True Colors

908 57 58
                                    

Tahun 325 - Aku Jerry, pemuda keturunan Portugis. Aku tinggal di rumah kecil bersama Ibu dan Kakakku, Sean. Baru-baru ini aku melihat sesuatu yang menarik di papan pengumuman kota, di sana tertulis sesuatu yang menarik minatku.   

"Perjalanan menemukan pulau baru bersama kru kapal laut Bluesea."

Sangat menarik pikirku, upahnya juga lumayan dan makan kami terjamin. Namun hal yang tak enaknya adalah aku harus meninggalkan Ibu dan Kakakku untuk sementara di kota ini. Aku akan menanyakan hal ini kepada Ibu dan Kakak pada saat makan malam nanti.

Pelangi muncul di Portugis hari ini, aku teringat cerita Ibu bahwa di ujung pelangi ada emas yang berlimpah. 

"Cerita itu benar gak ya?."

Well, bukan tidak mungkin, pelangi sangat indah, dan sesuatu yang indah pasti memiliki hal yang berharga. 

  ♫♪♫♪♩♪♫♪♫  

Langit sore menghiasi bumi Portugis, warna orange yang indah dari matahari terbenam dan orang-orang yang baru saja kembali dari kebun dan peternakan mereka. Seorang peternak duduk merenung di sebuah bar di pinggir jalan.

"Beri aku 1 botol minuman keras, aku ingin melupakan hari ini," pesannya kepada pelayan bar.
"Kau lagi, pasti kau kehilangan salah satu ternakmu lagi kan! Kau harus lebih baik dalam menjaganya," jawab pelayan bar.

Sudah kuduga, pasti salah satu naga menyeramkan dari gunung kembali memakan ternak milik warga, huft naga, carilah makananmu di hutan saja!

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Malam ini seperti biasa, aku berkumpul di ruang tamu dengan Ibu dan Kakak untuk makan malam.

Kakakku adalah tulang punggung keluarga ini, dia bekerja untuk aku dan Ibu. Biasanya aku hanya berkeliaran dan berjalan-jalan di tengah kota, bukan salahku aku belum bekerja, aku baru saja menginjak usia 17 tahun di tahun ini, dunia kerja masih terasa baru untukku, walaupun sesekali aku membantu Kakak memanen dan menanam benih di kebun kami.

"Kak, Ibu, ada sesuatu yang ingin kutanyakan."
"Apa itu?" Jawab Ibu.
"Tadi aku melihat papan pengumuman di kota, di sana tertulis ada kapal yang membutuhkan kru untuk perjalanan menemukan pulau baru."
"Ada apa tentang itu?" Tanya Kakak.

Aku khawatir mereka akan merespon apa tentang permintaanku ini, aku belum pernah keluar dari Portugis dan sangat ingin pergi melihat dunia luar, lain halnya dengan Kakakku, dia sudah pernah berlayar dengan kapal laut dan pergi ke suatu pulau yang namanya China. Ah tak apalah, akan kutanyakan saja.

"Aku ingin ikut!" Jawabku tegas.
"Apa kau yakin kau sudah dewasa dan bisa merawat dirimu sendiri Jerry, Ibu tak akan ada di sana untuk merawatmu selama perjalanan."
"Itu terserah kamu, Kakak bisa merawat Ibu selama kau pergi."
"Aku berjanji akan pulang dengan selamat Bu, izinkan aku ikut kapal itu yaa."
"Baiklah, Ibu akan selalu mendoakanmu."
"Pulanglah dengan selamat, kalau tidak Kakak akan menghajarmu!" Canda Kakak.

"Yes!" Kataku dalam hati. Aku merasa senang namun di sisi lain aku merasa sedih juga, aku tahu Kakak dan Ibu sangat menyayangiku, sedih rasanya akan meninggalkan mereka untuk beberapa waktu ini, tapi tak apalah, rasa penasaranku pasti akan terbayarkan, toh kru kapal yang akan kutumpangi juga sudah berpengalaman.

Aku juga punya seekor kucing peliharaan, kuberi nama dia Happy, karena setiap kali melihatnya, ia lucu dan aku merasa senang. 

"Oh, aku akan sangat merindukanmu Happy, aku akan segera kembali dan membawa banyak ikan untukmu! Jangan sampai dimakan naga ya!."
"Meow!"
"Aww, tenang saja Happy, aku pasti akan kembali."

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Kota kami sedang dalam musim gugur, buah-buahan yang melimpah dan dedaunan yang jatuh satu persatu dari pohonnya sangat membuat suasana kota ini terasa nyaman, well setidaknya itu akan bertahan sampai musim dingin nanti. Ibu pernah mengajariku cara paling ampuh untuk bertahan di musim dingin.

"Simpan hasil panen dari musim gugur agar kau tak kelaparan!"

Musim dingin memang menyulitkan namun juga waktu istirahat bagi para warga, semua ladang dan sungai akan membeku dan membuat udara menjadi sedingin es, brrr!

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

9.00 pagi.

Pelabuhan yang sibuk, ratusan ikan, hasil laut, dan perkebunan diangkut dan diperjualbelikan di sini, kota kami memang sudah menemukan beberapa pulau yang bisa diajak bekerjasama dalam urusan jual beli ini, namun proses itu tak selalu lancar, banyak orang-orang dari utara yang memiliki emosi yang tinggi, vikings! Aku sering menyebut mereka raksasa dengan kapak, karena tubuh mereka yang besar dan kapak mereka yang tak kalah besar juga, aku bertaruh mereka setidaknya sudah pernah membunuh 1 makhluk buas dalam hidup mereka.

"Hei! Tepi sikit lah anak kecil. Jangan menghalangi jalan!" Seseorang berteriak di tengah pelabuhan dengan bahasa yang cukup unik, kurasa ia bukan orang yang berasal dari pulau ini.
"Arrghh," jerit seorang anak kecil yang tertabrak orang itu.

Tiba-tiba saja seorang viking berlari kearah anak itu, apa ia akan ikut memarahinya juga?! Ah, para viking, aku harus menghentikannya!

"Kau tak apa? Biar kubantu, perhatikan jalanmu lain kali," kata viking itu.

Anak itu hanya mengangguk dan langsung berlari keluar dari pelabuhan. Well, kukira dia akan ikut memarahinya juga, kurasa aku tak bisa memandang orang hanya dari luarnya saja, para viking yang terlihat sangat menyeramkan ternyata punya hati yang cukup baik.


♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Picture by AnnekaTran (Deviantart)

Legend of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang