Incident

2.8K 253 17
                                    

JIMIN POV.

Jantungku berdegub sangat kencang. Aku tau ini adalah hal yang beresiko untukku. Tapi, mau tidak mau aku harus melakukannya demi kebaikanku dan kebaikan gadis itu. Aku dan Suga memutuskan untuk meminta izin kepada PD-nim terlebih dahulu sebelum berangkat ke Busan. Walaupun aku tau, kemungkinan PD-nim untuk mengizinkan kami sangatlah kecil.

"Baiklah. Kau mau mengatakan hal apa?" Tanya PD-nim kepadaku.

"Aku dan Yoongi-hyung ingin ke Busan. Apa kau mengizinkan kami?"

Bisa ku lihat raut wajah PD-nim mulai berubah. Kedua alisnya bertautan sehingga aku tau dia pasti punya berjuta pertanyaan tentang penyebab aku dan Suga ingin pergi kesana.

"Keluargaku sedang ada urusan di Busan. Aku meminta hyung untuk menemaniku kesana. Tenang saja, kami tidak akan lama dan akan kembali 5 hari lagi." Jelasku. Sebelum mengatakan kebohongan ini, aku sudah merencanakannya terlebih dahulu agar PD-nim tidak curiga.

"Kalau itu tentang keluargamu, akan aku izinkan. Tapi, Suga tetap disini."

Aku terpaku beberapa saat setelah mendengar ucapan PD-nim. Lalu, mataku beralih ke Suga yang tampak terkejut dengan keputusan PD-nim. Aku terdiam sebelum akhirnya Suga menganggukkan kepalanya kepadaku pertanda bahwa dia setuju dengan keputusan PD-nim.

"Baiklah. Tidak apa-apa. Aku akan pergi besok, terima kasih." Ucapku.

Aku dan Suga keluar dari ruangan itu dengan perasaan yang tidak karuan. Aku bersandar di tembok dan memijat pelipisku dengan frustasi. Suga juga nampaknya melakukan hal yang sama, dia dan aku sama-sama stres dengan hal ini.

"Apa kau serius? Di Busan kau tidak tau alamatnya dan kau masih bersikeras untuk pergi kesana."

Aku menatap Suga kembali, "Untuk sementara aku akan tinggal dirumahku. Rumahku di Busan kosong karena keluargaku semuanya berada di Seoul."

Suga menganggukkan kepalanya. Sebenarnya aku berharap dia bisa ikut karena tentu saja Yesung marah kepadanya karena sudah memberitahuku tentah kepindahan gadis itu. Dan aku? Jangan tanya aku, aku sudah membentaknya berkali-kali dan bahkan membuat gadis yang sangat aku cintai itu menangis. Aku benar-benar merasa bersalah, keegoisanku selalu menguasai diriku dengan mudah. Kalau saja aku mendengar penjelasannya waktu itu, pasti sampai saat ini aku masih berhubungan dengannya.

Aku membereskan beberapa pakaian yang ada didorm untuk dibawa ke Busan. Ada banyak pakaian di lemariku sehingga butuh beberapa menit untuk mengaturnya. Dengan tidak sengaja, aku menjatuhkan selembar foto yang aku bahkan lupa mengapa foto itu terselip diantara pakaianku di lemari.

Aku mengambil foto itu dan untuk sepersekian detik, mataku tiba-tiba terasa perih dan memanas. Disana terdapat aku yang tengah berdiri dengan seorang perempuan berambut coklat sambil memegang sebuah es krim. Aku ingat, foto ini diambil sebelum aku debut sebagai anggota BTS di Bighit. Dan yang membuatku sedikit kaget adalah perempuan itu ternyata mencium pipi kananku.

Aku tersenyum miris. Perempuan itu sekarang sudah jauh berbeda dari yang dulu. Aku kira, sikapnya yang membuatku nyaman di sampingnya dulu akan kurasakan lagi sekarang. Namun, nyatanya tidak. Dia telah berubah menjadi perempuan yang bersifat buruk dan berambisi tinggi. Setelah dia menyatakan perasaannya padaku beberapa waktu lalu, aku sudah tidak merasakan hal yang sama lagi.

"Hyung?"

Aku membalikkan badan. Jungkook ternyata sudah berada di belakangku. Entah sudah berapa menit, aku rasa dia sudah melihat foto ini.

"Ada apa? Kau perlu sesuatu?" Tanyaku lalu perlahan memasukkan foto itu kembali ke lemari.

"Tidak. Hanya saja, aku dengar kau mau ke Busan." Kata Jungkook.

Nevermind [Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang