Shocked

3.1K 274 32
                                    

YESUNG POV.

Mataku terus menatap ponsel yang kini terletak begitu saja di meja kamarku.

Sudah 2 hari. Aku tidak berkomunikasi dengan Jimin. Sejujurnya, aku sudah mencoba memasang kembali kartuku ke dalam ponsel itu. Tapi, aku tidak mendapat pesan apa-apa. Baik itu dari Suga, maupun dari Jimin. Aku rasa, mereka sudah tidak peduli denganku lagi.

Aku meraih jaketku dan memasang sepatu yang biasa aku kenakan. Entah mengapa, aku butuh menyegarkan pikiranku saat ini. Karena belakangan ini, hidupku seperti dipenuhi dengan banyak masalah. Mataku tertuju ke satu supermarket yang kebetulan berdekatan dengan rumahku. Aku masuk kedalam dan mencari makanan kesukaanku, yaitu Ramyeon.

Setelah mendapatkan makanan itu, aku bergegas pergi ke kasir. Tapi, ada yang aneh. Kasir didepanku tidak mengecek harga ramyeon ini sama sekali. Dia bahkan hanya menatapku lekat-lekat. Aku melemparkan tatapan tanda tanya kepada pria itu, lalu dia tersadar dari lamunannya.

"Kau.. Lee Yesung?" tanya pria itu.

Heol.

Apakah aku menjadi terkenal saat sudah berpacaran dengan Jimin?

"Memangnya kenapa?" balasku. Pria itu langsung tersenyum dan memegang pundakku.

"Kau lupa denganku? Aku Kang Seon Woo. Teman dari Jae Young, kakakmu." ucapnya lagi.

Kang Seon Woo?

Aku merasa sedikit familiar dengan nama itu. Aku berusaha mengingat pria didepanku ini. Tapi, mungkin karena kepergian Ayah dan kakakku, aku jadi lupa dengan masa laluku.

"Maaf. Aku lupa, bisa kau beritau berapa harga ramyeon itu sekarang?"

Setelah mengatakan itu, Seon Woo dengan sigap langsung mengecek harga ramyeon yang aku berikan tadi. Aku lupa jika masih mengenal pria didepanku ini. Dulu Jae Young memang punya banyak teman, dan aku ragu jika Seon Woo adalah salah satu dari teman kakakku.

"Bagaimana kabar Jae Young sekarang?"

Aku terdiam sejenak, "Dia baik."

"Kalian tinggal dimana? Aku sangat ingin bertemu dengan Jae Young." Ucap Seon Woo lalu memberitahukan harga ramyeon itu. Aku segera membayarnya, tidak mau terlalu lama disini.

"Tidak jauh. Kau tinggal belok kiri saja dari sini, dan rumah kami satu-satunya yang berwarna putih disana.."

"Tapi, kau tidak akan bertemu dengan Jae Young." Tambahku lagi. Wajah Seon Woo tampak tidak mengerti dengan ucapanku, lalu aku memperjelasnya lagi.

"Dia kecelakaan 2 tahun lalu, dan meninggal."

Mulut Seon Woo terbuka sedikit. Aku rasa dia sangat terkejut dengan ucapanku tadi. Tapi, aku membalasnya dengan senyuman lalu pergi meninggalkan supermarket itu. Aku hanya memberitahukan kebenaran, dan memang banyak teman Jae Young yang tidak menerima kabar tentang kematiannya. Dan lagi, air mataku tumpah begitu saja. Nama Jae Young seolah menjadi hal yang sensitif untukku. Aku tidak bisa mendengar namanya atau bahkan menyebutnya sekali saja, pasti aku akan menangis.

Ibu pernah bilang jika kau selalu menangisi kepergian orang yang kau sayangi, percayalah, dia tidak akan tenang disana. Aku percaya hal itu. Tapi, hati dan pikiranku terlalu lemah menerima kenyataan. Aku belum terbiasa.

Aku segera menghapus air mataku dan masuk kedalam rumah. Setelah meletakkan ramyeon di meja dapur, aku pergi mengambil ponselku lagi.

Aku memasang kartunya lagi dan menyalakan ponsel itu.

1 messages.

Satu pesan. Dan itu dari, Jimin.

Ini sudah kedua kalinya aku melakukan kesalahan padamu. Aku tau kau kecewa. Tapi, selama kita berhubungan lagi, aku akan memperbaiki semua kesalahanku. Asal kau tau saja, tidak ada yang mencintaimu sebesar aku.

Nevermind [Jimin BTS FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang