6. Jerano Gegana

14 2 0
                                    

Biasakan vote dulu

Warning typo

Happy reading guysss

Setelah mengantar Vava pulang,Jerano pulang dengan senyuman yang sangat lebar memenuhi wajahnya saking lebarnya seakan akan bibirnya akan robek sebentar lagi. Ia memarkirkan si SEMOK masuk ke dalam garasi rumahnya dan masuk ke dalam rumah.

Mamanya yang sedang duduk menonton televisi di ruang tamu,keheranan melihat tingkah anaknya yang langsung menyelonong masuk ke dalam rumah " Assalamualaikum."
Langkah Jerano terhenti mendengar sindiran halus itu,kemudian berbalik menatap mamanya yang tidak ia ketahui sejak kapan berada disitu

"Darimana aja kamu?! Masuk..masuk nggak ngucapin salam lagi!"

Jerano menyengir tanpa dosa "Sorry ma...Assalamualaikum."

"Waalailumsallam."

Sedetik mamanya menjawab,Jerano langsung melesat masuk ke kamar nya,ia langsung menjatuhkan diri ke kasur king size nya. Tangan kanannya bergerak memegang dada bagian kiri miliknya "Kenapa disini kayak lagi konser ya?"

Senyuman tak kunjung hilang dari bibirnya mengingat kejadian tadi,apa bisa tadi itu disebut kencan? Memikirkannya terus menerus membuat pipi Jerano kian memanas rasanya. Entahlah kenapa sekarang ia menjadi seperti perempuan gampang baper,eh

-----

Deeva masuk ke dalam rumahnya dengan perlahan

"Kamu habis dari mana Dev?" Deeva menoleh ke sumber suara

"Abis di ajak makan sama temen pah."

Papanya bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri putrinya "Kamu jangan mau aja kalau diajak sama orang asing sayang..."

"Dia temen aku pah,bukan orang asing!"

Deeva menunduk dalam apakah ia salah jika mempunyai teman,bahkan seharusnya remaja sepertinya saat ini sedang bersenang-senang dengan mempunyai banyak teman. Berbeda dengan dirinya,dan sekarang?

"Papa tidak ingin kau kenapa-napa sayang." Sambil mengelus rambut anaknya dengan lembut

Deeva menahan air matanya yang hendak keluar,lalu pergi ke arah kamarnya. Setelah menutup pintu tangis yang sudah ditahannya akhirnya tumpah juga,bukan kali ini saja dia menangis di malam hari seperti ini. Entahlah dirinya selalu merasa tertekan jika sedang sendiri seperti sekarang

Kedua sudut bibirnya tertarik keatas

Jerano Prasaja,seorang laki-laki yang sebaya dengannya dan laki-laki yang ingin berteman dengannya. Hari ini telah berhasil membuat dirinya menyadari bahwa saat ini ia tidak sendirian lagi.

Ia berdoa dalam hati supaya pertemanan mereka bisa berangsur dengan lama

Ya...berteman

---------

Adol menghentak hentakan kakinya karena merasa sangat bosan hari ini "Tumben lo kagak berkicau?"

Adol menghela nafas "Kagak ada yang seru."

Adol menaruh kepalanya diantara tangannya yang terlipat di atas meja kantin,ya...seperti biasa Jerano dkk sedang berada di kantin padahal bel istirahat masih 20 menit lagi berbunyi. Tapi kalo kata Adol
'Daripada nggak kebagian tempat duduk..mending duluan.Kalo ntar keburu rame'

Adol merasakan goncangan keras di tangannya "Woyy...ada si Alena tuh sama temen ciwi-ciwi nya."

"Mana? Mana?!"

Dathan menunjuk ke arah 3 perempuan yang sedang saling berbincang dengan sesekali tertawa

Dan ...yeahh jarak meja mereka hanya berjarak 2 meja dari meja yang kini ditempatinya

Adol bersiul menggoda "cewek..."

"Iya kamu..kamu..."

Alena dkk menoleh ke arah Adol dengan mengernyit kemudian mengalihkan pandangannya lagi,seolah-olah Adol adalah tipe-tipe orang SOKEN

Mereka semua terbahak melihat Adol yang diacuhkan atau mungkin dianggap orang aneh oleh Alena dkk

"Temen macem apa lo semua?"

Adol lebih memilih diam,membiarkan teman-temannya tertawa sampai puas

Dathan berdeham berusaha untuk menghentikan tawanya "Bro..kan malem ini malem minggu,gimana kalau kita refreshing lahhh."

"Kemana?" Afkar menyahut

Adol menjentikan jarinya "Gimana kalo kita jeb ajeb ajeb." Seru Adol

Jerano segera menjitak kepala Adol "Ogeb lo! Maksud lo clubing kan?"

Adol hanya meringis kesakitan "Kan gue cuma usul."

Dathan berfikir sejenak "Boleh juga sih,tapi..." jeda Dathan sebentar "Kita cuma turun ke dance floor doang,nggak ada yang namanya minum atau lebih dari itu!"
Afkar mengangguk pelan "Oke."

"Sorry gue nggak bisa ikut."

"Kenapa jer? Gue kan udah bilang kal-"

"Gue ada urusan." Potong Jerano

-------

Jerano memacu kendaraan bermotor nya dengan kecepatan di atas rata-rata,begitu sampai di tempat tujuannya ia segera turun dari motor dan segera mencari perempuan yang beberapa hari ini memenuhi benaknya

Jerano memutuskan untuk duduk di tempat biasa ia melihat Vava,ia memutuskan untuk menunggu gadis itu. Mungkin ia datang nya terlalu cepat.

Jerano mendesah kecewa sudah 2 jam ia disini tapi siluet gadis itu tetap tidak terlihat

"Bego!" Jerano baru mengingat kenapa ia tidak pergi ke rumahnya langsung

Jerano telah sampai di depan rumah bergaya minimalis dengan pagar berwarna hitam menjulang tinggi di depannya

"Cari siapa den?" Jerano melihat satpam rumah ini berjalan menghampirinya

"Ehm...Vava nya ada nggak pak?"

"Vava?"

Jerano lagi lagi merutuk "Maksud saya Deeva pak?"

Satpam berkumis tebal itu mengangguk pelan "Oh non Deeva,tapi den non Deeva nya sedang tidak ada di rumah."

"Yaudah..Kalo gitu makasih ya pak."

Setelah satpam itu sudah kembali ke pos satpamnya

Ia mendesah lesu,pupus sudah harapan nya untuk bertemu dengan Vava. Padahal mereka kemarin baru saja bertemu,tapi kenapa ia merasa ada yang kurang jika tidak melihat wajah gadis itu hari ini

Tbc

Aaaaaaa nih lapak udah mulai berdebu nih

Walaupun dikit,jangan lupa Vote dulu +comment kalo bisa

Salam

A B L I X X


Blind Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang