Again

2.7K 253 19
                                    

Lagi-lagi aku terbangun dengan kondisi menyedihkan seperti kemarin malam. Sepertinya mata sembab ini akan selalu hadir di saat aku bangun tidur. Aku memilih untuk tetap berdiam diri di kamar, aku tidak mau Ibu melihat ini dan bertanya penyebabnya. Untuk beberapa menit, aku terdiam di atas kasur tempat tidurku. Mengingat masalah tadi malam semakin membuat kepalaku pusing.

Aku meraih ponselku dan mengusap layarnya.

AugustD: Maaf.

Pesan dari laki-laki itu sontak membuatku termenung dalam beberapa saat. Aku kembali teringat bagaimana suara Jimin tadi malam membuat hatiku sakit sekali, dia membentakku sangat kasar hingga aku menangis sesunggukan. Dan penyebab semua ini adalah orang yang mengirim pesan berisi 'maaf' itu.

Yesxxng: seharusnya aku tidak percaya padamu.

Dalam hitungan detik, ponselku kembali bergetar.

AugustD: kita harus bertemu.

Aku hanya membaca pesan itu, tidak berniat untuk membalasnya lagi. Apapun yang ia katakan aku sudah tidak perduli. Walaupun dia benar, kita harus bertemu.

Aku keluar dari kamar setelah membersihkan wajahku, agar Ibu tidak curiga mengapa aku sampai seperti ini. Aku melihat rumah begitu sepi, mungkin Ibu pergi ke pasar atau supermarket untuk membeli beberapa keperluan sehari-hari. Aku memutuskan untuk melihat-lihat rumah ini lebih jelas lagi.

Mataku tidak sengaja melirik ke salah satu foto yang terpajang di atas meja ruang tamu. Foto itu menampakkan aku, ayah, Ibu, dan saudara laki-lakiku, Lee Jae Young. Sudut bibirku terangkat, aku tersenyum melihat foto itu. Aku ingat, dulu Jae Young sering sekali mengambil gambarku secara diam-diam dan memperlihatkan hasilnya kepada Ayah dan Ibu. Dia bahkan memiliki album yang berisi semua fotoku. Saat aku bertanya mengapa ia melakukan hal itu, dia hanya menjawab jika ia sangat suka berfoto dan baginya aku adalah model yang pas untuknya. Aku terkekeh, aku mengambil foto itu dan mengusap debu yang menempel disana.

Dan seketika aku teringat kembali tentang kejadian yang menimpa keluargaku dulu. Kami sekeluarga mengalami kecelakaan saat hendak pergi ke Daegu, dan orang yang selamat hanyalah aku dan Ibu saja. Saat mengetahui Ayah dan Jae Young tidak terselamatkan, jantung dan pikiranku seolah langsung melocos begitu saja. Aku jatuh dan tak sadarkan diri. Awalnya aku sangat sulit hidup tanpa mereka, hari-hariku terasa tidak ada gunanya lagi. Sedangkan Ibu? Setiap malam aku mendengarnya menangis di dalam kamar. Aku tidak tahan melihatnya harus terpuruk dengan keadaan, meskipun aku juga mengalami hal itu. Lalu aku mengajak Ibu untuk pindah ke Seoul dan memulai hidup yang baru. Aku berniat untuk membawa album foto Jae Young, tapi sebelum itu ternyata Ibu sudah membakar semuanya termasuk album khusus untukku yang dibuat oleh Jae Young.

Marah? Tentu saja aku marah. Bagaimana bisa Ibu seenaknya membakar semua kenangan Jae Young? Hanya itu satu-satunya benda yang mengingatkanku padanya. Tapi, semua sudah terbakar dan menjadi abu. Aku tersenyum miris, aku bahkan sudah lupa bagaimana wajah kakak laki-lakiku sekarang. Yang hanya tersisa hanyalah foto masa kecil ini.

"Yesung-ah.. Tolong bawakan ini untukku. Aku akan memasak makanan enak hari ini," ucap Ibu yang ternyata sudah berada dirumah. Aku segera menyeka air mataku yang sudah tumpah, ternyata aku menangis dari tadi.

"Memangnya siapa yang akan datang?" Tanyaku seraya mengambil kantongan putih berisi sayuran itu.

"Tidak ada. Ini hanya perayaan kecil untuk rumah baru kita"

Aku mengangguk, "kalau begitu, biarkan aku membantu Ibu."

"Jangan! Kau duduk saja disitu dan tunggu aku sampai selesai. Aku masih punya banyak tenaga untuk memasak."

Nevermind [Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang