12. Jerano Rindu

13 1 0
                                    

Jerano dkk kini tengah berkumpul di Basecamp mereka, tempat dimana mereka biasa berkumpul "Mau nya si batal tuh apaan sih buset!" Adol menyugar rambutnya yang lepek akibat keringat

"Pasti ini ada hubungannya sama taruhan balap kita sama dia waktu itu." ucap Afkar

Semuanya mengernyit heran

"Yaelah itu kan udah lama, masih dendam aja dia." Dathan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir

Jerano terdiam tenggelam dalam pikirannya sendiri, terlebih ingatan nya kembali kepada permintaan Kensel tadi mengenai kesepakatan yang telah mereka lakukan waktu taruhan balap.

"Lo gak denger? ."

Afkar, Adol, dan Dathan serentak menoleh ke Jerano yang sedari tau tidak mengeluarkan suara

"Gak denger apa nya?" Adol menggaruk pelipisnya

"Ini ada sangkut pautnya sama taruhan balap waktu itu, perasaan dia ngomong nya kenceng di depan gerbang sekolah ."

"Ah masa sih, kita gak denger tuh. Yekan yekann... " Adol menyenggol Afkar dan Dathan meminta dukungan

Jerano merebahkan tubuhnya ke lantai dengan tangan yang menyangga kepalanya "Dia tadi ngomong ke gue, dia bahas soal kesepakatan waktu itu."

"Terus?"

"Yang gak gua habis pikir, padahal waktu itu gua masih gantungin permintaan alias belom ngasih permintaan apa-apa." Jerano menggendikan bahunya

"Kuker banget Elah ngebahas si batal sekarang."

Adol mengubah arah duduk nya menjadi menghadap Jerano "Btw gimana kabarnya tuh si cewe itu? Siapa tuh namanya." Adol menengadah menerawang mencoba mengingat nama gadis yg dibawa Jerano beberapa hari yang lalu

Dengan spontan Jerano bangun dari posisi telentang nya "Anjir."

"Namanya anjir?" Adol mengerjap ngerjapkan matanya polos

"Ya kagak lah bego." Dathan menoyor kepala Adol yang entah kapan akan betul pemikiran nya

"Namanya Deeva kalo gak salah." ucap Afkar

Jerano berdiri lalu memakai jaket nya "Gua cabut." ucap Jerano tanpa basa basi dan keluar meninggalkan teman-teman nya berjalan menuju motornya

"Anying kita ditinggal."

➖➖➖

Bagaimana bisa ia melupakan gadis nya itu. Tunggu gadis nya? Ia bahkan belum menembak gadis itu. Jerano menggelengkan kepalanya mencoba untuk fokus pada jalanan yang sedang ramai karena jam pulang kerja.

Ia memberhentikan motornya tepat di rumah gadis itu. Mencoba melongokan kepalanya mencoba mengintip lewat sela-sela pagar yang sialnya pagar rumah itu lumayan tinggi.

Ia segera merogoh kantung celana nya dan berniat ingin menelfon gadis itu. Saat itu juga dirinya tersadar bahwa ia tidak memiliki nomor telepon gadis itu, atau bahkan gadis itu tidak mempunyai handphone karena keterbatasan nya itu.

Ia mengacak-ngacak rambutnya dengan frustasi

Ting nong

Dirinya memberanikan diri memencet bel itu, mudah-mudahan saja gadis itu ada di rumah. Sudah 3 kali ia memencet bel tapi belum ada yang membukakan pagar untuk nya. Menunggu sekitar 10 menit lebih akhirnya pagar itu bergeser dan menampilkan Wanjay paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga.

"Mas nya nyari siapa ya?"

"Deeva nya ada bu?"

Wanita paruh baya tersebut menepuk keningnya "Mas nya yang pernah ke rumah itu kan? Yang bawain Donat. Pacarnya non Deeva"

Jerano mengernyit menggaruk kepala nya canggung, Pacar?

"Ayo mas masuk, non Deeva nya ada kok di rumah." ucap wanita paruh baya itu dan membukakan pintu pagar lebih lebar lagi. Jerano secara memasukkan si Semok ke dalam.

"Mas nya duduk disini dulu ya, saya panggil dulu non Deeva nya." Jerano mengangguk dan duduk di ruang tamu, suasana di rumah ini sangat sepi ternyata.

"Nono?" Jerano menoleh ketika panggilan khas itu terdengar, tidak dapat dicegah bibirnya tersenyum senang ketika melihat gadis itu turun dari tangga dan di bantu oleh Wanita paruh baya itu.

Ah rasanya sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Vava.

Sehari? Dua hari?  Atau tiga hari?  Entahlah rasanya seperti seminggu ini ia tidak bertemu dengan gadis polos ini

Sekarang dirinya sudah berdiri di hadapan gadis itu "Vava."

"Hmm..oh iya ada apa? Tiba-tiba Nono dateng kesini, ini kan bukan malam minggu?" Terlihat kening gadis itu berkerut tanda bingung.

"Nono?" Deeva bingung kenapa tidak ada suara dari laki-laki itu "Nono udah pergi? Kok gaada suaranya." Gadis itu memajukan tangannya meraba raba sekitar.

Hap

Jerano menangkap dan menghentikan tangan gadis itu yang sedang sibuk meraba raba sekitar, lalu menurunkan nya

"Nono rindu."

➖➖➖➖➖➖➖

Nono rindu katanya cenahhh
Jangan rindu itu berat, biar daku saja
Wkwkwkwk
Apa sih

TBC
Jangan lupa Vote dan Comments

Salam
ABLIXX

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blind Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang