11. WAR

19 1 0
                                    

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu, tetapi para 4 sekawan ini masih bertahan duduk diatas motor mereka masing-masing yang berada di bawah pohon.

"Adem banget dah." ucap Adol sambil memejamkan mata

"Kapan pulang ini cuy?" Dathan menumpukkan wajahnya ke sebelah tangan bosan

"Yaudah pulang sekarang." Jerano menjawab dengan polos nya

Afkar memijat kepalanya pusing, entah apa alasan yang membuat mereka berdiam diri di parkiran sekolah siang siang seperti ini.

"Lah iya ngapain kita disini." Adol berlagak seperti orang yang sedang amnesia

Sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, Adol mulai menstater motor nya diikuti oleh ketiga temannya, suara decitan ban motor Adol berbunyi ketika ia sampai di depan gerbang diikuti oleh decitan ban motor yang di rem secara tiba tiba oleh 3 temannya dibelakang.

"Lu kenapa sih?!" Dathan langsung mengumpat sahabat nya itu dan mendongak kedepan, matanya seketika melotot tajam.

Raungan banyak motor terdengar berasal dari Kensel dkk, yang kini tengah menghadang mereka tepat di gerbang sekolah dengan motornya.

"Mau lu apa lagi njing?!" Jerano turun dari motor nya dan menghampiri Kensel yang telah turun dari motor nya terlebih dahulu.

"Gua mau lu ngubah permintaan lo soal balapan yang kemarin." ucap kensel dengan pongah nya sambil bersandar di samping motor sport nya

"Kenapa! Lo takut?!" Jerano meludah kesamping "Pengecut!"

Kensel meninju Jerano dengan kerasnya membuat wajah Jerano terlempar ke samping, keadaan semakin ricuh diikuti oleh para pasukan Kensel yang menyerang Adol, Dathan, dan Afkar. Mereka ber 4 kuwalahan karena jumlah mereka tidak seimbang dengan pasukan yang dibawa Kensel saat ini.

"MAKAN NIH LONTONG ONCOM BASI GUA!" Adol mengelak dari tinjuan dan segera memegang kedua tangan yang menjadi lawannya saat ini dengan satu tangan, dan satu tangannya yang lain memasukan lontong isi oncom yang ia temukan di tas nya yang entah kapan sudah berapa lama berada di tasnya ke dalam mulut sang lawan. "KUNYAHH!"

Lain lagi dengan Afkar, ia melawan 2 orang sekaligus dengan tenang nya. Memukul, menangkis, dan menendang lawannya, menurutnya jika kita semakin diliputi emosi maka akan membuat ia semakin cepat lelah dan tidak bisa memaksimal kan pukulan nya terhadap lawan.

Jerano fokus melawan Kensel yang kemampuan bela dirinya tidak bisa diragukan, keduanya kini sudah mendapatkan lebam masing masing di wajah mereka namun tidak ada yang ingin berhenti sebelum salah satu dari mereka mengaku kalah.

Kensel memukul tepat di dada Jerano membuat Jerano mundur dan meringis kesakitan. "Sialan lo!"

Ia kembali maju dan menyikut bahu Kensel hingga membuat laki laki itu jatuh ke tanah.

Suara sirine mobil polisi membuat mereka semua berlarian ke motor masing-masing. Dathan langsung menyeret Jerano yang masih ingin menghajar Kensel.

"Satpam sekolah yang nelfon polisi, Lo masih bisa bawa motor kan?" tanya Dathan dan Jerano hanya mengangguk mengiyakan, saat ini rahang nya terasa sangat sakit jika digerakkan untuk berbicara.

"Kumpul di tempat biasa." Afkar membimbing dengan menjalankan motornya lebih dulu.

Jerano tidak tahu apa maksud Kensel menginginkan nya untuk merubah kesepakatan waktu itu, tapi satu yang ada dipikiran nya saat ini. Kensel akan melakukan sesuatu di luar dugaan nya

TBC

Jangan lupa Vote dan comment nya 😉😘

Salam

A B L I X X

09/06/2018

Blind Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang