Dragon

115 9 0
                                    

"Raaaarrrggrrrargle!"
"Wuff wuff wuff!" Snow terdengar seperti sedang menyalak sesuatu.

Suara yang nyaring membangunkanku dari tidurku, suara apa itu? Apa yang dilihat oleh Snow? Aku membuka mataku perlahan, langit sudah terlihat sedikit terang, pasti sekarang sudah subuh. Aku masih mengantuk, lebih baik aku tidur lagi, masih ada beberapa jam untuk tidur.

"Raaaarrrggrrrargleglllrrrrgg."

Ah, benar juga, suara apa itu? Aku segera bangkit dari tidurku, melihat ke sekitar, bahaya! Itu troll! Dan dia sedang berada di dekat Eza. Benar juga, semalam aku dan Eza tertidur di samping api unggun, bukan di tenda yang dibuat Tarzan.

Troll adalah makhluk buas yang ukuran tubuhnya seperti raksasa. Mereka lebih besar dari manusia, walaupun tenaga mereka besar, troll cenderung bodoh. 

"Raaaarrrggr," troll itu memegang kepala Eza dengan tangannya dan mengangkatnya. 

Bahaya! Aku harus cepat menyelamatkan Eza, kalau tidak dia pasti akan dimakan troll sebentar lagi. Kapakku, ah, kapakku ada di tenda, aku harus cepat mengambilnya, tapi sebelum itu, aku harus mengulur waktu dan mengalihkan perhatian troll itu. 

"Eza bangun!!" Teriakku sangat keras, berusaha membangunkan Eza dan menarik perhatian troll itu. 

Troll itu melihat ke arahku, dia memindahkan Eza ke tangan kirinya, dan mencoba meraihku dengan tangan kanannya, Eza terbangun namun tak berkata apa-apa, pasti dia terbangun karena dipegang terbalik oleh troll itu. Eza mengambil pedangnya yang ada di punggungnya, dia memang selalu membawa pedangnya, bahkan saat tidur. Aku segera berlari ke arah tenda untuk mengambil kapakku, bertahanlah Eza, aku akan kembali dalam 10 detik! 

"Dapat!" Kataku sambil mengambil kapakku. 

Aku segera berlari lagi ke arah api unggun. Troll itu sudah tak ada, dan Eza sedang tertidur di tempatnya semula, what?! Apa aku berhalusinasi tadi? Tak mungkin, aku yakin tadi itu nyata. 

"Raaaarrrggrrraaa!!!"

Benarkan, aku tak berhalusinasi, suara troll itu terdengar lagi! Kali ini suaranya seolah perlahan-lahan mendekat, aku melihat sekeliling, tak ada troll di manapun. 

"Brukk!" Sesuatu jatuh dari langit di belakangku. 

aku melihat ke belakang, troll ? Ah, pasti Eza melemparkan troll itu ke langit. Semuanya jadi masuk akal sekarang. Sama seperti saat dia melemparkan seorang bajak laut terbang bebas di langit. Tak berubah sama sekali, Eza malah tidur lagi. 

Dari penampilannya, sepertinya troll itu belum mati, tapi sedang tak sadarkan diri. Rasa kantukku sudah hilang sekarang, yang lainnya masih tertidur lelap, sebaiknya aku mencari buruan untuk makan pagi kami. 

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Aku berhasil mendapatkan hewan buruan, kapakku mendarat di tubuh 4 ekor kelinci. Sebaiknya aku segera membuat api dan menguliti kelinci ini, agar semuanya jadi siap dimakan. 

"Hee? Kenapa ada troll di sini?" Luna bertanya sambil menguap dan berjalan ke arahku. 

Ternyata Luna sudah bangun, dia melihat heran ke arah troll itu. 

"Oh itu, Eza melemparkannya ke langit, dan sekarang dia tak sadarkan diri karena jatuh dari langit," jelasku pada Luna.
"Kau bercanda? Makhluk sebesar itu dilemparkan ke langit oleh Eza?" Luna tampak kaget.
"Hahaha, aku serius Lun, ini bukan pertama kali aku melihatnya melakukan hal itu" jawabku.

Ekspresi wajah Luna persis seperti pertama kali aku melihat Eza menerbangkan sesuatu, mulutnya terbuka seakan tak percaya, anak itu memang sangat kuat. 

"Sini Jer, biar aku yang menguliti kelincinya," tawar Luna. 
"Puk puk, kuda yang baik," kataku bercanda padanya. 
"Hahaha, itukan lelucon milikku! Sana buat api untuk masak," perintah Luna.

Aku mengumpulkan kayu bakar di sekitar tenda, Tarzan sudah bangun, dia terlihat sedang meregangkan tubuhnya. 

"Hee? Kenapa ada troll di sini?" Tarzan bertanya persis seperti Luna.

Dasar Eza, gara-gara dia semua orang jadi kaget saat bangun tidur. Tarzan bergegas membantuku mencari kayu bakar, sudah terkumpul cukup banyak, saatnya membuat api. 

"Jerry, dagingnya sudah siap," Luna tersenyum sambil memperlihatkan hasil mengulitinya padaku, wanita memang ahli dalam hal yang berkaitan dengan memasak. 

Sekarang, tinggal memanggang daging kelinci ini. Luna sudah memotong dan menusuk-nusuk daging kelinci itu ke dalam beberapa ranting, dia membuat sate kelinci yang enak. Aroma daging tercium sangat enak, pasti Eza akan segera bangun karena ini. Yap, itu dia, langsung duduk dan  bergabung dengan kami. 

"Hee? kenapa ada troll di sini?" Tanya Eza seperti tak tahu apa-apa. 

Plak! Jitakan maut dariku mendarat di kepala Eza.

"Kau lupa lagi, kau melemparnya ke langit karena mengganggumu tidur, Za".
"Oh! Aku ingat, hahahaha" katanya sambil tertawa lebar.
"Hahaha," Tarzan dan Luna tertawa melihat kami berdua. 

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Kenyang rasanya menikmati sate kelinci tadi, sekarang waktunya melanjutkan perjalanan, kami semakin dekat dengan gunung toba. 

"Sebentar lagi kita akan sampai," kata Tarzan. 
"Okay! Semangat," jawabku.
"Yap, semangat!" Eza.
"Hu um!" Luna mengangguk.

Kami tiba di dasar gunung toba, aku bisa melihat ada seekor naga dan banyak raptor di sini. Tanaman yang kami cari ada di sana, tepat berada di belakang naga yang sedang tidur, naga itu sangat besar, kulitnya terlihat sangat keras, mulutnya seolah akan mengeluarkan api kapanpun. Kita butuh rencana, kalau bisa, tanpa membangunkan makhluk buas yang sedang tertidur itu. 

"Jadi, apa rencana kita?" Tanya Tarzan. 
"Kita bisa mengalahkan kawanan raptor itu, tapi kalau naga, aku tak yakin" jawabku.
"Ya, benar, naga sangat kuat!" Kata Luna setuju. 
"Hu um, ayahku bilang sangat sulit untuk mengalahkan naga" kata Eza sambil mengangguk.
"Bagaimana kalau Snow memancing raptor itu menjauh dari naga, lalu kita bisa melawan kawanan raptor tanpa membangunkan naga itu," aku mengajukan ide. 
"Ide yang cukup bagus," Tarzan setuju. 
"Kau siap Snow?" Tanya Eza pada direwolfnya.
"Wuff!".

Snow berhasil mendekati kawanan raptor itu, ukurannya jauh lebih besar daripada Snow, tapi untuk masalah kecepatan, Snow lebih cepat dari mereka. Kawanan raptor mulai mengejar Snow yang berlari ke arah kami, semuanya sudah siap dalam posisi masing-masing. Luna memanah raptor yang dia bisa sebanyak mungkin, Tarzan menusuk para raptor dengan tombak miliknya, aku dan Eza di barisan paling depan membelah para raptor menjadi dua bagian dengan pedang dan kapak. Dalam hitungan detik, kami berhasil melumpuhkan kawanan raptor itu.

Sekarang tinggal satu masalah, naga! Makhluk raksasa yang sangat kuat dengan napas apinya.

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Picture by Disse8 6 (Deviantart)

Legend of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang