8.Pelan Tapi Pasti

28 1 0
                                    

Semilir angin malam yang bisa dibilang cukup kencang dari malam malam sebelumnya meniup rambut panjang Vava tak lupa dengan jambul kebanggaan Jerano, keadaan taman rumah yang lumayan sunyi hanya ditemani jangkrik yang saling bersahutan membuat kedua remaja itu merasa canggung

Jerano melihat ke atas banyak sekali bintang yang bertebaran saat ini "Lo liat deh keatas sana bintang nya, cakep ya?"

Vava menunduk dalam, Jerano tertegun sesaat saat menyadari ada yang salah disini "Sorry gue.. Gue lupa kalo-"

Ia mengangkat pandangannya memandang Jerano yang memang lebih tinggi darinya "Gapapa kok, santai aja." sambil tersenyum pedih

"Sejak kapan?"

"Apanya yang sejak kapan?"

Jerano memandang perempuan mungil disebelah nya dengan dalam,kasihan dan merasa penasaran di saat yang bersamaan "Sejak kapan lo buta kayak gini?"

Suatu rasa yang menyentak hatinya, Vava tidak menyangka Jerano akan berkata se frontal itu "Kenapa?"

"Jawab pertanyaan gue, bukannya malah balik nanya?"

Vava menghembuskan nafas kasar "Sejak 3 tahun yang lalu."

"Karena?"

Vava memejamkan matanya ketika di kepalanya terlintas kenangan naas 3 tahun yang lalu yang membuat dirinya seperti sekarang "Kecelakaan."

Jerano sudah mulai merasakan aura aura kesedihan yang sedang melingkupi gadis itu dan memutuskan kan untuk mengalihkan pembicaraan "Besok gue mau ngenalin lo ke temen-temen gue. Gimana?"

Vava menoleh sedikit ke asal suara yang ia dengar barusan "Hah?!"

Jerano menganggukkan kepala berkali-kali walaupun dia tahu gadis disamping nya tidak akan bisa melihatnya "Iya,gimana mau gak?"

Gadis itu menunduk lesu "Kamu gak malu? Ngenalin aku sama temen-temen kamu?" Ia merasa dirinya benar benar akan menyusahkan nantinya, lagipula siapa yang mau berteman dengan orang buta sepertinya.

Memutar tubuhnya kesamping menatap dengan dalam perempuan yang sekarang sedang menatap kedepan dengan tatapan yang kosong, Jerano memegang dan mengambil kedua tangan Vava ke dalam pangkuan nya. Gadis itu terlihat tersentak ketika Jerano mengenggam tangannya dan perlahan lahan sudah mulai bisa menguasai dirinya. "Kenapa harus malu sih Vava?" Suara lembut Jerano mengalun indah ditelinga gadis itu.

"Kenapa?"

Jerano mengernyit "Kenapa apanya?."

"Kenapa kamu pengen ngenalin aku sama temen-temen kamu?."

Vava merasakan genggaman tangan Jerano semakin menguat, tapi tidak sampai menyakiti nya.

"Karena gue peduli sama lo."

➖➖➖➖➖➖➖➖➖

Suara tawa terdengar di seluruh penjuru ruangan yang tidak terlalu luas itu. Sampah sampah berserakan memenuhi lantai ruangan banyak bekas kaleng kaleng minuman soda, bungkus bungkus makanan ringan, kacang kulit, dan bekas putung rokok yang sudah pendek.

"Anying curang Lo!! "

Dathan tersenyum mengejek dan masih tetap fokus pada PS yang sedang dimainkannya bersama Adol "Lo nya aja yang gak bisa main dodol!"

Adol masih terlihat serius dengan menyipitkan matanya melihat layar televisi LED yang sedang menampilkan pertarungan sengit antara dirinya dan dathan. Berbeda jauh dengan kedua sahabat nya Afkar lebih memilih membaca buku Novel di sofa balon berbentuk tangan dengan kaki 1 yang berada di paha kaki lainnya.

"WOHOOOOO." Afkar mengalihkan pandangan matanya dari deretan kata di buku novel nya dan beralih memandang bokong dan pinggul yang sedang bergoyang ke kanan dan ke kiri dengan datar.

"GUE MENANG WOY!" Dathan mengambil sampah kaleng minuman soda yang kebetulan berada disamping nya dan melemparkan ke arah Adol yang masih saja bergoyang dengan hebohnya.

"Awww!" Adol dengan spontan menghentikan goyangannya dan mengelus bokong nya sambil meringis kesakitan

"Anying lo than!"

"Kalah mah kalah aja!"

"Gak usah lempar pantat gue yang SEMOK ini!"

"Bilang aja lo masih gak terima kan dengan kekalahan lo itu... " Dathan yang diberi tatapan menyelidik dari Adol mendengus jijik.

"Yang bener aja lo!" sambil menoyor kepala Adol yang semakin mendekat kearahnya

Mereka berlanjut dengan saling melemparkan kata-kata yang diisi oleh penghuni kebun binatang. Afkar memandang sosok yang berdiri di ambang pintu yang sedang bersama seorang gadis.

"Jer!" Afkar memanggil Jerano dan Adol dan Dathan seketika menghentikan pertengkaran nya dan baru menyadari kedatangan Jerano dengan membawa seorang gadis.

Merasa tangannya ditarik, Vava berjalan mengikuti kemana Jerano berjalan. Kakinya merasa menendang banyak sekali kaleng dan menimbulkan suara yang lumayan nyaring.

"Guys gue pengen ngenalin lo lo pada nih."

"Weitss.." Adol bergerak maju mendekati Jerano dengan mengendus   ngendus

"Ngapain sih lo!"

"Gue mencium bau bau cinta." Adol menyengir kuda sambil menaik turunkan alisnya menggoda Jerano

"Va kenalin ini temen temen aku."

Diantara mereka bertiga Adol yang paling antusias saat ini "Hai.. Kenalin gue Adol, cowok paling ganteng paling baik dan yang paling penting... Setia." Laki-laki itu cekikikan sendiri setelah mendengar apa yang baru saja ia katakan. Jerano mengarahkan tangan Vava untuk menjabat tangan Adol "Aku Deeva." Kemudian berlanjut berkenalan dengan Dathan maupun Afkar.

"Jadi?... "

Jerano mengernyit mendengar perkataan Dathan yang sengaja menggantung "Jadi?"

"Jadi sekarang udah ada yang taken nih?" Adol menyeletuk

Jerano tersenyum miring seraya menggenggam tangan Vava yang masih belum mengerti situasi "Pelan dulu aja yang penting pasti."

Tbc

Holaaaa

Udah lama banget gak update 😅
Bukan lama lagi ya....
Baru balik sekarang nih
Pasti kayaknya gak ada yang nungguin juga ya.. 😞

Gapapalah

Jangan lupa VOTEMENT nya

😘😌

Blind Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang