetuk Jerano asal

Jerano merasa bahwa jawabannya adalah jawaban yang salah,bisa terlihat di wajah pria paruh baya itu yang semakin memerah dengan dada yang kembang kempis menahan amarah

"Tunggu dulu om,saya kesini enggak dateng pake tangan kosong kok.."

Jerano menaruh kantung plastik berlogo berwana putih transparant yang sudah memperlihatkan apa yang ada didalamnya

"Gini-gini saya modal loh om." Jerano menepuk dada nya bangga seraya menampilkan senyum pepsodent nya

"Kamu emang bawa apa nono?"

Jerano beralih menatap Vava "Donat J.C.O"

"Wahhh biasanya kan orang orang bawanya martabak."

Jerano mendengus "Gue kan cowok yang berkelas harus modal dong."

"Gimana om boleh enggak?"

Bagaimanapun kelakuannya Jerano tetap akan meminta persetujuan orang tua Vava

"Oke boleh tapi ngobrol aja di rumah ini,Deeva enggak boleh keluar malam." Ayahnya Deeva mewanti wanti anaknya,kelakuan anak jaman sekarang kan sulit ditebak. Bikin para orangtua khawatir

"No problem om, yang penting sama neng Vava abang juga udah seneng kok." Jerano terkekeh kecil

Sedangkan Vava wajahnya sudah merona malu mendengar kata 'Neng'

Jerano tersenyum dalam hati siapa bilang orang jomblo enggak bisa malam mingguan ternyata bukan cuma yang punya pacar yang bisa menikmati Satninght

Ia juga bisa

Tbc

Jangan lupa tap bintang dibawah
WAJIB!

Salam

A B L I X X

Blind Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang