5 Menit lagi

237 27 12
                                    

Rambut hijaunya terlihat sangat mencolok dari belakang, apa Eza sudah pernah melakukan perjalanan kapal sebelumnya? Dia terlihat percaya diri selagi menaiki kapal. Dia juga membawa pedang yang sangat besar, dibandingkan dengan ukuran tubuhnya, pasti pedang itu sangat berat. Aku mengikutinya dari belakang, mengantri untuk mendaftar menjadi awak tambahan di kapal Bluesea. 

"Siapa nama binatang penyuka kue ikan ini?"
"Namanya Snow, aku menemukannya saat musim dingin."
"Kau tak pandai memilih nama, harusnya kau namakan ia SPEKI, Sang PEncuri Kue Ikan."
"Hahaha, kau masih marah tentang itu."

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

"Ahoi, para awak kapal Bluesea yang baru bergabung, ini akan menjadi perjalanan yang berbahaya dan beresiko, jadi jika kalian ingin mengundurkan diri, mengundurkan dirilah sekarang!" Kapten kapal membuat pengumuman.

Beresiko? Cih, kita hanya perlu menyeberangi lautan dan menemukan pulau, kedengaran gampang bagiku. 

"Kau dengar itu? Ini akan berbahaya!" Kata Eza bersemangat. 
"Kau malah jadi bersemangat karena ini berbahaya? Kau memang sudah gila Za."
"Ayolah, kita butuh tantangan di hidup ini, ayahku pernah berkata semakin besar seekor naga semakin banyak daging yang akan didapat."
"Hmm."

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Langit malam di lautan memang berbeda, sang bintang terlihat seperti titik-titik yang sangat banyak di langit. Udaranya dingin, aku teringat Ibu, Kakak, dan Happy di rumah, kini aku berada di tengah lautan, jauh dari mereka, perasaan apa ini? Aku merasa sangat merindukan mereka, aku yakin mereka juga merindukanku. 

"Selimut ini akan membantumu menghangatkanmu," Ibu.

Ya, ini memang hangat Bu. Lonceng kapal membuyarkan lamunanku, menandakan waktu untuk makan malam. Aku penasaran apa menu makan malam di kapal ini? Yang pasti bukan daging sapi dan bir seperti yang ada di kota. 

" Hei Jerry, ayo cepat sini!"

Si berandal itu sudah lebih dulu mengantri di barisan paling depan, apa dia sangat lapar? 

"Woah, apa itu? Sup ayam dan air mineral, ini lumayan enak!" Kataku sambil melihat makanan yang sudah dibagikan pada awak lain. 
"Yeah, kapal ini lumayan, lebih baik dari perkiraanku."

Aku dan Eza duduk di tepi kapal sambil menyantap sup ayam kami, tidak sia-sia pekerjaan mengangkat barang dan menyikat kapal siang tadi, makanannya enak! Dia makan dengan sangat lahap, sambil sesekali memberi tulang ayam untuk direwolf miliknya, kurasa akan ada banyak tulang sisa untuk Snow malam ini. 

"Jadi Za, kau sudah pernah bepergian seperti ini sebelumnya?"
"Belum! Ini kali pertama aku melakukannya, kalau kau?"
"Aku juga, kukira kau sudah berpengalaman."
"Aku terlihat seperti berpengalaman? Benarkah?"
"Ya, maksudku kau terlihat sangat berani, bersemangat, dan sangat nyaman berada di sini."
"Haha, begitukah? Selama tempat itu punya makanan, aku akan menyukainya!"
"Heh, Kau terlalu lama di hutan," candaku.

Ini kali pertamaku memakan ikan ini, ikan baracuda, dengan gigi yang seperti duri dan mata melotot yang menyeramkan, mereka sudah layak disebut sebagai salah satu predator menakutkan di laut. Aku tak pernah menyangka ikan baracuda akan se-enak ini jika dijadikan sup, sulit untuk menangkap ikan ini, pancingmu akan putus duluan sebelum kau bisa menariknya ke permukaan. 

"Wooaaaahhh Jerry lihat itu!" Teriak Eza sambil menunjuk kelangit.
"Ada apaaaaaa?!"
"Ada bintang jatuh, cepat buat permohonan!!"

Awak kapal lain hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kami, sebenarnya aku tak kekanak-kanakan kau tahu, ini semua karena Eza yang berteriak dan aku jadi terbawa suasana. 

"Jadi, apa permohonan yang kau buat?" Tanyaku.
"Itu rahasia!"
"Pelit!"

Malam semakin larut, aku merapatkan selimutku, mencoba untuk tertidur. Suara air menjadi sangat merdu dikeheningan malam ini, Eza tampak tertidur sangat pulas disamping Snow, binatang itu pasti tak kedinginan karena punya bulu yang tebal, Eza yang selalu tertawa dan cerewet-pun terlihat sangat tak berdosa ketika sedang tidur. Well, selamat malam bintang-bintang, aku akan menyusul mereka ke alam mimpi.

♫♪♫♪♩♪♫♪♫

5.00 pagi.

"Bangun, bangun! Kapal diserang bajak laut! Bangun, bangun!!!!" Kapten kapal berteriak dari nahkodanya.

Aku punya kapak, aku bisa melawan mereka! Aku tak pernah melihat bajak laut sebelumnya, setangguh apa mereka? Bring it on pirates!!  Aku bersemangat, selama ini aku hanya melawan binatang-binatang buas di hutan Portugis, lagipula aku benci bajak laut, mereka merampas hal yang bukan hak mereka. Dan juga, bagaimana bisa si sialan ini dan peliharaannya masih tertidur pulas di saat seperti ini?!!

" Ezaaa bangun, sialan!!!"

Gerombolan bajak laut memasuki kapal Bluesea, aku mengayunkan kapakku pada setiap musuh yang datang, banyak sekali! Si Eza sialan ini masih tertidur di tengah kekacauan ini, beruntung para bajak laut menganggap ia sudah mati karena terlentang di lantai, seraaaang!

doublekill, triplekill, triplekill, aku dapat bertahan sejauh ini, heh, kurasa bajak laut tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pemuda dari hutan Portugis. 

"Matilah!" Seorang bajak laut berlari ke arahku dengan pedangnya, suasana masih sangat kacau, para awak Bluesea kewalahan menahan para bajak laut, kalau terus begini kita tak akan mampu bertahan, kita akan kalah, ah.

"Brukkk!!!!!" Bajak laut itu tersandung kepala Eza yang terbaring di lantai.

" *****! Saaaakiiiiiitttt! Siapa itu!!!" Sumpah serapah keluar dari mulut Eza, Snow juga terbangun bersamaan dengannya, cih, akhirnya si berandal itu bangun juga. 

Eza langsung mengeluarkan pedang besarnya dan menebas bajak laut itu, ia menyadari kapal sedang diserang bajak laut. Satu ayunan, satu ayunan kuat, sangat kuat dari Eza menerbangkan bajak laut itu.

"Gila... apa yang baru saja kulihat, bajak laut itu baru saja terbang bebas di langit!"

" Uwaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh!!" Eza berteriak sambil berlari kearah kapal bajak laut itu.

Apa yang direncanakan si bodoh itu, kenapa ia malah berlari ke arah kapal bajak laut, bukannya musuh, ada puluhan musuh yang ada di kapal kita ini sekarang!!

"Hoiii Ezaa!! Musuhnya ada di kapal kita, gila!!" Ah, ia tak menghiraukanku dan tetap saja berlari ke arah kapal bajak laut itu.

"Hiiiyaaaaaaaaaaaaaaaa!!" Eza mengayunkan pedangnya keatas, menyerang tepat di tengah-tengah kapal bajak laut itu, dia menggertakkan giginya dan berteriak!

"Brukkkkkkk!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Suara apa itu? Sangat keras sehingga semua manusia yang berada di kapal hilang fokus dan melihat ke arah berasalnya suara, apa yang baru saja terjadi? 

Kapal bajak laut itu terbelah dua?! Haa?! tak mungkin, ini pasti mimpi, ini pasti mimpi. 

Kru bajak laut maupun awak kapal Bluesea tertegun dan tak bisa berkata-kata, otak mereka tak bisa mencerna apa yang baru saja terjadi. Eza berjalan santai kearahku, matanya sayu dan terlihat lelah, satu, dua, tiga langkah, ia tiba di depanku, mengambil selimut miliknya dan berbaring di lantai.

"Izinkan aku tidur 5 menit lagi."



♫♪♫♪♩♪♫♪♫

Picture by katdesignstudio (deviantart)




Legend of IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang